Fimela.com, Jakarta Artotel Thamrin lakukan kolaborasi bersama Matalesoge untuk menyelenggarakan pameran seni tunggal “Pulasan Warna Rupa Jiwa” oleh Diego Luister Barel. Pameran ini dibuka untuk umum mulai dari tanggal 14 hingga 30 September 2022 di Artspace, Artotel Thamrin, Jakarta.
Hadirnya pameran seni ini merupakan upaya perwujudan untuk mengimpelemntasi global program yang digagas oleh Artotel Group yaitu “The Art of Goodness - in People”. Selain itu, karya yang dibawakan dalam pameran ini menggambarkan kehidupan manusia yang penuh dengan warna dan alam eletis.
Ciri khasnya dapat terlihat dari gambaran lukisan yang memiliki warna-warna yang menonjol dengan menggunakan pisau dan kuas palet kasik. Tak hanya itu, Diego selaku pelukis terus melakukan eksplorasi keindahan karya seni yang dimiliki khususnya untuk seni kontemporer lewat lukisan yang mengangkat tema budaya, sosialm atau kejadian yang dialaminya sendiri.
Art Director Artotel Group, Windi Salomo mengatakan bahwa melalui pameran karya seni khususnya dengan individu berkebutuhan khusus ataupun penyandang disabilitas. Artotel Group selalu konsisten untuk mendukung dan menjadikan jaringan hotel yang ramah untuk Individu Berkebutuhan Khusus (IBK), salah satunya Lewat pameran seni yang diselenggarakan.
“Kami berharap para pecinta seni dapat menikmati karya seni dari Diego dan menjadikan nya sebagai inspirasi bahwa disabilitas bukanlah alasan untuk tidak meningkatkan kemampuan yang mereka miliki.” ungkap Windi.
Menampilkan 17 lukisan
Karya lukisan yang dihadirkan dalam pameran seni tunggal ini berjumlah 17 lukisan dengan tema yang berbeda-beda, seperti Balinese Penjor, The Last Supper, Life Like a Coctail, dan lain-lain.
Founder yayasan Matalesoge, Edhie Riyanto mengatakan bahwa pihaknya menyampaikan terima kasih keapda Artotel Group, terutama kepada Artotel Thamrin Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada Diego Luister Barel untuk menampilkan karya-karya lukisannya melalui pameran tunggal yang diselenggarakan.
“Melalui 17 karya seni juga, Diego dapat menunjukkan semangat batin yang tidak pernah menyerah pada keterbatasannya.” kata Edhie.
Diego Luister Barel atau yang biasa dipanggil Diego merupakan pelukis yang aktif dalam beberapa pameran lukisan di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia. Salah atu pameran yang pameran yang pernah diikutinya adalah acara ‘Indonesia Peduli Anak' yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan.
Pada saat pameran tersebut, salah satu lukisan Diego dilelang oleh Sotheby’s Jakarta dan hasil dari lelang tersebut diberikan ke beberapa sekolah dasar yang ada di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak hay itu, Diego juga pernah mengikuti perlombaan acara bergengsi bertaraf internasional yaitu Holy Art London yang menjadikannya sebagai pemenang pertama untuk kategori ‘Art Fusion’.
Selain itu, Diego juga pernah menjadi finalis di ajang International Juried Art Competition untuk Abstract Category 2022 di Los Angeles, Amerika Serikat. Sampai saat ini lukisan yang dibuat oleh Diego telah berhasil dijual ke beberapa negara yang ada di dunia seperti, Malaysia, Singapura, Inggris, Belanda, Jerman, hingga Amerika Serikat.
Rumah yayasan bagi IBK
Matalesoge adalah yayasan yang menjadi rumah bagi para Individu Berkebutuhan Khusus (IBK). Nama Matalesoge sendiri diambil dari bahasa Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki arti ‘Kamu Sinar Matahariku’.
Matalesoge hadir sebagai rumah yang menangani IBK seperti kekerasan fisik, sensorik, kognitif, emosional, interaksional. Selain itu, di yayasan ini menganggap bahwa IBK merupakan individu yang unik sehingga dibutuhkan penanganan khusus yang harus disesuaikan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Selain itu, rumah yayasan ini merupakan kerjasama antara beberapa individu profesional yang bergerak di bidang kebutuhan khusus dengan memberikan pelayanan publik seperti pelatihan kepada para profesional di bidang kebutuhan khusus. Disamping itu, yayasan ini memberikan penyuluhan kepada orangtua, mengadakan pameran atau memberikan pelayanan lain untuk kemajuan individu berkebutuhan khusus.
Diego merupakan pelukis yang memiliki gangguan perkembangan (down syndrome), naun kekurangan tersebut tidak membuatnya berhenti untuk terus mengasah kemampuannya khususnya di bidang seni. Tak hanya itu, pria yang memiliki darah Jawa dan NTT ini mewarisi bakat melukis dari ayahnya yang membuatnya terus melatih dan mengembangkan bakatnya di salah satu berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.
*Penulis: Angela Marici.
#Women for Women