Tak Perlu Membentak dan Memukul, Ini 5 Cara Menegur Anak agar Disiplin

Fimela Reporter diperbarui 26 Okt 2022, 19:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Walaupun sudah dinasihati berkali-kali, terkadang anak tidak mau dengar. Kesalahan dilakukannya berulang kali karena berbagai alasan seperti usil, penasaran, dan tidak peduli teguran orang tua. Hal ini mungkin menyulut emosi mom sebagai orang tua, namun bukan berarti memukul dan membentak anak adalah cara terbaik untuk menegurnya.

Bagi banyak orang tua, memukul adalah cara tercepat dan paling efektif untuk mengubah perilaku anak. Namun sebenarnya tindakan tersebut berpengaruh pada peningkatan risiko depresi anak. Alih-alih memukul dan membentak, berikut cara mendisiplinkan anak dilansir dari Today’s Parent.

2 dari 6 halaman

1. Beri Peringatan

Ilustrasi memberi peringatan pada anak/copyright shutterstock/fizkes

Menurut pakar memperingati anak dengan cara lembut namun tegas mampu membuat anak mempertimbangkan perilakunya. Misalnya saat sudah memasuki jam tidur namun anak masih asik bermain, beri mereka peringatan bahwa waktu main hanya tersisa 5 menit. Setelahnya tegur kembali dan ingatkan bahwa sesuai perjanjian maka mereka harus tidur. Daripada membentak, memperingati dan menegosiasikannya dengan anak akan membuatnya merasa dihargai. Hal ini juga mengajarkan anak untuk disiplin dan belajar memenuhi kesepakatan.

3 dari 6 halaman

2. Tenangkan Diri Sebelum Berbicara dengan Anak

Ilustrasi Orangtua dan Anak Credit: pexels.com/KetutS

Emosi yang meledak seringkali membuat mom secara spontan memukul anak. Anak mungkin akan berpikir mengapa dirinya tidak boleh memukul orang lain namun mom suka memukul mereka. Alangkah lebih baik tenangkan diri sebelum berbicara dengan anak. Anak mungkin akan melawan dan marah saat ditegur, maka dari itu ajarkan mereka untuk menenangkan diri juga. Saat mom dan anak sama-sama tenang pembicaraan akan lebih lancar dan dapat diterima dengan baik.

4 dari 6 halaman

3. Beri Hadiah

Memberi imbalan atau hadiah pada anak / copyright shutterstock

Saat anak berhasil menyelesaikan masalah, beri mereka hadiah sebagai penghargaan. Hadiah membantu anak fokus pada apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hak istimewa daripada mengulangi perilaku buruk yang seharusnya mereka hindari. Selain hadiah, berikan mereka pujian dan kata terima kasih. Hal ini akan memotivasi anak untuk terus melakukan hal baik.

5 dari 6 halaman

4. Konsekuensi Alami

Ilustrasi/copyrightshutterstock/D2M Photo

Biarkan anak untuk merasakan konsekuensi alami agar mereka belajar dari kesalahan. Misalnya anak menolak untuk tidak berlari di jalan berbatu, biarkan mereka melakukan yang mereka mau. Saat terjatuh, anak akan mengerti bahwa peringatan dari orang tua adalah hal benar. Dalam hal ini, tetap awasi anak agar konsekuensi yang dialami tidak berbahaya bagi dirinya.

6 dari 6 halaman

5. Tahu Kapan Harus Tidak Merespon

Anak-anak bertengkar. Foto: whatsupusana

Terkadang anak melakukan hal yang dilarang hanya untuk mencari perhatian. Jangan tegur mereka karena berpotensi akan selalu diulang. Misalnya anak sengaja menjatuhkan makanan untuk mendapat perhatian mom, alihkan pandangan dan jangan merespon. Mereka akan berhenti melakukan hal tersebut karena tindakan mereka sama seklai tidak memancing amarah mom. Agar anak tidak mengulangi tindakan seperti ini, beri anak perhatian yang mereka butuhkan. Dengarkan ketika mereka berbicara dan pahami pesannya.

Menegur anak dengan baik secara tidak langsung memberi mereka contoh untuk tindakan di masa depan. Anak akan belajar bahwa masalah dapat diselesaikan tanpa harus menyakiti orang lain.

Penulis: Mufiidaanaiilaa Alifah S.