Berapa Berat Badan Ideal Anak Usia 3 Tahun yang Perlu Diketahui Orangtua?

Fimela Reporter diperbarui 24 Nov 2022, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi dan struktur tubuh pada anak menjadi keinginan semua orangtua. Hal ini dikarenakan berat badan menjadi salah satu indikator pertumbuhan anak yang paling mudah untuk diukur. Anak dengan berat badan ideal akan lebih sehat dan memiliki perkembangan yang baik dibandingkan anak dengan masalah gizi.

Jika anak kelebihan berat badan, ia mungkin rentan terhadap banyak masalah medis. Jika dia kekurangan berat badan, anak juga bisa menderita masalah medis dan kedua kasus tersebut membutuhkan perawatan medis. Dikatakan bahwa kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan bisa disebabkan oleh gangguan makan, tetapi hal ini juga memerlukan perhatian medis atau psikologis.

Dilansir dari cdc.gov dan kemenkes.go.id, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 ini merevisi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child Growth Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5 (lima) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun. Standar tersebut memperlihatkan bagaimana pertumbuhan anak dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Standar Antropometri Anak

Standar Antropometri Anak Kemenkes RI berikan gambaran rata-rata tinggi badan anak usia 3 tahun/cophyright freepik.com

Standar Antropometri Anak Kemenkes RI berikan gambaran rata-rata tinggi badan anak usia 3 tahun. Pada anak lak-laki, tinggi badan sekitar 92,4 cm - 99,8 cm, dengan rentang berat badannya sekitar 12,7 kg - 16,2 kg. Sedangkan pada anak perempuan, tinggi badan sekitar 91,2 cm - 98,9 cm dengan rentang berat badannya sekitar 12,2 - 15,8 kg.

Meski demikian, tidak sedikit anak-anak yang memiliki berat dan tinggi anak 3 tahun yang kurang atau bahkan lebih dari angka idealnya. Mereka mungkin terlalu kurus, kelebihan berat badan, atau bertubuh pendek (stunting).

Dalam masa pertumbuhan, anak-anak umumnya mengalami kenaikan berat badan rata-rata 1,8-2,7 kg per tahun. Sementara, tinggi badan rata-rata bertambah sekitar 5-7 cm setiap tahunnya. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi pertumbuhan berat badan dan tinggi anak-anak.

3 dari 3 halaman

Faktor yang memengaruhi berat badan anak usia 3 tahun

Apa saja faktor yang memengaruhi berat badan anak? (Foto: Shutterstock)

1.Keturunan

Transmisi fitur fisik dari orangtua kepada anak-anak melalui gen mereka dikenal sebagai hereditas. Ini berdampak pada banyak bidang penampilan fisik, termasuk tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh, warna mata, tekstur rambut, dan bahkan IQ dan bakat.

2. Nutrisi

Nutrisi yang dikonsumsi anak memiliki dampak signifikan terhadap tinggi dan berat badan. Ketika anak mengonsumsi makanan yang tak bergizi, anak tidak akan mendapatkan nutrisi yang cukup dan akan mengalami masalah pertumbuhan.

3. Lingkungan tempat tinggal

Total stimulasi fisik dan psikologis yang diterima oleh anak diwakili oleh lingkungan, yang memainkan peran kunci dalam perkembangan anak. Lingkungan fisik dan kondisi geografis rumah anak, serta lingkungan sosial dan interaksinya dengan keluarga dan teman, merupakan unsur lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini.

4. Hormon

Hormon merupakan bagian dari sistem endokrin dan berperan dalam berbagai aktivitas tubuh. Mereka diciptakan oleh beberapa kelenjar yang mengeluarkan hormon yang mengontrol aktivitas fisiologis dan terletak di berbagai area tubuh.

Fungsi hormon yang tepat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik anak-anak yang sesuai. Cacat pertumbuhan, obesitas, masalah perilaku, dan gangguan lainnya dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan fungsi kelenjar penghasil hormon.

5. Kelainan genetik

Kelainan genetik dapat pula memengaruhi berat dan tinggi anak usia 3 tahun. Jika anak memiliki kelainan genetik, seperti sindrom Down, sindrom Noonan, atau sindrom Turner, kondisi tersebut bisa memengaruhi pertumbuhannya.

Orangtua harus terus memantau pertumbuhan anak secara rutin dengan cara mencatatnya bila diperlukan. Dengan begitu, bila ditemukan pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak wajar, kamu bisa langsung mengetahuinya. Penanganan pun diharapkan dapat secara optimal dilakukan.

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen