Fimela.com, Jakarta Tantrum merupakan bagian dari perkembangan emosi anak. Tantrum biasanya dimulai ketika seorang anak merasa terpicu secara emosional dan tidak bisa mengendalikannya. Ini bisa disebabkan oleh banyak alasan seperti kemarahan, ketakutan, frustrasi, kekecewaan, kelaparan, atau bahkan kelelahan
Dari usia 2 hingga 5 tahun, setiap anak dapat mengalami tantrum. Anak-anak seusia ini tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol atau mengatur emosi mereka. Alasan yang sangat ilmiah di balik ini adalah bahwa bagian otak yang dapat melakukan ini adalah bagian yang sama yang mengontrol bahasa, logika, dan pembelajaran. Baru mulai berkembang dan terhubung. Jadi, ketika emosi menjadi kuat, anak menjadi kewalahan oleh perasaan yang tidak terkendali.
Tantrum merupakan hal normal untuk seorang anak tetapi seiring dan ketika mereka tumbuh, dengan interaksi bisa memecahkan masalah ini. Ketika tantrum terjadi, orangtua tidak berurusan dengan manusia yang rasional dan komunikatif, tetapi manusia yang sepenuhnya tidak teratur dan kelebihan beban emosional.
Dilansir dari steptohealth.com, orangtua harus memastikan dirinya tenang saat menangani tantrum pada anak. Langkah pertama adalah mengendalikan diri ketika anak mulai kehilangan kendali.
What's On Fimela
powered by
Tips mencegah anak tantrum
1. Hindari pembangkangan yang tidak perlu
Ada hal-hal yang “harus dilakukan” atau “tidak dapat dilakukan oleh anak." Namun, evaluasi apakah perlu bagi mereka untuk melakukan atau tidak melakukan "itu" pada saat tertentu. Mungkin kamu dapat membiarkan mereka "mengontrol" selama beberapa menit dan kemudian melakukan apa yang kamu minta.
Misalnya, ini musim dingin, jadi anak harus memakai mantel. Anak itu menolak. Jika kamu masih bisa menunggu beberapa menit sebelum mereka harus mengenakan mantel mereka, mengapa memaksa mereka untuk mengenakannya sekarang?
Ketika kamu mendorong anak ke sudut, mereka meledak karena mereka tidak punya pilihan lain. Biarkan anak "memutuskan" selama beberapa menit untuk tidak mengenakan mantel mereka. Kemudian, ketika anak mulai merasa sangat dingin, kenakan mantel mereka.
2. Antisipasi situasi yang membuat frustrasi
Jika orangtua memiliki hari yang panjang dengan anak, persiapkan diri kamu. Bawalah beberapa mainan, air, dan makanan ringan. Hari yang panjang dengan aktivitas yang membosankan dapat menyebabkan tantrum.
Jika mereka melakukan sesuatu yang mereka sukai, seperti bermain di taman, tetapi sudah waktunya untuk pergi, beri tahu mereka sebelumnya bahwa kita harus segera meninggalkan taman. Jangan mengejutkan mereka dengan kepergian yang tiba-tiba.
Terkadang, kita menyebabkan amarah karena kita membuat anak-anak mengalami stres yang tidak perlu, pada situasi yang tidak mereka pahami atau tidak sukai. Beberapa orangtua baru menyadari bahwa mereka dapat menghindari situasi tersebut setelah anak mereka sedang mengamuk.
3. Hati-hati dengan kata “tidak”
Penggunaan kata “tidak” yang terus menerus oleh orangtua menyebabkan banyak kemarahan. Penolakan orangtua mengarah pada pemberontakan. Nilai kapan kamu bisa mengatakan "ya". Juga, nilai kapan, alih-alih mengatakan "tidak", orangtua dapat menawarkan alternatif yang dapat diterima.
4. Tetapkan batasan yang jelas dan masuk akal
Jauh sebelum tantrum muncul, orangtua harus menetapkan batasan-batasan yang harus dihormati dan harus dipelajari oleh anak-anak untuk beradaptasi. Kontrol yang berlebihan menghalangi keinginan anak untuk bereksperimen dengan kemandirian mereka,
Orangtua juga tidak dapat membesarkan anak dengan terlalu banyak kebebasan. Anak-anak harus tahu bahwa ada batasan yang tidak boleh mereka lewati dan, jika mereka melakukannya, itu akan menjadi konsekuensinya.
5. Pastikan kesejahteraan fisik mereka
Meskipun tantrum adalah ledakan emosi, itu bisa disebabkan oleh penyakit fisik. Seorang anak yang melewati waktu makan siang atau tidur siang mereka dapat mengalami tantrum karena mereka tidak tahu bagaimana mengelola atau mengomunikasikan ketidaknyamanan fisik mereka.
Inilah sebabnya mengapa rutinitas adalah sekutu kamu. Pastikan untuk menghormati jadwal tidur siang, makan, camilan, dan kamar mandi mereka. Keteraturan ini membuat anak merasa aman dan memberikan istirahat dan kepuasan yang mereka butuhkan.
Hal yang harus dilakukan orangtua ketika anak mulai tantrum
Hal pertama yang harus orangtua lakukan saat anak tantrum adalah tetap tenang. Marah hanya akan memperburuk keadaan. Biasanya, tantrum mengejutkan anak-anak karena semua emosi yang mereka rasakan.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk memastikan mereka tidak melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum. Mengabaikan atau memukul anak di tengah amukan tidak akan ada gunanya. Jika kamu melakukan ini, kamu hanya akan mengajari mereka untuk menekan emosinya.
*Penulis: Sri Widyastuti.
#WomenForWomen