Perempuan Rentan Terhadap Masalah Penglihatan, Ini Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Mata Secara Rutin

Vinsensia Dianawanti diperbarui 14 Okt 2022, 11:29 WIB

Fimela.com, Jakarta Masalah penglihatan mata di Indonesia masih banyak diabaikan. Padahal hampir separuh masyarakat Indonesia mengalami masalah penglihatan.

Studi International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) pada tahun 2020 menyebutkan bahwa 1,1 milyar orang di dunia mengalami kehilangan kemampuan penglihatan dengan tingkat keparahan mulai dari ringan, berat, hingga kebutaan total. Kondisi ini diprediksi akan terus meningkat hingga 1,75 milyar orang di tahun 2050.

Kondisi yang lebih memprihatinkan lagi, 55% penderita masalah penglihatan ini adalah kaum perempuan. Hal ini terjadi akibat berbagai hambatan yang dihadapi perempuan untuk mengakses layanan dasar perawatan kesehatan mata, termasuk biaya, ketidakmampuan untuk bepergian, kurangnya dukungan sosial, dan terbatasnya akses ke informasi dan sumber daya.

"Kami meyakini, tingkat kesadaran dan kualitas kesehatan yang lebih baik akan membukakan lebih banyak potensi dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka secara menyeluruh. Harapannya, semakin banyak pihak yang terinspirasi dari inisiatif ini untuk turut serta mengkampanyekan pentingnya keterjangkauan masyarakat terhadap informasi dan layanan kesehatan demi mewujudkan komunitas dan dunia yang lebih sehat," kata Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia dalam WiSTEM2D Talk.

 

2 dari 3 halaman

Pemeriksaan kesehatan mata

Rawan terhadap masalah penglihatan, perempuan disarankan untuk rutin pemeriksaan kesehatan mata (Johnson & Johnson)

Melihat fakta ini, membuat pemeriksaan mata menjadi begitu penting. Tidak hanya sekadar mengetahui kondisi kesehatan mata itu sendiri melainkan juga bisa mendeteksi sejak awal jika terjadi gangguan.

Namun sayangnya, survei Hello Health tahun 2021 menunjukkan 45% masyarakat Indonesia belum pernah memeriksakan matanya. Mereka baru merasakan urgensi untuk melakukan pemeriksaan bila mulai mengalami penglihatan yang rabun (49%) atau gejala lain yang tak biasa (41%). Bahkan, hanya 1 dari 10 orang yang benar-benar pergi ke dokter spesialis mata sebagai bagian dari pemeriksaan rutin.

 

3 dari 3 halaman

Hari Penglihatan Sedunia

"Kami berharap para peserta juga termotivasi untuk membagikan wawasan yang telah mereka peroleh kepada keluarga dan kerabat terdekat agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang peka terhadap isu kesehatan mata. Dengan dukungan Johnson & Johnson Indonesia, PJI akan terus mengeksplorasi tantangan masyarakat di bidang kesehatan lainnya dan berupaya mengembangkan inisiatif edukasi kesehatan untuk membantu menyediakan solusinya," kata Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia.

Bertepatan dengan momentum Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day), Johnson & Johnson Indonesia (PT Johnson & Johnson Indonesia) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) lanjutkan komitmen untuk mendorong peningkatan kualitas kesehatan generasi muda Indonesia, khususnya perempuan muda, dengan menggelar seminar edukasi kesehatan mata bertajuk “WiSTEM2D Talk: Amazing Contact Lenses” secara daring bagi 150 siswa/i SMA/SMK dan mahasiswa/i Indonesia