Fimela.com, Jakarta Taman Bacaan Pelangi merupakan organisasi non-profit yang fokus pada pendirian perpustakaan dan peningkatan literasi anak-anak di Indonesia Timur, yang didirikan oleh Nila Tanzil pada tahun 2009. TB Pelangi sendiri sudah mendirikan dan mengelola 205 Perpustakaan Ramah Anak yang tersebar di 19 pulau di Indonesia Timur.
Nila Tanzil menjelaskan jika selama ini, biaya untuk mendirikan atau merenovasi perpustakaan berasal dari dana hibah, penggalangan dana, sampai corporate social responsibility. Namun ada yang berbeda dalam model pendanaan 56 perpustakaan sekolah dasar di Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT yang sudah dan akan diresmikan sejak 19 September 2022 sampai 5 Oktober 2022.
Sebab, Taman Bacaan Pelangi menjalin kerja sama multipihak dengan Room to Read, Pemerintah Kabupaten Nagekeo, 56 sekolah dasar, dan orangtua siswa. Di mana semua pihak ikut menyumbangkan dana dalam mewujudkan 56 perpustakaan di 56 sekolah di Nagekeo, Flores, NTT tersebut.
"Model kerja sama berkelanjutan ini sangat spesial dan dirasa paling ideal. Sebab saat semua pihak ikut chip in (patungan), ada rasa kepemilikan dan tanggung jawab, bahwa ini adalah perpustakaan kita bersama," ujar Nila Tanzil saat konferensi pers virtual, Selasa (27/9).
Selain pendirian perpustakaan di sekolah-sekolah, sebanyak 567 guru maupun kepala sekolah di 56 sekolah dasar tersebut juga mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang sistem pengelolaan perpustakaan dan berbagai program literasi pengembangan kebiasaan membaca anak. TB Pelangi juga mengadvokasi untuk menambahkan mata pelajaran kepustakaan di jadwal sekolah, agar anak bisa meluangkan waktu sebanyak satu jam untuk membaca di perpustakaan.
“Pendidikan adalah salah satu prioritas tertinggi Kabupaten Nagekeo. Pemerintah Kabupaten Nagekeo berterima kasih atas kontribusi dan kepedulian Taman Bacaan Pelangi dan Room toRead terhadap peningkatan minat baca anak-anak di daerah ini. Keberadaan perpustakaan ramah anak akan berdampak positif terhadap kemampuan literasi anak-anak di Nagekeo. Kami juga mengapresiasi pihak sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat desa atas kerja samanya yangluar biasa. Semua ini kita lakukan demi peningkatan kualitas pendidikan anak-anak dan masa depan mereka,” kata Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Don, M.Kes. dalam kesempatan yang sama.
Di Indonesia, data dari Statistik Pendidikan 2019-2020 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi menunjukkan bahwa jumlah perpustakaan sekolah masih belum merata. Dari 148.673 sekolah dasar, lebih dari 50.341 sekolah dasar belum memiliki perpustakaan dan mayoritas berada di wilayah Indonesia bagian Timur. Data dari Statistik Pendidikan 2019-2020, kondisi perpustakaan sekolah yang fisiknya masih baik hanya di 13.927sekolah dasar, selebihnya rusak ringan, sedang, dan berat.
Tidak hanya itu saja, dari sekolah-sekolah yang sudah memiliki perpustakaan, tidak semua perpustakaan berfungsi dan digunakan oleh anak-anak. Padahal, perpustakaan sekolah yang berfungsi baik akan sangat mendukung peningkatan keterampilan membaca para siswa di sekolah tersebut.
Director of Strategic Expansion Room to Read, Joel Bacha, mengatakan, “Room to Read telah bermitra dengan Taman Bacaan Pelangi sejak 2014. Kami bangga melihat perkembangan dan komitmen Taman Bacaan Pelangi yang terus bekerja keras mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak di daerah pelosok di Indonesia Timur, termasuk di Kabupaten Nagekeo. Wilayah Indonesia Timur memiliki berbagai keunikan tersendiri. Kami berbahagia atas terjalinnya kerjasama multipihak ini demi demi peningkatan literasi anak-anak di Kabupaten Nagekeo”.“
Terinspirasi dan Berani Punya Mimpi Besar
"Semoga dengan buku-buku di perpustakaan ramah anak, bisa terus memberi inspirasi. Dan anak-anak Indonesia Timur bisa punya mimpi besar sekaligus menjadi agen perubahan," harap Nila.