5 Tanda Kamu Perlu Segera Resign dari Pekerjaan yang Toxic

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 08 Okt 2022, 07:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tentu setiap orang menginginkan tempat kerja yang nyaman. Tempat kerja yang ideal harus mendorongmu untuk bekerja lebih keras, mencapai tujuan dan tampil lebih baik sebagai individu. Tetapi ada juga tempat kerja yang dianggap terlalu toxic. Tempat kerja yang terlalu toxic bisa menguras banyak energimu. Selain itu juga kamu mungkin sering dikritik dan tidak menghargai batasanmu.

Tempat kerja yang toxic memprioritaskan kesuksesan dan uang di atas kesejahteraan karyawannya. Jam kerja yang panjang, stres di luar pekerjaan, tidak pernah menerima kenaikan posisi atau gaji, meskipun produktivitasmu tinggi, hanyalah beberapa indikator bahwa kamu perlu mengundurkan diri dari pekerjaanmu sesegera mungkin.

Nah, jika kamu tidak yakin untuk resign, beberapa alasan ini dapat membantumu untuk membuat pilihan apakah tetap melanjutkan kerja atau resign dari pekerjaan yang toxic tersebut.

Tidak Memiliki Waktu Isitrahat

Jika bosmu tidak mengizinkan kamu untuk menikmati waktu istirahat kerja dan menekan untuk bekerja terus menerus tanpa memberimu jumlah gaji yang memadai, maka kamu perlu berbicara dengan bos atau meninggalkan pekerjaan itu.

Kritik Pedas

Apakah kamu menghadapi ketakutan setiap kali kamu mengirimkan proyek atau sedang menunggu umpan balik dari manajer? Ketakutan ini mungkin karena kamu takut dikritik keras oleh atasan, tidak peduli seberapa baiknya dirimu melakukan pekerjaan. Umpan balik harus memberimu kesempatan untuk tumbuh, bukan takut karenanya.

2 dari 2 halaman

Mengabaikan Kebahagiaan

Ilustrasi/copyrightshutterstock/KimSongsak

Kamu harus bugar dan sehat secara mental saat bekerja di kantor. Tetapi jika kantormu terus memberikan tekanan padamu, maka itu akan menjadi kekhawatiran besar. Tubuh seharusnya tidak menderita stres yang ekstrim, kelelahan atau sakit kepala karena bekerja terlalu banyak, dan berjam-jam, tanpa istirahat.

Tidak Ada Apresiasi

Merasa kehilangan motivasi karena tidak pernah dihargai oleh atasan, cukup terlihat. Bosmu harus dapat memberimu umpan balik tepat waktu tentang kesalahan dan juga memujimu atas pekerjaan baik. Keseimbangan ini membantu seorang karyawan untuk produktivitas kerja dan tetap semangat tinggi.

Salah Mengambil Tanggung Jawab

Hanya karena kamu junior, bukan berarti kamu disalahkan atas kesalahan orang lain. Anggota tim harus mempertimbangkan kesalahan mereka, daripada menyalahkan bawahnnya semua. Jika kamu disalahkan atas kesalahan orang lain, bahkan setelah mengungkapkan keprihatinanmu, maka tempat kerja yang beracun ini tidak menghormatimu dan kerjakerasmu.

Well, apakah Sahabat Fimela pernah merasakan hal tersebut? Jika pernah, apa yang akan kamu lakukan?

#WomenforWomen