Fimela.com, Jakarta Parade 3 film bertema sejarah Indonesia akan hadir untuk menemani malam akhir pekan masyarakat Indonesia. Ketiga film tersebut adalah film sejarah Soerabaia’45, November 1828, dan Pahlawan Goa Selarong.
Parade film spesial sejarah ini diharapkan dapat menambah informasi, menjadi tayangan yang mendidik serta menghibur untuk masyarakat. Film Pertama adalah film Soerabaia’45 yang merupakan film sejarah yang berlatar di era proklamasi saat kemerdekaan baru di kumandangkan.
Film ini dirilis tahun 1990 dan disutradarai oleh Imam Tantowi. Sederet aktor dan aktris membintangi film ini seperti, Noman Swadayani, Leo Kristi, dan Usman Effendy. Film Soerabaia’45 menceritakan mengenai kisah perang di Surabaya yang akhirnya terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November.
Pada saat itu Proklamasi Kemerdekaan telah berkumandang, namun kemerdekaan Indonesia seolah tidak dianggap oleh pihak Jepang. Indonesia diharuskan memiliki Angkatan Laut sendiri, Indonesia kemudian merebut pangkalan-pangkalan yang ada di Surabaya dari tangan Jepang.
Usaha untuk melucuti dan menggulingkan Jepang juga dilakukan. Namun, kemarahan rakyat Surabaya yang meledak saat mengetahui bahwa pasukan sekutu ternyata memiliki misi untuk mengembalikan Indonesia kepada pihak Belanda.
What's On Fimela
powered by
November 1828
Film selanjutnya merupakan film drama kepahlawanan yang diproduksi tahun 1979 berjudul November 1828. Pada film yang disutradarai oleh Teguh Karya ini, aktor dan aktris tanah air seperti Slamet Raharjo, Rachmat Hidayat, El Manik, dan Yenny Rachman menunjukan akting terbaiknya.
Film yang memenangkan tujuh penghargaan pada Festival Film Indonesia 1979 ini menceritakan pemberontakan sekumpulan penduduk desa di Jawa yang melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Cerita ini berawal dari Kapitein Van Der Borst yang berusaha mencari informasi mengenai lokasi persembunyian Sentot Prawirodirdjo, yang merupakan tangan kanan Pangeran Diponegoro.
Der Borst melakukan segala cara tanpa memerdulikan nyawa manusia. Di lain pihak pengikut Sentot menyusun perlawanan yang apik hingga bisa memasuki seluruh lapisan pertahanan Belanda dan mengetahui rencana-rencana mereka. Puncak ketegangan terjadi ketika adanya konflik antara Der Borst dan Kromoludiro, hal tersebut terjadi demi mengetahui lokasi persembunyian Sentot. Der Borst memaksa Kromoludiro membuka mulut, antara lain dengan menyandra istri dan anaknya yang masih bayi.
Pahlawan Goa Selarong
Film terakhir bertema sejarah ini berjudul Pahlawan Goa Selarong yang dirilis tahun 1972, disutradarai oleh Lilik Sudjio dan diperankan oleh Ratno Timoer, Rahayu Effendi, Iman Sutrisno, Kusno Sudjarwadi, FX Koesworo, Suwarijun, Wijaya, Puji Asri, Tuty Nilawardhani, dan Sujudono HR.
Film ini berawal dari kecemasan Pangeran Diponegoro karena tindakan Patih Danurejo yang akhirnya mengakibatkan rakyat sengsara. Hingga akhirnya Diponegoro keluar dari keraton untuk bergabung dengan Sentot Alibasyah Prawirodirjo. Tekanan semakin besar, tanah Diponegoro di Tegalrejo dipatok untuk membuat jalan, bahkan rumahnya pun dibakar.
Diponegoro dan para pengikutnya kemudian mengungsi ke Goa Selarong. Akhirnya terjadilah perlawan terhadap Belanda. Film ini banyak menunjukan patriotisme pahlawan yang banyak menyisakan pertanyaan.
Ketiga film tersebut bisa disaksikan di tvOne setiap hari Minggu jam 8 malam, film Soerabaia’45 (6/11), November 1828 (13/11), Pahlawan Goa Selarong (20/11).