Mengenal Multiple Intelligences, Apa itu?

Fimela Reporter diperbarui 08 Nov 2022, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kecerdasan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh setiap orang. Kecerdasan biasanya identik dengan skor IQ yang tinggi atau kemampuan seseorang dalam memahami pelajaran-pelajaran di sekolah. Namun ternyata, kecerdasan tidak semata-mata hanya berkaitan dengan angka dan bahasa lho. Hal ini dituangkan dalam teori multiple intelligences.

Melansir dari tophat.com, teori multiple intelligences adalah teori yang dikemukakan oleh seorang Developmental Psychologist di Harvard yaitu Howard Gardner pada tahun 1983. Teori ini menjelaskan mengenai 9 tipe kecerdasan manusia yaitu kecerdasan visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, matematika-logika, interpersonal, intrapersonal, naturalis, kinestetik, dan eksistensial.

Melalui teori multiple intelligences, Howard juga mendeskripsikan perbedaan mengenai cara atau proses belajar dan bagaimana seseorang mamapu memahami suatu informasi berdasarkan tipe kecerdasan mereka. Untuk memahami multiple intelligences lebih dalam lagi, berikut merupakan penjelasannya yang sudah dirangkum dari cornerstone.edu:

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

9 Tipe Multiple Intelligences

Simak penjelasan mengenai multiple intelligences. (unsplash.com/Corinee Kutz)

Gardner mengkalim bahwa semua manusia memiliki multiple intelligences. Kecerdasan ini dapat dipelihara dan dikembangkan, atau dapat juga untuk diabaikan dan dilemahkan. Berikut merupakan 9 tipe multiple intelligences menurut teori yang dipaparkan oleh Howard Gardner:

Kecerdasan Verbal-Linguistik: Kemampuan verbal yang baik dan kepekaan terhadap suata, arti kata, dan irama kata.

Kecerdasan Matmatika-Logika: Kemampuan untuk berpikir secara konseptual dan abstrak, serta kemampuan untuk memberdakan pola angka dan logis.

Kecerdasan Musikal: Kemampuan untuk menciptakan dan memahami irama, nada, dan warna nada.

Kecerdasan Visual-Spasial: Kemampuan untuk berpikir dalam bentuk gambar dan foto, serta mampu memvisualisasi secara akurat dan abstrak.

Kecerdasan Jasmani-Kinestetik: Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, serta menangani suatu objek dengan baik dan terampil.

Kecerdasan Interpersonal: Kemampuan untuk mendeteksi dan merespon baik suasana hati, kondisi, keinginan, dan motivasi orang lain.

Kecerdasan Intrapersonal: Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menyelaraskan diri dengan perasaan, nilai, kepercayaan, dan proses berpikir diri sendiri.

Kecerdasan Naturalis: Kemampuan untuk mengenal dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan objek alam lainnya.

Kecerdasan Eksistensial: Kepekaan dan kemampuan untuk menghadapi pertanyaan mendalam tentang kehidupan manusia, seperti arti dari kehidupan, mengapa manusia meninggal, dan bagaimana manusia bisa ada di dunia ini.

Meskipun setiap orang dikatakan memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda, sebagian orang akan memiliki satu tipe kecerdasan yang lebih dominan yang mempengaruhi cara mereka belajar dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

3 dari 3 halaman

Cara Belajar Tiap Tipe Multiple Intelligences

Simak penjelasan mengenai multiple intelligences. (unsplash.com/Aaron Burden)

Hasil signifikan dari teori multiple intelligences adalah bagaimana teori tesebut menyediakan 8 cara potensial berbeda dalam proses belajar. Teori milik Gardner ini menganjurkan beberapa cara belajar dimana materi yang disampaikan dapat memfasilitasi kegiatan belajar dan mengajar yang efektif.

1. Fokus enggunakan kata dan kalimat (kecerdasan linguistik).

2. Fokus menggunakan angka dan logika (kecerdasan matematika-logika).

3. Menggunakan gambar dan foto (kecerdasan spasial).

4. Menggunakan musik (kecerdasan musikal).

5. Kegiatan refleksi diri (kecerdasan intrapersonal).

6. Kegiatan yang melibatkan penggunaan fisik (kecerdasan kinestetik).

7. Pengalaman sosial (kecerdasan interpersonal).

8. Kegiatan yang berkaitan dengan alam (kecerdasan naturalis).

Memahami teori multiple intelligences dapat membantu untuk menentukan cara mana yang dapat menarik perhatian dan terkesan paling efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar. Teori ini sangat menarik karena dapat memperluas cakrawala pengetahuan manusia mengenai alat atau kegiatan belajar mengajar di luar metode linguistik dan logis konvensional yang diterapkan hampir di seluruh sistem sekolah.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women