Fimela.com, Jakarta Indonesia begitu kaya dengan motif batiknya yang indah dan penuh makna. Salah satunya motif batik Mega Mendung.
Motif batik khas Cirebon, Jawa Barat ini populer di kalangan wisatawan berkat bentuknya dan perpaduan warnanya yang unik. Di tangan para perajin batik, beragam kreatifitas warna-warna lahir dari motif batik Mega Mendung ini.
Selain warna dan bentuknya yang menarik, motif batik Mega Mendung ini memiliki kekuatan magis di baliknya. Untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, memahami makna di balik motif batik khususnya Mega Mendung menjadi satu hal yang tak kalah penting. Berikut, penjelasan selengkapnya.
Makna Motif Mega Mendung
Jika dilihat sekilas, motif Mega Mendung memiliki bentuk yang seolah menggambarkan awan ketika langit ketiga sedang mendung. Sally Giovani, pemilik dari Batik Trusmi mengatakan, awan tersebut mencerminkan sifat wibawa. Sementara ‘Mendung’ dari kata Mega Mendung diartikan sebagai tenang, teduh atau menyejukkan.
“Jadi Mega Mendung itu diartikan sesuatu yang berwibawa sekaligus menyejukkan,” papar Sally saat ditemui Fimela sebelum show Basundari di Hotel Intercontinental Pondok Indah Mall, (30/9/2022).
Lebih lanjut, Sally mengungkapkan Mendung juga dapat diartikan sebagai kondisi yang menahan panas atau dapat dikonotasikan ke amarah atau emosi negatif. Sehingga, siapapun yang menggunakan pakaian batik Mega Mendung emosinya akan menjadi lebih tenang.
“Siapapun yang menggunakan pakaian batik bermotif Mega Mendung, itu emosinya bakal lebih tenang dan wise. Jadi, kalau mau marah, terus sadar lagi pakai batik Mega Mendung, itu jadi tenang lagi,” kata Sally.
Asal Usul Motif Mega Mendung
Di sisi lain, lanjutnya, keberadaan motif Mega Mendung ini tidak terlepas dari unsur kebudayaan China yang masuk ke Tanah Air. Motif tersebut terinspirasi dari rasa cinta Sunan Gunung Djati yang ingin memberikan hadiah pernikahan untuk istrinya, Ong Tien Nio.
Sosok Ong Tien Nio sendiri merupakan putri kaisar China. Setelah menikah dengan Sunan Gunung Djati, Ong Tien Nio ikut agama sang suami dan bersama-sama menyebarkan ajaran Islam.
Di momen tersebutlah, dia mencari motif batik yang mengandung unsur China untuk diberikan pada sang Istri, dan didapatlah gambar awan.
“Dari apa yang ada di lukisan ataupun guci asal China, banyak memperlihatkan gambar awan. Nah, dari sana kemudian Sunan Gunung Djati meminta pengrajin untuk membuat motif awan untuk hadiah istrinya, dan terciptalah motif Mega Mendung,” pungkas Sally.