Kenali Ciri-Ciri Pubertas Normal dan Abnormal pada Anak Perempuan

Fimela Reporter diperbarui 01 Okt 2024, 13:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Pubertas merupakan proses dimana tubuh anak mengalami perkembangan menjadi tubuh dewasa dan mampu untuk bereproduksi. Proses ini meliputi pertumbuhan fisik serta pematangan seksual dan psikososial. Pertumbuhan pada masa pubertas sangat cepat pada awal pertengahan prosesnya dan akan berhenti jika masa pubertas telah selesai. Masa pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai ketika mereka berusia 8 dan 14 tahun. 

Mengutip dari laman reproductivefacts.org, selama masa pubertas berlangsung, otak akan mulai mengirimkan sinyal yang meningkat ke ovarium dan kelenjar adrenal. Sebagai tanggapan, ovarium akan membuat hormon estrogen dan progesteron. Sementara itu, kelenjar adrenal akan membuat sejumlah kecil hormon pria yakni androgen pada tubuh perempuan. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan payudara, rambut di beberapa area tubuh tertentu, dan mulainya periode menstruasi.

Masa pubertas dapat menjadi hal yang menegangkan, baik bagi anak maupun orang tua. Pada anak perempuan, pubertas biasanya memunculkan perubahan fisik yang sangat terlihat. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri pubertas pada anak perempuan, berikut merupakan penjelasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Ciri Pubertas yang Normal pada Anak Perempuan

Simak ciri-ciri pubertas normal dan abnormal pada anak perempuan. (unsplash.com/Hannah Busing)

Melansir dari patient.info, berikut merupakan ciri pubertas normal yang biasanya terjadi pada anak perempuan:

1. Pembesaran Payudara

Proses ini biasanya menjadi ciri pubertas pertama yang sangat jelas bagi anak perempuan. Pembesaran payudara terkadang awalnya unilateral. Proses pembesaran payudara pada masa pubertas anak perempuan akan terjadi secara bertahap. Bermula dari peningkatan diameter payudara hingga warna aerola yang menjadi gelap dan puting yang menjadi lebih menonjol. 

2. Pertumbuhan Rambut di Area Tubuh Tertentu

Pada masa pubertas, anak perempuan akan mengalami pertumbuhan rambut di area kemaluan dan ketiak. Proses ini merupakan tanda sekresi androgen adrenal. Pertumbuhan rambut di area tubuh tertentu dimulai ketika produksi keringat kelenjar apokrin terjadi. Pada proses pubertas ini, anak mungkin akan mengalami keluhan umum seperti bau ketiak dan ini merupakan hal yang normal dan wajar.

 

 

3. Menstruasi

Menstruasi bisa dikatakan sebagai puncak dari proses pubertas pada anak perempuan. Menstruasi biasanya terjadi sekitar 2 hingga 3 tahun setelah dimulainya perkembangan payudara. Usia rata-rata anak perempuan pada saat pertama kali mengalami menstruasi adalah 12,9 tahun dan durasi pubertas biasanya berlangsung hingga 2,7 tahun. Jika anak perempuan masih belum mendapatkan menstruasi pertamanya setelah berusia 15 tahun, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

3 dari 3 halaman

Ciri Pubertas Tidak Normal pada Anak Perempuan

Simak ciri-ciri pubertas normal dan abnormal pada anak perempuan. (unsplash.com/Riccardo Mion Sjag)

Pubertas memiliki durasi dan ciri yang berbeda pada setiap anak. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian orang tua terlebih jika ditemukan adanya ciri yang tidak normal pada masa pubertas anak. Seperti yang disebutkan sebelumnya, anak perempuan umumnya mengalami masa pubertas pada usia 8 dan 14 tahun. Jika pubertas terjadi lebih awal, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai pubertas abnormal (Precocious Puberty).

Melansir dari reproductivefacts.org dan mayoclinic.org, berikut merupakan ciri pubertas yang tidak normal pada anak perempuan:

1. Anak perempuan mengalami pembesaran payudara sebelum mereka berusia 8 tahun.

2. Pertumbuhan rambut di area tubuh tertentu seperti kemaluan dan ketiak sebelum anak perempuan berusia 8 tahun.

3. Anak mengalami menstruasi sebelum mereka berusia 8 tahun.

4. Ovulasi terjadi pada anak perempuan sebelum mereka berusia 8 tahun.

Jika hal ini terjadi pada anak perempuan, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan fisik yang cermat ke ahli endokrinologi reproduksi atau pediatrik. Pemeriksaan ini seringkali diiringi dengan tes darah atau x-rays. Penanganan pubertas abnormal akan dilakukan sesuai dengan penyebabnya yang memiliki dua kemungkinan yakni serius dan tidak serius. Setiap anak perempuan yang mengalami pubertas tidak normal akan mendapatkan penanganan dan perencanaan pengobatan yang berbeda.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women