Fimela.com, Jakarta Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang menimbulkan korban jiwa hingga lebih dari 150 orang ini menjadi salah satu peristiwa memilukan yang terjadi di destinasi wisata. Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang tak terhindarkan.
Apabila kepadatan menjadi tak terkendali, maka situasi bisa berubah dalam sekejap menjadi bencana. Situasi keramaian yang tak terkendali ini tak hanya terjadi di Itaewon, tetapi juga di Kanjuruhan, Malang; konser salah satu K-Pop group di Tangerang Selatan; dan insiden di Gujarat Bridge –jembatan di India yang menjadi salah satu destinasi wisata–.
Oleh karena itu, travelers perlu mengetahui langkah-langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menghindari risiko, sekaligus menjaga keselamatan diri ketika berada di destinasi wisata yang ramai. Berikut adalah delapan tips yang dirangkum Pegipegi khusus untuk Sahabat Fimela:
1. Jadilah Pengamat Sekitar
Saat Sahabat Fimela mulai memasuki kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, ambil momen sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan bagi Sahabat Fimela untuk keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri. Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang Sahabat Fimela kunjungi.
Traveling ditujukan untuk bersenang-senang. Namun, jangan sampai Sahabat Fimela terlena dengan kesenangan dan lupa memperhatikan situasi sekitar. Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terinjak-injak adalah Sahabat Fimela harus peka dan mengevaluasi situasi keramaian, apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika Sahabat Fimela sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian, seperti mampir ke kafe dan toko suvenir setempat.
What's On Fimela
powered by
2. Ukur Tingkat Keramaian
Sahabat Fimela bisa mengukur tingkat risiko keramaian secara sederhana. Pertama, jika Sahabat Fimela tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman. Kedua, jika Sahabat Fimela bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat. Dalam hal ini, Sahabat Fimela harus lebih bijak. Ketiga, jika Sahabat Fimela sudah tidak bisa menggerakkan tangan Sahabat Fimela dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, Sahabat Fimela patut waspada karena ini menSahabat Fimelakan keramaian sudah melebihi batas wajar.
3. Hindari Choke Points
Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini merupakan akses keluar bagi orang-orang, tapi juga menjadi titik petaka di mana arus keramaian bisa bertumpuk dan celah semakin sempit jika terjadi kepanikan. Hal ini disebabkan sikap alamiah manusia di mana saat berada dalam situasi gawat darurat, manusia ramai-ramai bergerak ke arah satu titik untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat, dan pagar.
4. Cari Tempat Berlindung
Sahabat Fimela juga bisa bergerak menyingkir perlahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Jika Sahabat Fimela di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk Sahabat Fimela panjat atau naiki demi melindungi Sahabat Fimela apabila keramaian semakin tak terkendali. Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.
5. Teruslah Bergerak
Jika situasi tidak memungkinkan untuk berlindung, Sahabat Fimela lebih baik ikut bergerak mengikuti arus keramaian dengan memperhatikan keseimbangan diri saat berjalan. Biasanya, ketika berjalan kaki di keramaian, Sahabat Fimela akan merasakan jeda setelah ikut terdorong ke depan mengikuti arus kerumunan, seperti layaknya gelombang air. Dalam situasi ini, Sahabat Fimela harus bergerak secara diagonal dengan memanfaatkan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda tersebut.
Sahabat Fimela juga harus memperhatikan bahwa pada umumnya manusia ada yang refleks menahan diri agar tidak terdesak atau bahkan berusaha melawan arus. Kenyataannya, jika dua hal itu dilakukan, Sahabat Fimela akan kelelahan karena energi terlanjur habis. Menyimpan energi Sahabat Fimela saat berada di keramaian menjadi penting untuk menghadapi risiko ketika berdesak-desakan.
6. Tangan ala Petinju
Kematian akibat terinjak-injak bukan hanya satu-satunya risiko yang dihadapi. Ketika kerumunan orang bergerak maju dan situasi semakin padat, badan Sahabat Fimela secara tidak langsung ikut terhimpit akibat tekanan dari berbagai sisi. Risikonya, Sahabat Fimela bisa sesak nafas. Angkatlah kedua tangan Sahabat Fimela seperti seorang petinju dan pastikan ada jarak yang cukup antara tangan dan dada. Hal ini membantu Sahabat Fimela menahan tekanan yang bisa menghambat saluran pernapasan dengan kedua tangan.
7. Jaga Pola Pernapasan
Orang-orang yang berada di kerumunan bisa terkena asphyxia, kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen akibat cara bernapas yang abnormal, seperti karena tersedak, paparan zat kimia atau asap, kepanikan, hingga mengidap penyakit tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian. Gagal napas dialami sebagian korban jiwa dalam tragedi Itaewon dan Kanjuruhan. Oleh karena itu, kendalikan diri dan atur pernapasan Sahabat Fimela sebaik mungkin serta hindari berteriak jika tidak perlu.
8. Jika Terjatuh, Lindungi Kepala
Ini merupakan langkah terakhir apabila Sahabat Fimela terjatuh di keramaian yang sudah tak terkendali dan kepanikan telah terjadi. Jika tak memungkinkan untuk segera bangkit, Sahabat Fimela bisa mengambil posisi meringkuk sedikit ke samping –seperti bayi dalam rahim–. Lindungi kepala dengan kedua tangan untuk menekan risiko trauma pada kepala akibat terinjak-injak. Posisi meringkuk juga melindungi organ penting, seperti paru-paru dan jantung.
Itulah delapan tips keselamatan yang bisa Sahabat Fimela lakukan ketika berada di destinasi wisata yang berpotensi mengalami keramaian. Menjaga aspek keselamatan menjadi hal penting untuk memastikan keamanan momen liburan Sahabat Fimela.
#WomenforWomen