Fimela.com, Jakarta Kesadaran untuk terus membangun pentingnya dukungan sesama perempuan, bisa dilakukan dalam banyak hal. Termasuk pengaplikasiannya dalam industri fashion lewat merek dan tema women empowerment yang diusung.
Langkah nyata yang dilakukan merek fashion untuk mendukung perempuan, di antaranya seperti memberdayakan para perempuan yang bekerja di dalamnya sampai menambah rasa percaya diri lewat pakaian. Berikut ini, beberapa jenama pakaian yang berkomitmen dan mengangkat tema women for women dalam koleksinya;
1. Snugg
Snugg merupakan brand fashion yang fokus pada koleksi busana rajut. Memberdayakan para perempuan dengan merangkul penjahit lokal wanita Indonesia yang menjahit tangan setiap koleksinya.
Selain itu, women empowerment juga disuarakan dengan memberdayakan para pelanggannya. Yakni menciptakan pakaian yang membuat para perempuan tampil nyaman dan percaya diri dengan dirinya sendiri.
“Selama ini produk fashion berkualitas bagus dari sisi desain dan material biasanya datang dari brand internasional yang tidak bisa dijangkau semua kalangan. Snugg hadir dengan harga terjangkau sehingga kepercayaan diri perempuan Indonesia pun bisa diungkapkan lewat pakaian yang dikenakan,” ujar Elisabeth Kurniawan Founder Snugg.
Ittaherl, Berdayakan Perempuan Dari Komunitas Sekitar
Ittaherl dengan bangga mendukung perempuan dengan sepatu handmade yang dihasilkannya agar mereka merasa spesial dan tampil cantik. Setiap detil desainnya disesuaikan untuk para penggunanya sesuai dengan kepribadian mereka masing-masing.
Misi Ittaherl sendiri adalah untuk mendukung perempuan Indonesia yang mengalami tantangan dalam menemukan pekerjaan karena latar belakang pendidikan mereka. Ittaherl memberdayakan sumber daya manusia di sekitar dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan maju, walaupun dengan keterbatasan latar pendidikan mereka.
Setiap pekerjanya diberikan ilmu-ilmu baru yang berguna bagi mereka agar mereka dapat mendukung kinerja Ittaherl dalam menghasilkan produk-produk terbaik, serta mendapat penghidupan yang lebih layak.
“Misi Ittaherl adalah memberdayakan sumber daya manusia Indonesia, memberikan kesempatan bagi mereka yang sebelumnya tidak mungkin mendapatkan penghidupan yang layak untuk berkembang bersama Ittaherl,” ujar Anita Lundy, pendiri Ittaherl.
Sukkha Citta enggandeng lebih dari 1.000 perempuan perajin kain lokal
Denicha Flesch, Founder dan CEO Sukkha Citta memutuskan memulai perjalanan merek fashionnya berdasarkan temuan yang memprihatikan. Yaitu sebanyak 98 persen dari perempuan yang membuat pakaian kita, tidak bisa mendapatkan dana bahkan di atas UMR.
Ia pun menggandeng lebih dari 1.000 perempuan perajin kain lokal sehingga bisa meningkatkan pemberdayaan terhadap perempuan.
"Ketika pembuatnya atau ibunya hidup dalam kemiskinan, maka ia tidak akan bisa merasakan bahwa ternyata karyanya itu berharga dan secara langsung dianya (perajin) pun berharga," ujar Denica.
Kesejahteraan bagi Perempuan Pedesaan
Seperti yang ditulis dalam website resminya, brand fashion lokal ini bekerja sama dengan perajin perempuan Indonesia, menghadirkan koleksi produk anyaman & kerajinan tangan dengan sentuhan autentik. Dengan misi pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi perempuan di pedesaan seluruh Indonesia, Du Anyam dibangun di atas nilai-nilai para pendirinya yang diwujudkan dalam tiga pilar: Memberdayakan Perempuan, Mempromosikan Budaya, dan Meningkatkan Kesejahteraan.
Mempromosikan budaya anyaman karya para wanita berbakat ini kepada masyarakat Indonesia dan berbagai belahan dunia, itulah tujuan kami. Berbekal semangat tinggi untuk mengambil bagian dalam pemberdayaan perempuan melalui kerajinan di Indonesia, Du Anyam memberi kesempatan bagi ibu penganyam untuk mengatur pendapatan keluarganya. Langkah ini pada akhirnya dapat membantu mereka untuk keluar dari rantai kemiskinan.
Du Anyam bersyukur atas kepercayaan yang telah diberikan oleh para ibu penganyam. Dan akan terus mengusahakan yang terbaik dalam mendistribusikan dan mempromosikan kreasi anyaman mereka ke pasar lokal dan internasional, serta akan selalu berusaha memberdayakan perempuan melalui kerajinan.
Katalisator Tekstil Dukung Pemberdayaan Perempuan
Copa de Flores dalam bio-nya di Instagram menggambarkan merek fashionnya sebagai katalisator tekstil yang memiliki misi untuk menanamkan nilai #FashionablyHumanist dengan membentuk Tenun Ikat untuk Pemberdayaan.
Copa de Flores secara khusus menggandeng komunitas penenun di wilayah Maumere, Sikka, dan juga Timor di Nusa Tenggara Timur untuk memproduksi kainnya. Copa de Flores berharap dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui media pembuatan tenun tersebut.