Fimela.com, Jakarta Tantrum adalah bentuk luapan emosi yang negatif dan tak terkontrol. Tantrum biasa dialami oleh anak usia balita, mulai umur 15 bulan sampai 6 tahun. Emosi ini diluapkan anak dalam bentuk perilaku agresif dan marah yang berlebihan, misalnya menangis, berteriak, menjerit, bahkan memukul.
Pernah dengar nggak, kalau anak tantrum katanya harus dibiarkan saja sampai reda dengan sendirinya? Hmm benar nggak ya, tindakan seperti itu? Padahal, sebenarnya ketika sedang stres atau merasakan emosi negatif, anak butuh bantuan untuk ditenangkan oleh orang tuanya.
Dengan membiarkan anak saat tantrum sampai reda dengan sendirinya, justru secara tidak langsung kita sebagai orang tua menunjukkan bahwa ketika anak sedang kesulitan, ia harus melaluinya sendirian. Apakah ini pesan yang baik untuk disampaikan ke anak?
Jadi, kalau tidak boleh dibiarkan begitu saja, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua saat anak sedang tantrum? Ini dua strategi mengatasi tantrum anak tanpa membiarkannya.
What's On Fimela
powered by
1. Bantu Anak Mengolah Emosi
Daripada acuh terhadap tingkah laku anak dan membiarkannya mengatasi perasaan negatif sendirian, coba temani anak dan bantu ia untuk pelan-pelan mengolah emosinya. Ini yang bisa dikatakan oleh orang tua:
- Kamu sedih ya? Ibu disini ya, temani kamu.
- Kakak marah karena sekarang saatnya gantian Ibu menemani Adik? Marah boleh ya Kak, tapi teriak-teriak dan mukul Adik nggak boleh. Ibu menenangkan Adik dulu ya, Kak.
Tapi bagaimana kalau setelah diberi tahu seperti itu, anak malah makin marah dan menangis makin kencang?
2. Diskusikan Perilakunya
Anak yang belum bisa tenang meskipun sudah diperi pengertian bahwa perilakunya tidak baik sebenarnya mirip dengan perilaku orang dewasa. Saat sedang marah, kesal, dan stres tapi tiba-tiba orang mengajarkan ilmu baru ke kita, mungkin jadinya akan sulit untuk dipahami. Nah, anak juga seperti itu.
Anak akan belajar paling efektif ketika dia sedang tenang, bukan saat tantrum. Jika anak sudah lebih tenang, coba ajak komunikasi. Tanyakan mengapa tadi anak melakukan hal itu dan tanyakan apa keinginannya. Lalu, diskusikan bersama anak mengenai perilakunya dan apa yang bisa dilakukan di kemudian hari agar anak tidak sampai mengulanginya lagi, atau minimal bisa mengolah emosinya dan lebih tenang.
Kunci dari menghadapi tantrum anak adalah sikap tenang. Sabar dan jangan terpancing untuk marah juga ya, Mom.
Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah