Fimela.com, Jakarta Memiliki pasangan hidup tentu hal yang menyenangkan. Kita memiliki seseorang yang bisa untuk dijadikan teman cerita, berkeluh kesah, serta bersandar kala sedih. Dia juga yang akan menemani setiap langkah di hidup kita. Namun bagaimana jadinya jika hubungan yang seharusnya menjadi membantu kita melewati fase kehidupan lebih mudah malah membuat kita tidak nyaman dan bahkan menderita? Pasangan yang seharusnya menjadi tempat ternyaman malah menjadi mimpi buruk kita.
Bagi kamu yang sedang merasakan bahwa hubungan dengan pasanganmu seperti sebuah penderitaan bisa jadi kamu tengah menjalani hubungan toxic. Hubungan toxic berciri-ciri pasangan yang tidak saling mendukung, tidak menghormati, dan suka melakukan kekerasan baik kekerasan dalam bentuk fisik, perkataan, maupun emosi. Sudah sebaiknya kamu meninggalkan dia sebab bertahan pada hubungan toxic malah akan terus merugikanmu.
Meski awalnya berat dengan banyak pertimbangan, apalagi kamu yang menjalani hubungan pernikahan dan memiliki anak, namun lebih baik kamu memperhatikan hal buruk apa yang kemungkinan terjadi jika terus bertahan. Kesehatan fisik dan mental seringkali dipertaruhkan. Mungkin beberapa cara di bawah ini bisa mulai kamu terapkan untuk keluar dari hubungan toxic.
Membangun Support System yang Baik
Setelah memutuskan untuk pergi dari pasangan yang toxic sudah sewajarnya kamu akan merasa sedih dan hampa. Setelah semua kenangan yang dilalui bersama entah itu saat senang atau sedih pasti kamu akan merasa kosong dengan tidak adanya dia di sampingmu. Di saat ini lah mengelilingi diri dengan orang-orang tersayang seperti sahabat dan keluarga saat dianjurkan. Mereka akan terus memberi dukungan dan pengaruh positif untuk kamu terus menjalani hari-hari setelah perpisahanmu dengan si dia.
Memutus Kontak dengan Mantan
Memutus kontak dengan si dia sangat penting dilakukan. Mulai dari memblokir nomor teleponnya sampai dengan meng-unfollow media sosial. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari adanya kesempatan dia menghubungimu lagi ataupun sebaliknya. Pasangan yang toxic seringkali pandai memainkan emosimu dan membuatmu kembali lagi dengannya. Bisa juga dengan menunjukkan perubahan dia untuk membujukmu kembali, tapi percayalah sifat toxic tersebut kemungkinan besar akan muncul kembali. Jadi lebih baik untuk kamu menutup celah sekecil apapun yang memungkinkan dia menghubungimu lagi.
Pergi ke Tenaga Profesional
Hal penting lainnya setelah kamu mengalami perpisahan hebat dengan pasangan toxic adalah dengan menghubungi tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Jauhkan stigma bahwa orang yang mendatangi dua tenaga ahli tersebut akan dicap gila. Sebab mentalmu yang dirusak oleh si dia sangat penting untuk dipulihkan agar kamu bisa menjalani hari-hari dengan normal seperti sebelumnya. Mereka akan mengarahkanmu untuk lebih mencintai diri sendiri dan langkah-langkah untuk bangkit kembali.
Melakukan Hal yang Disukai
Saat menjalani sebuah hubungan tentu tidak hanya masa-masa sulit yang ada, kenangan-kenangan indah juga banyak terjadi. Membuat kamu terkadang suka memikirkan memori bersama si dia dan kemungkinan besar untuk merindukannya. Agar perasaan tersebut hilang, kamu bisa mencoba melakukan hal yang menyenangkan. Coba fokus lakukan hobimu yang sebelumnya jarang kamu lakukan. Menyibukkan diri dengan melakukan hal yang menyenangkan membuatmu perlahan akan melupakan si dia.
Memegang Teguh Keputusan untuk Keluar
Sekali kamu memutuskan untuk keluar dari hubungan toxic pastikan kamu terus memegang teguh keputusan itu. Memang berat tapi penting agar kamu tidak kembali jatuh pada lubang yang sama. Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa pasangan toxic bisa sangat manipulatif bisa jadi saat melihatmu ragu akan membuatnya menemukan celah untuk menarikmu kembali. Jadi pegang teguh keputusan untuk keluar dari hubungan toxic dan lakukan hal-hal lain di atas agar bisa mengalihkan perhatianmu dari bayang-bayang dia.
Buat Sahabat Fimela yang tengah menghadapi masa-masa sulit keluar dari hubungan toxic, terus semangat dan jangan putus asa! Dirimu jauh lebih berarti daripada bertahan pada hubungan yang membuatmu merasa tidak berharga. Semoga cara-cara di atas dapat membantu kamu yang sedang berjuang.
Penulis: Malichatus Sa’diyah