Fimela.com, Jakarta Semua orang tua tentu ingin anak berprestasi di sekolah. Karena itulah berbagai cara seperti les dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan anak. Keterampilan menulis, membaca, dan berhitung biasanya dianggap sebagai skill yang penting dimiliki anak. Apalagi keterampilan tersebut berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. Namun, tahukah mom bahwa keterampilan non akademik lebih mampu menunjang kecerdasan anak?
Melansir dari Today’s Parent, penelitian menemukan bahwa anak yang berprestasi di sekolah adalah anak yang menguasai keterampilan non akademik. Bahkan hal tersebut terbukti mampu menunjang kecerdasan anak secara signifikan dan membantunya berhasil dalam kehidupan. Apa saja keterampilan tersebut?
1. Kreativitas
Orang yang kreatif sudah pasti orang cerdas, namun orang cerdas belum tentu kreatif. Cobalah memberi waktu bebas untuk anak membuat kerajinan seperti menggambar, mewarnai, bermain tanah liat, atau lainnya. Jangan memberi instruksi apa yang harus anak lakukan dan bebaskan mereka untuk membuat hal yang mereka sukai. Bebas dalam berkreasi akan melatih anak untuk berpikir kreatif dan imajinatif. Hal ini juga mengajarkan anak untuk percaya diri dengan karya yang mereka buat.
2. Fleksibilitas
Melatih fleksibilitas anak dapat dilakukan dengan permainan peran atau berpura-pura. Misalnya mengajak anak pura-pura sedang menjadi dokter dan biarkan mereka memandu situasi. Bermain “pura-pura” akan membuat anak berimajinasi dan mengekspresikan imajinasi mereka. Selain itu, permainan berisiko seperti bermain di ruang terbuka dapat melatih anak berpikir statis. Misalnya mom mengajak anak untuk melompati batu-batuan atau memanjat wall climbing. Permainan yang menantang akan melatih anak untuk beradaptasi dengan situasi yang tidak bersahabat, melatih memecahkan masalah, dan menumbuhkan fleksibilitas.
3. Pengendalian Emosi Diri
Membantu anak belajar mengatasi emosi terkait melatih mengendalikan diri. Sebelum belajar mengendalikan diri, ajarkan anak untuk mengenal nama tiap-tiap emosi seperti bahagia, sedih, hingga marah. Mereka mungkin belum mengenal emosi yang mereka rasakan, apalagi untuk menanganinya. Mom bisa menjadi model untuk anak dengan bercerita dan berbagi bagaimana cara mom mengatasi tiap emosi. Misalnya ketika sedih, ceritakan pada anak bagaimana cara mom mengatasi rasa sedih. Hal ini akan mengajarkan anak bahwa tidak apa-apa ketika merasakan emosi negatif. Mereka juga akan mempelajari kosakata emosi dan mengamati teknik mom untuk pengaturan emosi dengan baik. Tentunya sebelum itu mom harus berlatih mengendalikan emosi juga agar anak dapat mencontoh hal baik.
4. Memahami Batas
Memahami batasan artinya memahami bahwa tidak semua hal dapat dilakukan sesuai keinginan. Di sekolah, anak wajib menaati peraturan yang ada. Anak yang tidak memahami batasan akan sulit memahami mengapa mereka tidak bisa melakukan hal yang diinginkan. Bermain congklak, monopoli, atau permainan serupa lainnya akan melatih anak untuk sabar dalam menunggu giliran bermain, memahami kalah dan menang, dan taat aturan permainan. Hal tersebut akan mengajarkan anak untuk disiplin dan tahu batasan bahkan saat bermain.
Tiap anak punya kelebihannya masing-masing. Tidak berhasil dalam akademik bukan berarti anak gagal menjalani kehidupannya. Bantu anak untuk memahami keterampilan mereka masing-masing.
Penulis: Mufiidaanaiilaa A.S