Fimela.com, Jakarta Sudahkah kamu tahu berapa jumlah anjuran asupan konsumsi gula, garam, dan lemak harian? Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula dan asupan kalori yang dikonsumsi setiap harinya sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan diabetes.
Untuk memudahkan masyarakat dalam menghitung dan memenuhi anjuran konsumsi GGL (gula, garam, lemak), Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Klaim dan Informasi Nilai Gizi, serta Pangan dengan Proses Tertentu dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Badan POM RI, Sofhiani Dewi, STP, M.Si menjelaskannya. Konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram, garam tidak lebih dari 5 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram.
Ia juga mengatakan bahwa kita diharapkan cermat memperhatikan kandungan Gula, Garam dan Lemak setiap pangan olahan yang akan dikonsumsinya melalui Tabel Informasi Nilai Gizi yang memuat takaran saji, jumlah sajian per kemasan, nilai dan persentase AKG zat gizi termasuk GGL. Hal itu Sejalan dengan kebijakan terkait konsumsi Gula, Garam, Lemak dalam rangka pencegahan Penyakit Tidak Menular, saat ini setiap pangan olahan dalam kemasan wajib mencantumkan informasi nilai gizi.
Kondisi Diabetes Sangat Mengkhawatirkan
Untuk meningkatkan awareness dan edukasi masyarakat tentang pentingnya batasi konsumsi gula harian, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggalakkan kampanye #BatasiGGL yang sudah dijalani Nutrifood sejak 2013. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih sehat khususnya dengan membatasi asupan gula dan bagaimana membentuk gaya hidup sehat yang lebih baik agar terhindar dari risiko diabetes.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes mengungkapkan, “Diabetes merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi beban kesehatan karena telah menyerang setidaknya 537 orang di seluruh dunia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045. Secara global, Hari Diabetes Sedunia 2022 mengangkat tema “Education to Protect Tomorrow” sementara untuk tema nasional yaitu “Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu”. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes.”
Dr. Eva Susanti melanjutkan, “Maka dari itu, penanggulangan penyakit diabetes perlu dilakukan secara komprehensif oleh seluruh lapisan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI berkomitmen melakukan Transformasi Kesehatan khususnya di layanan primer dan layanan rujukan. Transformasi layanan primer dengan promosi dan edukasi untuk merubah pola hidup, menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik dengan perilaku CERDIK, deteksi dini faktor risiko diabetes dapat dilakukan di Posyandu, peningkatan layanan primer dengan pengembangan panduan praktik agar pasien yang telah dideteksi dini mendapatkan tatalaksana dan pengobatan sesuai standar dan terkontrol kondisinya. Sementara untuk transformasi layanan rujukan, disusun program jejaring rujukan nasional.”
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS menjelaskan, “Kondisi diabetes saat ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes merupakan Mother of Diseases karena menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya. Individu dengan riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu atau kelompok pre-diabetes perlu lebih memerhatikan diri dan menerapkan pola hidup sehat salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman, agar kondisi mereka tidak berlanjut menjadi diabetes melitus.”
Bukan Tidak Boleh Sama Sekali Konsumsi Gula
dr. Rudy Kurniawan melanjutkan, “Konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Namun bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula. Masyarakat boleh mengonsumsi gula dengan batasan yang telah dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, masyarakat khususnya kelompok pre-diabetes dan diabetes juga memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin, dan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan.”
Head of Strategic Marketing Nutrifood, Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng menyatakan, “Sejalan dengan misi ‘Inspiring a Nutritious Life’, Nutrifood selama lebih dari 43 tahun telah berkomitmen dalam mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk selalu mengimplementasikan gaya hidup sehat setiap saat termasuk selama masa pandemi. Pada kampanye #BatasiGGL yang memasuki tahun kesembilannya ini, kami mengadakan program edukasi untuk mendukung tema nasional yang diusung pemerintah, karena kami menyadari pentingnya komitmen yang berkelanjutan dan kolaborasi bersama mitra strategis seperti Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mendukung pengendalian penyakit diabetes. Sejak 2013, Nutrifood secara konsisten mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kampanye #BatasiGGL serta Baca Label Kemasan. Membatasi konsumsi GGL sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI berperan penting sebagai pencegahan risiko pre-diabetes dan diabetes. Selain itu, perlu didukung juga dengan menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, istirahat yang cukup dan deteksi dini.”
”Nutrifood melalui berbagai produknya senantiasa mendukung pencegahan dan pengendalian diabetes melitus di Indonesia dengan menghasilan produk yang rendah gula, garam dan lemak seperti Tropicana Slim. Nutrifood berharap individu yang sehat tetap sehat, individu yang sudah memiliki faktor risiko dapat mengendalikan faktor risiko tersebut agar tidak diabetes, dan individu dengan diabetes melitus dapat mengendalikan penyakitnya agar tidak terjadi komplikasi yang berbahaya,” tutup Susana.