Diary Fimela: Jatuh Bangun di Balik Sukses Sepatu Sneakon, Membuatnya Tahan Banting Dalam Bisnis dan Produk

Novi Nadya diperbarui 28 Okt 2022, 13:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Rintangan dan tantangan menjadi hal yang tak bisa diprediksi saat memulai sebuah bisnis. Tentu setiap orang memiliki cerita jatuh-bangunnya sendiri, seperti jenama alas kaki inovatif asal Bandung, Sneakon.

Di balik kesuksesannya menjadi alas kaki lokal yang menghadirkan konsep 2-in-1, Sneakon yang merupakan akronim dari sneakers dan slip on ini sempat mengalami masa-masa sulit. Di tahun awal berdiri yakni 2016, Sneakon ditipu oleh partner-nya sendiri. 

"Saat itu produk sudah dirilis, tapi kena tipu, ditagih invoice dari mitra produksi tapi uang produksinya dibawa lari. Masa-masa itu struggle banget," ujar Founder Sneakon Muhammad Adi Mulya Pranata memulai ceritanya.

Rupanya, uang produksi yang bawa lari tersebut dijadikan modal untuk membangun bisnis baru oleh mantan partner sang founder Sneakon, Adi. Uang boleh dibawa lari, tapi ide orisinil, konsep, dan semangat masih dimiliki Sneakon. 

"Sampai akhirnya di 2019 jadi penentuan sebagai tahun akselerasi untuk mulai lagi. Kami harus benar-benar all out dari semua lini bisnis," lanjut Adi.

What's On Fimela
Founder Sneakon Muhammad Adi Mulya Pranata dan istri (Foto: Fimela.com/Novi Nadya)
2 dari 5 halaman

Produk Inovatif dan Tahan Banting

Jenama alas kaki inovatif asal Bandung Sneakon berbagi cerita awal mula membangun bisnis yang berliku hingga akhirnya menjadi merek sepatu lokal yang diperhitungkan secara global (Foto: Instagram @sneakon.id)

Sneakon meneruskan konsep yang sudah digodok yakni membuat satu sepatu yang bisa dipakai dengan dua gaya. Fitur 2-in-1 tersebut hadir dalam model sandal dan sepatu.

"Jadi kalau sepatu, bisa dipakai dengan tali yang dilepas atau terpasang. Meski tali dilepas, ada fitur yang membuat kaki tetap ngunci karena dibuat elastis di dalamnya. Begitu juga dengan sandal yang backstrap-nya engga perlu dibongkar, tapi dilipat," lanjut Adi.

Sneakon mengklaim jika kualitas sepatunya tidak mudah rusak alias tahan banting. Sebab materialnya sendiri didesain untuk menyesuaikan dengan kebutuhan untuk fitur sneakers dan slip on.

"bahan upper kanvasnya tidak dilapis, jadi fleksibel ikutin kaki, serta cukup lentur dengan konstruksi yang enggak keras. Membuatnya mudah ditekuk dan tidak gampang rusak," jelasnya lagi.

3 dari 5 halaman

Strategi Bertahan di Masa Kebangkitan

Percaya diri dengan kualitas yang dibuat, Sneakon memasarkan produknya dengan sistem pre order selama satu tahun pada 2018. Saat itu, Sneakon memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk menggaet pelanggan baru.

"Mungkin saat mulai bisnis di tahun 2016 sudah ada yang kenal, tapi kami memperluas dengan mencoba iklan di Google Adds dengan mencantumkan perbedaan harga PO dan harga normal yang berhasil menggaet pembeli," lanjut Adi. 

Ia pun sangat menjaga kepercayaan pelanggan dengan memastikan produk yang dipesan dikirim sesuai tanggal yang ditentukan. Hingga akhirnya di tahun 2019, Adi kembali menemukan partner produksi yang cocok hingga sekarang.

4 dari 5 halaman

Buka Toko Offline Pertama

Sneakon (Foto: Instagram @sneakon.id)

Akhirnya, Sneakon mendapatkan pencapaian baru dengan membuka toko offline pertamanya yang berlokasi di Jln. Bengawan No.16, Cihapit, Bandung awal tahun 2022. Menurut Adi, ia harus terus beradaptasi mengikuti perubahan dan belajar dari orang-orang yang lebih dulu terjun di dunia usaha. 

"Saat sekarang sudah mulai berjalan normal, orang lebih ingin belanja langsung ke store, jadi kami mencoba berjalan dua kaki. Tidak bisa bergantung di online saja."

Mengingat masa perjuangan di awal merintis, Sneakon berkomitmen untuk tetap mempekerjakan para pengrajin yang membantu bisnisnya saat sulit dulu. Ia pun memakai dua proses produksi yaitu skala rumahan dan pabrik besar. 

"Kami enggak ingin melupakan orang-orang yang bantu di awal saat jadi korban penipuan. Jadi saat ini Sneakon berjalan dengan skala home industry dan manufaktur besar. Banyak perajin yang sudah lanjut usia dan kami ingin mereka tetap mendapat penghasilan yang layak," jelas Adi.

5 dari 5 halaman

Berkolaborasi dengan Disney

Sneakon (Foto: Instagram @sneakon.id)

Sneakon pun konsisten merilis produk baru termasuk dalam berkolaborasi. Terbaru, merek sepatu lokal ini diperhitungkan secara global saat diajak bekerja sama dengan Disney.

"Kami ditawari langsung pada tahun lalu. Enggak nyangka banget, Sneakon bisa collab bikin produk bareng, siapa, sih, orang yang enggak tahu produk disney?" kenang Adi.

Untuk koleksi kolaborasi yang dirilis pertama hadir dalam tema Cinderella. Yang hadir dalam siluet andalan Sneakon klasik dalam material lace yang cantik.

"Sebelumnya, Sneakon sudah pernah membuat sepatu dari material lace, tapi kali ini pattern dan polanya berbeda. Sneakon sendiri menyediakan alas kaki unisex, tapi pada akhirnya market yang terbentuk 70 persen perempuan dan 30 persen pria, karena memang produk katalog lebih banyak untuk wanita," jelas Adi yang kini bermitra dengan sang istri.

Sneakon pun menggagas kampanye sosial #KindnessInEveryStep yang membawa value yang menebar kebaikan, keberanian, dan kerja keras. Cinderella dipilih sebagai koleksi pertama, disusul dengan Princess lainnya yang sudah dipersiapkan untuk segera dirilis.

"Cinderella merupakan inspirasi yang tepat untuk menyuarakan pesan #KindnessInEveryStep ini. Terlepas dari kesulitan yang dihadapinya, Cinderella selalu memilih untuk melakukan hal-hal baik. Ia juga telah menunjukan bahwa kebaikan hati dapat berdampak besar,” kata Ricky Abraham, Public Relations dari Sneakon. 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by SNEAKON #sneakon2in1 (@sneakon.id)