Fimela.com, Jakarta Hilangnya motivasi tidak hanya dialami oleh orang dewasa, ternyata anak-anak pun dapat merasakan hal tersebut. Bahkan, hilangnya motivasi yang terjadi pada anak-anak terkadang lebih sulit untuk ditangani. Keadaan hilangnya motivasi pada anak dapat memburuk dan berpengaruh pada tumbuh kembangnya jika tidak segera diberi solusi. Namun, orangtua masih sering bingung terkait hal yang harus dilakukan untuk membangkitkan kembali motivasi sang anak.
Sebagian orangtua percaya bahwa untuk memotivasi anak dapat dilakukan dengan cara "paksaan" seperti menggunakan ancaman fisik pada anak. Padahal, hal tersebut justru dapat membuat anak menjadi trauma dan tidak menurut pada perkataan orangtua. Banyak yang mengatakan bahwa motivasi haruslah tumbuh dari hati anak itu sendiri dan beberapa cara yang dilakukan orang tua untuk memotivasi anaknya, malah akan membuat anak tersebut menjadi tidak termotivasi.
Hal tersebut ternyata sudah terbukti salah. Walaupun memang benar bahwa anak dapat menjadi tidak termotivasi jika usaha orang tua dalam memotivasi anak tersebut tidak sesuai dengan keinginan sang anak. Mengutip dari parentmap.com, seorang peneliti dan psikologis, Carol Dweck, menunjukkan bahwa penggunaan kata-kata dan penerapan praktik tertentu dapat membantu anak yang kehilangan motivasinya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut tips jitu yang dapat dilakukan orangtua untuk memotivasi anaknya:
What's On Fimela
powered by
1. Ketahui Hal-Hal yang Disukai Anak
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga memiliki hal-hal yang mereka sukai, dan cenderung lebih termotivasi saat melakukan hal tersebut. Dengan mengetahui hal yang disukai oleh anak, orangtua dapat mulai ikut menunjukkan minat pada hal tersebut. Seperti membaca komik atau bahkan bermain musik. Meskipun nantinya respon sang anak tidak seantusias dengan apa yang diinginkan oleh orang tua, hal ini tergolong ampuh untuk membantu membangkitkan motivasi pada anak.
2.Lakukan Percakapan Bermakna dengan Anak
Para orang tua dapat meluangkan waktunya untuk melakukan percakapan dari hati ke hati dengan anak mereka. Percakapan tersebut dapat berupa percakapan sederhana seperti bertanya tentang perasaan sang anak terhadap tugas yang diberikan sekolah, dan menawarkan bantuan dalam proses pengerjaan tugas rumah tersebut. Dengan begitu, anak akan merasa diperhatikan dan termotivasi. Mereka tidak akan merasa khawatir jika menemukan kesulitan karena orang tua mereka siap membantunya.
Mengutip dari parents.com, Dr. Deci mengatakan bahwa anak-anak memiliki naluri ingin tahu dan hal tersebut membuat mereka bertanya-tanya mengapa sesuatu yang masuk akal mungkin menarik untuk kecerdasan mereka. Oleh karena itu, ia menyarankan kepada orang tua untuk menghindari kata "harus" dan sebaiknya ganti dengan kalimat yang mengindikasikan menawarkan bantuan pada mereka.
3. Menginspirasi bukan Mengontrol
Salah satu cara untuk membangkitkan motivasi anak yaitu dengan berhenti terlalu berusaha untuk memotivasi anak. Sebaiknya, berusahalah untuk menginspirasi anak. Tanyakan pada diri sendiri apakah selama ini sudah menjadi orang tua yang menginspirasi atau justru terlalu mengontrol. Pahamilah bahwa anak akan memberontak jika terlalu dikendalikan dalam segala kegiatannya.
Pelru diingat bahwa orang tua justru akan memotivasi anaknya untuk menjauh dari mereka jika terus mengendalikan anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
4. Berikan Dorongan dan Dukungan
Beberapa alasan mengapa anak kehilangan motivasinya adalah rasa tidak percaya diri, kurangnya partisipasi dalam keputusan terkait kebutuhan mereka (kapan waktu untuk mengerjakan PR, kapan waktu untuk bermain game), frustasi, dan kekecewaan. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam hal ini. Beri tahu mereka bahwa kegagalan merupakan hal biasa dalam proses mencapai kesuksesan. Ceritakan mengenai kegagalan yang pernah dialami diri sendiri untuk memotivasi mereka.
Apresiasi hal-hal kecil yang dilakukan oleh anak. Pastikan anak tahu bahwa orangtua mereka selalu memperhatikan segala usaha yang mereka lakukan. Terus beri dukungan terkait perkembangan dan perubahan kecil yang baik pada diri mereka. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus melakukan yang terbaik karena orangtua mereka selalu mendukungnya.
5. Ketahui Kekuatan Anak
Melansir dari parentmap.com, penelitian sudah membuktikan bahwa mendidik anak sesuai dengan kekuatan diri mereka dapat membantu meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan pada anak dengan cara yang tidak pernah orang tua bayangkan sebelumnya. Jadikan kekuatan anak menjadi pusat dalam hal cara mendidik. Dengan mengetahui kekuatan anak pada suatu bidang, orangtua dapat mendorong anaknya untuk terus mengembangkan bakatnya dan mencapai kesuksesan. Mengetahui kekuatan anak juga dapat membantu mereka meningkatkan rasa percaya dirinya.
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women