6 Cara Komunikasi dengan Remaja yang Salah

Fimela Reporter diperbarui 16 Jan 2023, 12:41 WIB

Fimela.com, Jakarta Remaja merupakan masa transisi antara anak-anak ke dewasa. Hal ini membuat banyak sekali perubahan dalam diri remaja yang identik dengan meningkatnya konflik. Oleh karena itu, respons orangtua saat berkomunikasi dengan remaja penting diperhatikan.

Tidak jarang konflik terjadi akibat cara komunikasi yang salah dan tidak dari dua arah. Komunikasi yang salah dari orang tua biasanya karena mereka cenderung terlalu memaksakan pendapatnya tanpa memedulikan keinginan dan pendapat remaja. Jadi, cara komunikasi dengan remaja yang lebih tepat itu seperti apa? Ini 6 contoh kalimat sensitif untuk remaja dan bagaimana seharusnya orang tua bersikap.

2 dari 7 halaman

1. Menyanggah Keingintahuan Mereka

Ilustrasi/Photo by Jessica Ticozzelli from Pexels

Bisa jadi memang mereka tidak tahu. Di tahap ini, remaja sedang mempertanyakan dan membingungkan banyak hal. Sebaiknya kita berkata, "Kalau kamu gatau, yuk kita coba cari jawabannya sama-sama.

3 dari 7 halaman

2. Meremehkan Kemampuannya

Ilustrasi/Copyright shutterstock.com/g/kei907

Pertanyaan ini akan membuat remaja merasa direndahkan dan tidak dihargai. Sebaiknya kita katakan, "Kamu sudah berusaha ya, untuk mendapatkan nilai 70 ini. Tidak apa-apa, besok kita belajar lagi, ya."

4 dari 7 halaman

3. Maragukan Keputusan Hidupnya

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/violetblue

Kalimat ini bernuansa mematikan keinginan remaja. Orangtua pasti punya pertimbangan mengapa setuju atau tidak setuju pada keputusan anak. Sebaiknya, sebagai orang tua kita membangun diskusi yang sehat dan terbuka terlebih dahulu seperti, "apa yang membuat kamu memilih jurusan itu?"

5 dari 7 halaman

4. Tidak Memberi Kesempatan Untuknya

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Opat Suvi

Meskipun usia dan pengalaman orangtua lebih banyak dari anak, tapi belum tentu semua hal tsb relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Sebaiknya kita katakan, "Oke menurut kamu seperti itu, ya. Darimana kamu tahu hal itu?” Baru, sampaikan apa yang kita ketahui, “kalau menurut papa mama seperti ini."

6 dari 7 halaman

5. Menyepelakan Keluhannya

Ilustrasi/Shutterstock.com/Basicdog

Pada banyak kesempatan, remaja hanya butuh didengarkan dan tidak langsung diberikan nasehat. Jika ingin memberikan nasehat, pastikan kita sudah benar-benar mendengarkan isi hatinya. Lalu, kita bisa katakan, "Papa mama punya pendapat tentang hal itu, apakah kamu mau dengar?"

7 dari 7 halaman

6. Enggan Meminta Maaf

Ilustrasi/copyrightshutterstock/CandyRetriever

Ketika konflik terjadi, kedua belah pihak baik itu orangtua dan remaja memiliki porsi kesalahannya masing-masing. Karena saat emosi, mungkin saling melukai satu sm lain. Proses memperbaiki hubungan dengan meminta maaf bisa dilakukan oleh kedua belah pihak dan dapat dilakukan kapan saja. Papa mama juga bisa mengatakan, "maaf tadi papa mama bentak kamu, ya."

Yuk, kita bangun hubungan yang sehat dengan anak remaja kita!

Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah