Kemenkes Impor Obat dari Singapura untuk Atasi Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak

Fimela Reporter diperbarui 24 Okt 2022, 07:29 WIB

Fimela.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) RI tengah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang marak terjadi di Indonesia saat ini. Salah satu upayanya adalah rencana pengimporan obat penawar untuk pasien gangguan ginjal akut misterius dari Singapura melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM.

Obat penawar atau antidotum ini akan digunakan untuk menekan fatalitas pasien yang menderita gangguan ginjal akut misterius. Meskipun ini akan diimpor melalui RSCM, obat penawar ini nantinya aka diberikan ke semua pasien di seluruh Indonesia.

Melansir dari Liputan6.com, Nadia Tirmizi, selaku Kepala Biro Komuniasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan jika jumlah obat penawar yang akan diimpor dari Singapura masih belum bisa disebutkan jumlahnya. Nadia juga mengatakan bahwa obat akan diimpor dari negara lain seperti Australia dan beberapa negara lainnya jika kebutuhannya tidak bisa dipenuhi dari Singapura saja.

2 dari 3 halaman

71 Anak Terdiagnosis Gagal Ginjal Akut, 15 Sembuh, dan 40 Meninggal

Upaya menangani gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia, Kemenkes impor obat dari Singapura. (pexels.com/Victoria Akvarel)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengungkapkan bahwa terdapat 40 anak yang meninggal dunia di Ibu Kota akibat terjangkit penyakit gagal ginjal akut misterius.

Sejauh ini, terdapat 71 anak terdiagnosis gagal ginjal akut, 16 orang di antaranya masih menjalani perawatan. Sementara itu, 15 orang anak dinyatakan sembuh. Data ini disampaikan oleh Dwi dalam Konferensi Pers Penjelasan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarata Terkait Penanganan Gangguan Ginjal Akut di DKI Jakarta, pada kamis 20 Oktober 2022.

"Dari 71 anak yang sudah terdiagnosis gagal ginjal akut ini kita lihat anak yang masih dalam perawatan ada 16 orang, kemudian yang sudah sembuh ada 15 orang dan memang yang berakhir meninggal ada di 40 anak," kata Dwi mengutip dari Liputan6.com.

Data tersebut merupakan gabungan kasus dari Januari hingga 19 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB. Dwi mengungkapkan bahwa peningkatan kasus gagal ginjal akut di Ibu Kota terjadi dari bulan Agustus, September, hingga kini yaitu bulan Oktober.

Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan kasus yang ditemukan, pasien anak laki-laki lebih dominan dibandingkan anak perempuan. Selain itu, banyak juga anak yang bukan berdomisili di Jakarta, namun dirawat di fasilitas kesehatan di Jakarta. Dari kasus tersebut, 39 anak di antaranya merupakan anak yang berdomisili di DKI Jakarta. Sementara itu, terdapat 16 anak yang tinggal di Jawa Barat.

"Kemudian kalau dilihat dari jenis kelaminnya maka anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Ada 9 yang domisili di Banten kemudian juga ada masing-masing satu orang dari Jawa Timur dan Riau dan ada lima anak yang masih dilengkapi datanya," kata Dwi mengutip dari Liputan6.com

3 dari 3 halaman

Masyarakat Harus Selalu Waspada

Upaya menangani gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia, Kemenkes impor obat dari Singapura. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Melansir dari Liputan6.com, Dwi Oktavia selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, meminta masyarakat untuk selalu waspada terkait penyakit gagal ginjal akut misterius yang tengah menyerang anak-anak di Indonesia. Ia juga meminta para orang tua untuk melakukan pencegahan agar anak tidak mudah terinfeksi penyakit.

"Termasuk penting untuk menjaga kesehatan, cuci tangan sebelum makan atau mengkonsumsi makanan dan minuman, dan memilih makanan yang dimasak sempurna, kemudian juga mengurangi jajan apalagi jajanannya kita tidak yakin kebersihannya kesehatannya," jelas Dwi.

Dwi juga mengimbau para orang tua untuk segara membawa anaknya ke faskes terdekat apabila mengalami demam atau sakit lainnya. Orang tua juga diminta untuk memastikan agar anak tidak kekurangan cairan.

"Kemudian mencukupkan cairannya artinya jangan sampai kekurangan cairan, dan memang kalau dibutuhkan obat penurun panas maka sebisa mungkin saat ini kita pilih obat penurun panas dari jenis sediaan tablet disesuaikan dengan dosis pada anak-anak dengan berat badan dan umur," imbau Dwi.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women