Fimela.com, Jakarta Penyanyi dan musikus Ravi Andika kembali merilis karyanya jelang penghujung tahun 2022. Sebuah EP bertajuk “PURWARUPA” ia persembahkan kepada para pendengar dengan 5 track baru yang ia tulis.
Mini album terbaru dari Ravi ini melibatkan sejumlah nama yang disegani di kancah musik. Mulai dari Dani Primada dan Tomy Icom sebagai produser, yang juga berada di balik nama besar Peterpan, Caffeine, Dygta dan Geisha. Ada juga Ari Renaldi yang dikenal sebagai produser Tulus dan Yura Yunita turut mengisi drum di EP Purwarupa ini. Dan tak ketinggalan Ari Firman dari The Groove mengisi track bass dan juga mengaransemen strings section.
Untuk rekaman instrumennya diambil oleh Ravi yang mengusai beberapa alat musik. Sementara untuk proses mixing dan mastering turut melibatkan Ivan Dewanto, Steve Carao dari Sage Audio dan 7th Floor.
Jaga Identitas
Melibatkan banyak kepala dan ide dalam penggarapannya, Ravi Andika tetap menjaga benang merah di EP Purwarupa. Dari sisi lirik dan notasi, ia masih banyak menuangkan karakternya sehingga tak terkesan seperti sebuah kompilasi.
Dari sisi penyusunan track juga dipikirkan dengan matang oleh Ravi. Ia membuat EP ini seperti linimasa perjalanan musikal yang ia lewati sebagai singer dan songwriter yang terus bereksplorasi.
Meski begitu ia mencoba mencari hal baru tanpa terdengar mencoba terlalu keras dan meninggalkan identitas Ravi Andika dan dengan rasa yang personal. Sepintas lagu-lagu di EP PURWARUPA ini mempunyai makna yang sederhana, sebatas selebrasi kebahagian, kehilangan dan pengorbanan, namun tidak bagi yang jeli dan mau menggali lebih dalam. Di sana ada konflik yang rumit, relasi yang skeptikal, Elaborasi kepongahan, momen pra-kehilangan sampai pengorbanan. “Tuan Muda Jenaka” menjadi pilihan tepat sebagai lagu pembuka di EP PURWARUPA ini.
EP Purwarupa sekaligus menjadi ungkapan perasaan dan perayaan kecil di ujung alurnya. Lirik-lirik yang dipersembahkan di tiap lagi membawa cerita masing-masing tapi tetap terkait dalam benang merah yang mengikatnya.
Ravi melihat mini album ini bukan merupakan prototipe coba-coba dalam rangka menguji pasar, tapi merupakan pengalaman sensorik yang mengombang-ambing namun ditutup dengan suka cita.