Bahaya Kelebihan dan Kekurangan Natrium Bisa Picu Hipertensi Hingga Kesehatan Mental

Anisha Saktian Putri diperbarui 30 Sep 2022, 12:32 WIB

Fimela.com, Jakarta Natrium memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk berbagai mekanisme fisioligis seperti memastikan keseimbangan cairan tubuh dan berperan dalam mengatur fungsi otot dan syaraf.

Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) Natrium berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Kelebihan Natrium, dapat memunculkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, diabetes, dan lain lain. 

Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, gangguan kontrol cairan tubuh, dan gangguan penyerapan asupan gizi.

Nah, sebaiknya bagaimana menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam? 

dr. Indra K. Muhtadi (Medical Doctor & Health Motivational Speaker) menurutnya, garam sebenarnya penting bagi tubuh sebab memerlukan garam setiap harinya. Namun, apabila dikonsumsi secara berlebihan maka bisa menyebabkan penyakit degeneratif seperti hipertensi, hingga jantung dan stroke. 

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi risiko hipertensi, mulai dari menjalankan gaya hidup sehat dengan asupan makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, menghindari kebiasaan merokok dan minuman alkohol. 

“Hingga yang cukup kompleks dengan menjalankan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension),” ujar dr Indra dalam webinar Waspadai Dampak Buruk Hipertensi & Tingkatkan Kesehatan Mental PT AJINOMOTO INDONESIA (Ajinomoto) bekerjasama dengan INAVIGA INDONESIA.

2 dari 2 halaman

Cara mengurangi garam

Ilustrasi/Shutterstock.com/alesjab

Namun, yang sederhana dan cukup mudah dilakukan adalah mengurangi asupan garam atau diet rendah garam, sebagai salah satu upaya yang esensial untuk mengurangi risiko hipertensi. Solusi yang cukup mudah yang bisa diterapkan sebagai upaya mengurangi asupan garam. Bila makanan sudah diberikan MSG, kita harusnya mengurangi garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa.

Sehingga, asupan natrium (garam) kita berkurang, namun cita rasa makanan kita tetap enak. Sebenarnya sudah banyak penelitian dan jurnal ilmiah di luar negeri yang menyatakan ini,” papar dr. Indra.

Sementara itu, psikolog anak dan keluarga, Irma Gustiana M.Psi menjelaskan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental supaya dapat mengontrol tingkat stres dan terhindar juga dari berbagai penyakit. “Sebenarnya pada intinya, semua klaster emosi itu mau yang positif ataupun negatif adalah wajar dirasakan semua orang, namun memang pada beberapa kasus emosi negatif yang lebih banyak dirasakan, terutama dikalangan anak maupun remaja. Untuk itu kita diharapkan bisa mengontrol emosi sehingga tidak menjadi pribadi yang lemah. Salah satunya dengan menjadi pribadi yang bahagia, harus sehat fisik dan psikis,” ucap Irma.

Ia mengatakan remaja memiliki cara tersendiri dalam mengontrol emosinya yang sayangnya bisa berdampak buruk pada kesehatan, misalnya melampiaskannya dengan makan makanan yang tinggi lemak, gula dan garam. Hal ini justru bisa memicu penyakit degeneratif di usia muda seperti hipertensi.

Katarina Larasati – Public Relations Manager PT AJINOMOTO INDONESIA, menyampaikan bahwa saat ini Ajinomoto sedang menggiatkan kampanye Bijak Garam yang memang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI terkait pengurangan asupan Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam konsumsi sehari-hari.

“Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang kami giatkan ini, Ajinomoto ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi dengan menambahkan sumber umami seperti MSG” ujar Katarina.

#women for women