Aborsi, Benarkah Berpengaruh Pada Kesuburan? Cek Faktanya

Mimi Rohmitriasih diperbarui 11 Nov 2022, 12:46 WIB

Fimela.com, Jakarta Salah satu hal yang cukup berpengaruh pada kehamilan seseorang adalah riwayat kehamilan sebelumnya. Para ahli percaya jika riwayat kehamilan di masa lalu berpengaruh pada kehamilan berikutnya. Tapi, bagaimana dengan riwayat aborsi? Apakah ini juga berpengaruh pada kesuburan kandungan? 

Mengutip dari laman verywellfamily.com, aborsi merupakan menggugurkan kandungan. Ada banyak hal yang mengharuskan seseorang menggugurkan kandungan, salah satunya adanya risiko tertentu jika kehamilan terus dilanjutkan. Dalam dunia medis, aborsi dilakukan jika kehamilan membahayakan janin pun Mom jika itu terus dipertahankan. Tapi, apakah benar jika aborsi ini mempersulit kehamilan di masa depan? Benarkah aborsi menyebabkan kemandulan?

2 dari 3 halaman

Aborsi dan Pengaruhnya untuk Kesuburan

ilustrasi perut hamil/Natalia Deriabina/Shutterstock

Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa aktivitas aborsi bisa berpengaruh pada kesuburan. Para ahli menemukan jika aborsi tidak membuat seseorang kesulitan hamil di masa depan. Dengan catatan, aborsi ini dilakukan dengan cara tepat, orang yang tepat dan tempat yang aman serta nyaman. Aborsi sebaiknya dilakukan dengan alasan medis kuat dan legal, serta dilakukan dokter ahlinya. 

Studi yang dilakukan para ahli dan diterbitkan di European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, menyebutkan tidak ada pengaruh aborsi terhadap kesuburan Mom. Umumnya aborsi tidak berpengaruh pada kesuburan. Tapi perlu dicatat, riwayat aborsi rupanya memiliki beberapa pengaruh terhadap kehamilan selanjutnya. Riawayat aborsi bisa meningkatkan beberapa risiko pada kehamilan berikutnya.

3 dari 3 halaman

Risiko Aborsi Terhadap Kehamilan Selanjutn

ilustrasi hamil/copyright Shutterstock

Ada beberapa risiko aborsi terhadap kehamilan selanjutnya. Beberapa risiko tersebut antara lain: 

  • Risiko pendarahan di awal kehamilan yang lebih tinggi. 
  • Bayi berpotensi lahir dengan berat badan di bawah normal dan lahir sebelum waktunya atau kelahiran premature.
  • Risiko pendarahan saat proses persalinan lebih besar. Ini biasanya terjadi karena plasentan yang menutupi sebagian atau seluruh serviks. 

Selain berpengaruh pada kehamilan selanjutnya. Aborsi juga berpotensi menyebabkan beberapa efek samping. Terlebih jika aborsi ini dilakukan dengan cara yang kurang tepat dan bukan oleh ahlinya. Berikut beberapa efek samping dari aborsi. 

  • Risiko infeksi lebih tinggi. Ini mengingat leher rahim melebar saat aborsi. Melebarnya leher rahim ini memudahkan bakteri masuk ke rahim dan tubuh. 
  • Risiko kerusakan rahim. 
  • Infeksi dan radang panggul lebih berisiko.
  • Aborsi menyebabkan pendarahan vagina. 
  • Aborsi bisa meningkatkan risiko penyakit kanker. 
  • Tidak menutup kemungkinan pelaku aborsi mengalami pendarahan hebat hingga meninggal dunia. 

Itulah sedikit ulasan mengenai aborsi. Meski aborsi tidak berpengaruh pada kesuburan, sebaiknya aborsi tetap dilakukan atas saran dokter dan dilakukan jika kehamilan mengancam keselamatan Mom pun janin. Aborsi juga harus dilakukan oleh ahlinya dan dengan prosedur yang jelas serta legal. Semoga informasi ini bermanfaat. 

#WomenForWomen