Nespresso Dukung Komunitas Petani Kopi terhadap Ancaman Perubahan Iklim dengan Kampanye “The Empty Cup”

Fimela Reporter diperbarui 21 Okt 2022, 21:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Oktober, Nespresso yang merupakan pelopor serta perusahaan mesin dan kapsul kopi terdepan secara global, mengadakan kampanye global yang bertajuk The Empty Cup.

Kampanye The Empty Cup merupakan bentuk langkah tegas dan berani yang diambil oleh Nespresso untuk menyoroti ancaman dari perubahan iklim terhadap produksi kopi secara global dan menilik upaya untuk melindunginya. Bersama George Clooney yang merupakan duta brand Nespresso, kampanye The Empty Cup merepresentasikan resiko dan tantangan yang dihadapi para petani kopi di seluruh dunia.

George Clooney mengungkapkan bahwa ancaman perubahan iklim merupakan suatu hal yang nyata dan pertani kopi menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak akibat perubahan iklim tersebut. Mendukung komunitas petani kopi untuk terus berkembang dan hidup dengan makmur juga merupakan komitmen dari pendekatan Nespresso.

"Komunitas kopi perlu memiliki ketahanan terhadap lingkungan dan finansial yang tinggi agar mereka dapat terus berkembang dan hidup dengan makmur. Akan tetapi, semua ini tidak hanya tentang kopi saja. Permasalahan perubahan iklim tidak dapat diperbaiki hanya dengan satu perusahaan atau industri tertentu, namun dibutuhkan urgensi dan aksi yang lebih tegas secara mendunia untuk masa depan yang lebih baik," ujar Clooney.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Ancaman Nyata terhadap Petani dan Perkebunan Kopi

Bersama George Clooney, Nespresso adakan kampanye global “The Empty Cup” untuk menyoroti dampak perubahan iklim terhadap komunitas petani kopi. (Instagram/Nespresso)

Kampanye The Empty Cup yang diusung oleh Nespresso dengan menggandeng George Clooney menampilkan cangkir kosong sebagai simbol dari resiko dan tantangan yang dihadapi oleh banyak petani kopi di seluruh dunia, termasuk 140 ribu orang yang bermitra dengan Nespresso.

Saat ini, sebanyak 60 persen dari spesies kopi liar terancam punah. Sementara itu, 50 persen dari lahan yang saat ini digunakan untuk menanam kopi juga ebrpotensi menjadi tidak layak untuk digunakan lagi apda tahun 2025. Kopi Arabika berkualitas tinggi juga menjadi salah satu jenis kopi yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrim. Hal ini merupakan dampak buruk yang dapat terjadi akibat perubahan iklim jika tidak segera ditangani

Guillaume Le Cunff selaku CEO Nespresso mengatakan, "Kopi dengan rasa istimewa, kualitas tinggi, dan paduan spesial yang lekat dengan para penggemarnya saat ini menjadi terancam. Secara serentak, kita harus melindungi perkebunan dan komunitas kopi dari ancaman perubahan iklim."

Dengan bangga menyatakan bahwa Nespresso telah menjadi pelopor dalam aksi menanggapi perubahan iklim yang mengancam perkebunan kopi melalui transisi pertanian, Guillaume juga mengajak seluruh institusi baik pemerintah maupun swasta untuk segera mengambil keputusan dan aksi dalam membuat perubahan yang nyata terkait ancaman perubahan iklim ekstream yang sedang terjadi saat ini.

3 dari 3 halaman

Komitmen Nespresso

Bersama George Clooney, Nespresso adakan kampanye global “The Empty Cup” untuk menyoroti dampak perubahan iklim terhadap komunitas petani kopi. (Instagram/Nespresso)

Strategi Nespresso untuk melestarikan dan melindungi perkebunan kopi berkualitas tinggi telah dilakukan selama 20 tahun. AAA Sustainability Quality Program milik Nespresso yang diluncurkan pada tahun 2003 dengan Rainforest Alliance, membantu tingkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen kopi selagi melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani.

Program tersebut juga dibarengi dengan rangkaian pelatihan dan dukungan teknologi yang bertujuan untuk mendukung petani berskala kecil guna menghasilkan biji kopi pilihan bermutu tinggi dengan metode pertanian berkelanjutan.

Nespresso juga melakukan pendekatan melalui pertanian regeneratif yang tak hanya bisa mengurangi emisi dari sektor pangan berbasis pertanian atau agrifood, tetapi juga dapat meningkatkan ketangguhan para petani dalam menanggulangi dampak buruk dari perubahan iklim.

"Dalam mengambil tindakan yang lebih cepat dan tanggap untuk mengatasi perubahan iklim, cara kita menghasilkan pangan juga perlu diprioritaskan. Kabar baiknya, transisi ke pertanian regeneratif dapat menurunkan dampak emisi gas yang dihasilkan dari sektor pertanian dan dapat menjaga sistem pangan global untuk generasi yang akan datang," ucap Santiago Gowland selaku CEO dari Rainforest Alliance.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women