Hati-Hati, BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di Minggu Ini

Fimela Reporter diperbarui 18 Okt 2022, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem yang terus terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Kondisi ini terjadi karena dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, serta regional atau lokal.

Dilansir dari liputan6.com kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan siklon Tropis SONCA melakukan pergerakan ke arah barat laut dengan kecepatan 6 knots (10 km/h) memasuki daratan Vietnam. Keberadaan sistem TC SONCA membentuk pola belokan dan memperlambat kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian utara ekuator.

"Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya Siklon Tropis SONCA di sekitar Laut China Selatan sebelah timur Vietnam, tepatnya di sekitar 14.2°LU 111.4°BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knots (64 km/h) tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 998 mb," kata Dwikorita Karnawati dikutip dari liputan6.com.

Ia menambahkan kemungkinan dampak tidak langsung yang terjadi dari adanya sistem bibit siklon adalah cuaca ekstreme seperti potensi hujan sedang-lebat yang disertai kilat, petir, atau angin kencang di wilayah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat dengan potensi gelombang yang tinggi di wilayah perairan utara Indonesia. 

Di sisi lain, beberapa gelombang ekuatorial nyatanya masih cukup aktif di wilayah Indonesia seperti Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah yang ada di Indonesia.

 

 

2 dari 3 halaman

Daftar wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan

Ilustrasi hujan diberbagai wilayah yang ada di Indonesia. (Photo by Ryoji Iwata on Unsplash)

Berikut daftar wilayah yang diprediksi oleh BMKG mengalami curah hujan dengan intensitas sedang-lebat, serta disertai kilat, petir, dan angin kencang.

1. Aceh

2. Sumatera Utara

3. Riau

4. Jambi

5. Kep. Riau

6. Sumatera Barat

7. Sumatera Selatan

8. Bangka Belitung

9. Bengkulu

10. Lampung

11. Banten

12. Jawa Barat

13. DKI Jakarta

14. Jawa Tengah

15. Jawa Timur

16. Bali

17. Nusa Tenggara Barat

18. Nusa Tenggara Timur

19. Kalimantan Barat

20. Kalimantan Timur

21. Kalimantan Utara

22. Sulawesi Selatan

23. Sulawesi Tenggara

24. Papua.

3 dari 3 halaman

Wilayah terdampak hujan lebat

Ilustrasi hujan deras yang terjadi di beberapa wilayah yang ada di Indoensia. Credit: pexels.com/Lukas

Selain itu, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak Hujan Lebat dengan Kategori SIAGA berada di:

1. Sebagian wilayah Aceh

2. Sebagian wilayah Sumatra Utara

3. Sebagian wilayah Riau

Untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci, sahabat Fimela dapat mengunjungi laman signature.bmkg.go.id.

Dilansir dari liputan6.com untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem BMKG menyarankan untuk melakukan beberapa antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat dan instansi, seperti:

  1. Pemerintah daerah wilayah terdampak perlu melakukan antisipasi dan mitigasi pada area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, hujan es, genangan tinggi, longsor, angin kencang, putting beliung, gelombang tinggi, dan lain sebagainya.
  2. Memastikan tata saluran air beroperasi secara lancar dan tidak ada sumbatan, mengoptimalkan tampungan/ tandon air ataupun melakukan upaya untuk memanen air hujan secara optimal. Pemangkasan pohon atau ranting/ cabang2 pohon yang sudah rapuh. Memperkuat tegakan, tiang, atau tembok yang mudah tumbang atau roboh.
  3. Menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran alir. Tak hanya itu, tidak melakukan pemotongan atau penggalian lereng secara sembarangan.
  4. Menyebarkan informasi mengenai peringatan cuaca ekstrem dari BKMG untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi.
  5. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.
  6. Menghindari lokasi rawan banjir atau banjir bandang di bantaran, lembah, dan tubuh sungai. Serta lokasi rawan longsor seperti lereng atau tebing, dan lokasi rawan bencana hidrometeorologi.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women