5 Alasan Pasangan Selingkuh, Tak Hanya karena Bosan

Fimela Reporter diperbarui 13 Nov 2022, 16:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengetahui pasangan selingkuh dapat menyebabkan sakit hati, marah, dan bingung. Apalagi memikirkan keputusan untuk hubungan setelah terjadi keretakan. Situasi rumit karena mengetahui hubungan telah hancur mungkin dirasakan oleh pasangan yang dikhianati.

Saat ini banyak terjadi kasus perselingkuhan dialami public figure yang sebagian besar sudah berkeluarga. Penting bagi kita untuk memahami alasan emosional seseorang yang berselingkuh. Mengetahui penyebabnya mungkin dapat membantu untuk melindungi hubungan dari keretakan akibat perselingkuhan. Selain rasa bosan dan tidak puas dengan pasangan, terdapat beberapa alasan terjadinya perselingkuhan. Melansir dari Mindbodygreen berikut penjelasannya.

2 dari 6 halaman

1. Kesalahpahaman Tentang Cinta

Ilustrasi selingkuh/copyrightshutterstock/Sunti

Jatuh cinta adalah istilah pasif yang terjadi saat timbul rasa kagum dengan orang lain. Saat rasa cinta memudar karena rasa bosan, pasangan yang berselingkuh akan mencari cinta yang lain walaupun tahu tindakan tersebut salah. Belum lagi bila pikiran yang fokus pada kekurangan pasangan membuat orang baru terlihat lebih sempurna, walaupun nyatanya tidak. Padahal rasa bahagia dalam hubungan gelap hanya bertahan sementara.

3 dari 6 halaman

2. Merasa Diabaikan

Ilustrasi pasangan cuek (Via: getbackexgirlfriendadvice.com)

Kesepian karena pasangan mengabaikan secara emosional atau fisik menyebabkan rentannya perselingkuhan. Kebutuhan akan kehadiran pasangan yang tidak terpenuhi terpaksa dicari melalui orang lain. Masa awal hubungan memang terasa manis dan kasmaran, namun lambat laun akan memudar. Rasa senang pada masa awal hubunganlah yang dicari pasanganmu yang berselingkuh. Ketika ia tidak mendapatkan perhatian darimu, ia akan mencarinya pada orang lain.

4 dari 6 halaman

3. Tidak Bisa Berkomitmen

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Seseorang yang memiliki masalah dalam komitmen namun tetap menikah cenderung melakukan perselingkuhan untuk mengatasi rasa takut mereka. Orang dengan tipe ini takut dengan komitmen karena merasa diri terpenjara dengan ikatan pernikahan. Sehingga perselingkuhan menjadi jalan keluar untuk meraih kepuasan dan merasa bebas walaupun sudah menikah.

5 dari 6 halaman

4. Cara Kerja Kimia Pada Otak

Ilustrasi pasangan selingkuh/copyrightshutterstock/polkadot_photo

Melihat orang dengan kepribadian baik tetapi selingkuh mungkin akan menimbulkan pertanyaan. Bagaimana bisa? Bisa jadi alasannya karena cara kerja kimia pada otak. Selingkuh dapat memicu respons yang sama seperti penyalahgunaan zat, perjudian, atau kecanduan lainnya. Penelitian biologis menunjukan pria dengan kadar testosteron tinggi lebih mungkin untuk selingkuh daripada pria yang kadar testosteronnya rendah. Zat kimia pada otak memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Perselingkuhan meningkatkan dopamin, serotonin, oksitosin, prolaktin, dan testosterone yang berkontribusi pada impulsif, pengambilan keputusan yang buruk.

6 dari 6 halaman

5. Tidak Mampu Mengendalikan Emosi dan Harga Diri Rendah

Ilustrasi selingkuh/Copyright shutterstock.com/g/Sorrapong%2BApidech

Saat merasa tertekan dengan pekerjaan, tanggung jawab sebagai pasangan, dan beban menjadi orang tua seseorang akan lebih rentan melarikan diri atau mengalihkan perhatian dengan kesenangan sesaat. Kesenangan masa muda yang tidak dapat dirasakan lagi memicu keputusan buruk untuk bersenang-senang dengan berselingkuh. Menjalin hubungan diam-diam mungkin akan memicu adrenalin. Namun saat berhasil dilakukan akan memberi rasa lega dan puas.

Mampu mengatasi emosi, memegang komitmen, dan membangun hubungan sehat bersama pasangan adalah salah satu cara terhindari dari perselingkuhan. Terbukalah dengan pasangan untuk menyelesaikan masalah bersama-sama.

Penulis : Mufiidaanaiilaa Alifah S.