Kenali 5 Sumber Vitamin D yang Cocok Untuk Balita

angela marici diperbarui 18 Okt 2022, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, terutama masa-masa tumbuh kembang anak yang membuat orangtua melakukan berbagai cara agar anak tetap sehat dan kuat. Ada banyak nutrisi dan vitamin yang baik untuk tumbuh kembang anak, salah satunya adalah vitamin D yang sangat mudah untuk didapatkan.

Dilansir dari healthline.com vitamin D merupakan nutrisi penting yang memiliki banyak peran aktif di dalam tubuh seperti membantu mengatur jumlah kalsium yang terdapat di tubuh seseorang. Sebagai balita yang masih dalam perkembangan, anak membutuhkan vitamin D untuk membuat tulang dan gigi menjadi kuat. Tanpa adanya vitamin D, tulang anak bisa jadi tipis, lemah, atau cacat sekalipun.

Vitamin D sangat penting untuk pertumbuhan bayi dan balita. Tulang mereka membutuhkan banyak vitamin dan mineral untuk mendukung pertumbuhannya yang cepat. Selain menjaga tulang mereka tetap sehat dan kuat, vitamin D juga membantu sistem kekebalan tubuh, jantung, otak, dan organ lainnya.

2 dari 3 halaman

Penyebab Anak Kekurangan Vitamin D

Ilustrasi balita sedang bermain balok. /credit: pexels

Sumber vitamin D terbaik adalah sinar matahari. Namun, saat ini belum dipastikan jumlah sinar matahari yang dibutuhkan oleh balita karena bergantung pada warna kulit yang dimiliki, waktu lama balita di luar, dan dalam ruangan dalam waktu satu tahun.

Ketika sinar ultraviolet (UV) dari matahari mengenai kulit dapat memicu tubuh anak untuk melakukan sintesis pada vitamin D, begitu juga dengan tubuh sahabat Fimela sehingga vitamin D perlu diaktifkan melalui proses yang dikenal dengan hidroksilasi. Adapun, penyebab mengapa banyak banyak yang kekurangan vitamin D, seperti:

Kekurangan vitamin D biasanya disebabkan oleh kurangnya sinar matahari

Biasanya para orangtua tidak memperbolehkan anaknya untuk berjemur di bawah sinar matahari. Nyatanya berjemur di bawah sinar matahari pada saat pagi hari menghasilkan vitamin D bagi tubuh, sehingga tubuh tidak kekurangan vitamin D yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Mengenakan pakaian pelindung saat berada di bawah sinar matahari

Meskipun matahari merupakan sumber vitamin D terbaik, sahabat Fimela harus menjauhkan bayi dari sinar matahari secara langsung, serta meminta anak utnuk mengenakan pelindung agar terhindar dari paparan langsung sinar matahari.

Tinggal di lingkungan tertentu

Orang-orang yang tinggal di garis lintang utara tidak mendapatkan banyak sinar matahari, terutama selama bulan-bulan musim dingin. Karena alasan itu, sulit untuk mendapatkan vitamin D. Tak hanya itu, bagi sahabat Fimela yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi dapat memengaruhi kadar vitamin D di dalam diri.

Memiliki kondisi medis tertentu

Kondisi tertentu, seperti penyakit celiac, cystic fibrosis, dan penyakit radang usus (IBD), dapat memengaruhi cara tubuh untuk menyerap vitamin D.

Untuk mengakalinya sahabat Fimela dapat mengosumsi berbagai jenis makanan yang menjadi sumber vitamin D seperti ikan berlemak dan kuning telur.

 

3 dari 3 halaman

Sumber Vitamin

ilustrasi anak sehat kareena orangtua memberi nutrisi yang tepat untuk tumbuh kembang anak. Ilustrasi/copyrightshutterstock/ucchie79

Susu

Jika sahabat Fimela ingin meningkatkan asupan vitamin D pada anak dapat menggantinya dengan susu yang kaya akan vitamin D. menurut NIH, hampir semua susu yang dijual saat ini diperkaya dengan vitamin D, sehingga memudahkan sahabat Fimela untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.

Yogurt

Yogurt merupakan makanan yang diperkaya oleh sumber vitamin D dan kalsium yang baik. Selain itu, ahli mengatakan bahwa yogurt dapat memberikan manfaat baik bagi tubuh jika mengonsumsinya dengan jumlah yang pas.

Ikan salmon

Ikan berlemak seperti salmon adalah sumber vitamin D yang baik. Menurut National Institutes of Health sahabat Fimela dapat mulai memasakkan menu ikan pada makanan anak sehingga anak tidak lagi kekurangan vitamin D.

Telur

Menurut Mayo Clinic, telur adalah sumber vitamin D alami yang baik. Bayi dapat mulai makan kuning telur sekitar sembilan bulan, menurut Parents. Meskipun alergi kuning telur tidak terlalu umum, perhatikan tanda-tanda alergi yang mungkin muncul.

Sereal

Banyak bayi dan balita yang lebih tua suka mengemil sereal siap saji. Menurut BabyCenter, sereal merupakan makanan cepat saji yang diperkaya vitamin D yang dapat meningkatkan asupan vitamin esensial bayi.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women