Fimela.com, Jakarta Sejak pandemi COVID-19, kata Healing menjadi akrab di telinga masyarakat Indonesia. Healing di sini diartikan sebagai aktivitas refreshing setelah jenuh dengan segala aktivitas yang hanya bisa dilakukan dari rumah.
Ya! Pandemi COVID-19 memaksa seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia, untuk tetap berdiam diri di rumah. Bepergian untuk tujuan bisnis dan liburan pun sangat dibatasi dan berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun. Kerinduan akan liburan inilah yang memunculkan fenomena Healing.
Uniknya, fenomena ini hanya ada di Idndonesia. Terlihat dari data pencarian Google yang menunjukkan kata "Healing" dicari 500% lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemahaman pencarian kata "Healing" sendiri mengacu pada tempat untuk bersantai dan melepas stres.
“Makna bepergian kini jadi lebih dalam, tak lagi sekadar menjadi aktivitas untuk melihat tempat-tempat baru. Ini adalah bentuk perawatan diri, momen menenangkan untuk melakukan refleksi diri, dan menjadi ‘me time’ yang sangat berharga," kata Vania Anindiar, Travel Industry Analyst, Google Indonesia.
Destinasi healing favorit
Bali masih menjadi destinasi healing favorit bagi masyarakat Indonesia. Disampaikan oleh Co-Founder & CMO tiket.com Gaery Undarsa, Bali sangat merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Namun seiring dengan pulihnya pariwisata Indonesia, masyarakat seperti berbondong-bondong melancong ke Bali.
"Bali adalah tempat liburan paling populer di Indonesia, tetapi Indonesia memiliki lebih banyak lagi tujuan wisata lain yang menawarkan keindahan alam, keberagaman budaya, dan berbagai aktivitas liburan. Saat itulah tren staycation dan “liburan dekat rumah” menjadi populer sebagai bentuk “healing” masyarakat dari lelahnya terkungkung dan ingin menemukan lebih banyak lagi hidden gem Indonesia. Tren ini turut tercermin dalam tingkat pemesanan akomodasi tiket.com yang naik selama tahun 2021 - 2022," tutur Gaery.
Dari Google Destination Insights, terlihat tanda-tanda bahwa minat bepergian umumnya telah pulih. Untuk periode bulan Juni hingga Agustus tahun ini, minat pengguna di Indonesia terhadap perjalanan ke luar negeri dan tujuan domestik tahun ini naik 17% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Minat penelusuran untuk kategori "Akomodasi" juga mendorong pertumbuhan tersebut dengan kenaikan 21%, dan minat untuk Perjalanan Udara naik 11% pada periode yang sama.
Merambah hotel di daerah
Minat wisatawan global terhadap Indonesia juga telah pulih signifikan, dengan minat perjalanan ke Indonesia (dari luar negeri) naik 36% tahun ini dalam periode tiga bulan yang sama (Juni hingga Agustus) tahun 2019.
“Dengan tingginya antusiasme wisatawan domestik terhadap kota-kota kecil di Indonesia, hotel-hotel perlu belajar untuk menggaet para wisatawan yang sudah semakin nyaman mencari informasi di dunia online,” ujar Vania. “Menggunakan alat seperti Hotel Free Booking Links dapat membantu pengusaha hotel untuk menemukan pelanggan baru dan menarik pemesanan langsung atau direct-booking.”
Hotel Free Booking Links (FBL) membantu hotel dan agen pariwisata online untuk memperluas jangkauan layanannya dan memberikan pilihan yang lebih beragam kepada konsumen. Setelah mengklik link ini, para pelancong dapat menyelesaikan proses pemesanan langsung di situs partner atau situs hotel yang resmi. Sejak Hotel Free Booking Links diperkenalkan pada tahun 2021, partner dari segala kalangan telah merasakan naiknya engagement pengguna, mulai dari hotel individual hingga agen pariwisata online besar.