Mengenal Gangguan Kecemasan yang Sering Luput dari Perhatian

Mimi Rohmitriasih diperbarui 21 Nov 2022, 13:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Merasa cemas dan panik merupakan hal yang wajar dialami setiap orang. Namun perlu kita tahu, kecemasan yang dialami orang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Beberapa orang bisa mengalami kecemasan yang ringan. Tapi tidak sedikit orang yang mengalami kecemasan tingkat tinggi sehingga mengganggu kesehatannya secara keseluruhan. 

Mengutip dari laman healthline.com, gangguan kecemasan yang telah terjadi selama betahun-tahun, cukup sulit untuk disembuhkan secara total. Gangguan kecemasan ini berisiko meningkatkan beragam masalah kesehatan. Termasuk menyebabkan melemahnya fungsi tubuh.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Gangguan Kecemasan Berbeda dengan Stres

Ilustrasi Depresi atau Gangguan Cemas Credit: pexels.com/Ivan

Menurut wakil presiden penjangkauan klinis untuk Newport Academy, sebuah fasilitas perawatan kesehatan mental remaja, Kristin Wilson, MA, LPC, gangguan kecemasan berbeda dengan stres. Umumnya, kecemasan ditandai dengan gejala kegelisahan yang terus menerus, perasaan takut, khawatir dan perasaan tidak nyaman. Kecemasan juga rentan menyebabkan sakit kepala, penurunan fungsi tubuh, lemah, lemas, susah tidur hingga tekanan darah tinggi. 

Sementara itu, stres adalah reaksi terhadap tekanan, keadaan yang tidak nyaman, ancaman atau respon terhadap beberapa hal ekstrenal. Stres bisa sembuh ketika hal eksternal yang mengganggu selesai. Tapi, ini tidak berlaku untuk gangguan kecemasan. Kondisi ini akan terus berlanjut meski masalah demi masalah telah usai atau selesai.

3 dari 3 halaman

Mengola Stres dan Terapi Bisa Menyembuhkan Gangguan Kecemasan

Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Ada beberapa tips untuk mencegah dan mengatasi gangguan kecemasan. Tips yang tak boleh luput adalah kelola stres dengan baik. Beberapa ahli juga menyarankan agar penderita gangguan kecemasan melakukan terapi untuk mengatasi kondisi ini. 

Psikolog dan penulis Freedom from Anxious Thoughts and Feelings: A Two-Step Mindfulness Approach for Moving Beyond Fear and Worry Dr. Scott Symington, Ph.D. mengungkapkan jika gangguan kecemasan bisa diobati. Ini adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling dapat diobati. Ada beberapa perawatan dan terapi berbasis bukti yang sangat efektif dalam mengurangi gangguan kecemasan.

Meski gangguan kecemasan bisa diobati, penting bagi kita untuk mengelola stres dengan baik demi mencegah risiko ini. Dan ketika kita berada di kondisi ini, kita penting mendapat dukungan dan pendampingan dari orang sekitar. Studi menemukan jika gangguan kecemasan bisa semakin parah ketika orang di sekitar tidak memberi dukungan, tidak memberi perhatian dan tidak mempedulikan. Semoga informasi ini bermanfaat.

#WomenForWomen