Cerdas dan Sociable, 6 Bukti Lumba-Lumba Miliki Kecerdasan yang Mirip dengan Manusia

Fimela Reporter diperbarui 07 Nov 2022, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Lumba-lumba merupakan mamalia yang terkenal akan kecerdasannya dan keramahannya. Bahkan lumba-lumba dianggap sebagai hewan tercerdas di bumi melebihi primata yang sering dikatakan memiliki kecerdasan yang mirip manusia. Mamalia laut ini mampu memecahkan masalah hingga melakukan interaksi sosial.

Kemampuan lumba-lumba yang mengagumkan ini membuat banyak argumen di antara para ahli. Mulai dari masalah intelligence quotient (IQ) lumba-lumba hingga sebuah pertanyaan ‘apakah lumba-lumba berpotensi lebih cerdas dari manusia?’. Namun, dikutip dari Treehugger.com, sebenarnya mustahil untuk mengukur IQ mamalia ini dengan tes yang serupa dilakukan manusia.

Untuk mengukur potensi dan kecerdasan lumba-lumba para peneliti menggunakan tes yang disebut dengan encephalization quotient (EQ). Tes ini mampu mengukur masa otak hewan hingga memprediksi ukuran otak hewan. Dan lumba-lumba diketahui memiliki EQ tertinggi di antara hewan yaitu 5,3, berjarak sekitar dua angka dari manusia yaitu 7,5.

Jadi, seberapa cerdaskah lumba-lumba? Simak penjelasan berikut ini!

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Mamalia yang Lincah dan Periang

Lumba-lumba juga mamalia yang menikmati permainan bersama lumba-lumba lain atau hewan laut lainnya. (Copyright foto: Pexels.com/Hamid Elbaz)

Situs Uk.Whales.org mengungkapkan bahwa sifat riang adalah ekspresi kecerdasan. Dan lumba-lumba seperti banyak diketahui umum adalah mamalia laut yang sangat senang bermain. Lumba-lumba melompat, berputar, dan berenang bersama dan sering kali alasan mereka melakukan ini tidak bisa dijelaskan, kecuali menjadi kesenangan sosial murni.

Lumba-lumba juga mamalia yang menikmati game. Seekor lumba-lumba akan menyenggol yang lain beberapa kali untuk menunjukkan kesediaannya untuk bermain, kemudian pengejaran berkecepatan tinggi akan dilakukan di laut, saat mereka bergiliran mengejar satu sama lain. Lumba-lumba juga mengajak beberapa hewan lain dalam permainannya.

Contohnya, permainan menakjubkan antara lumba-lumba hidung botol dan paus bungkuk telah difilmkan di lepas pantai Hawaii. Lumba-lumba berenang ke hidung paus, yang kemudian mengangkat diri mereka keluar dari air ke ketinggian yang tinggi, sehingga lumba-lumba meluncur ke bawah kepala mereka dengan cipratan besar. Saat permainan diulang-ulang, tampak jelas bahwa kedua individu menikmatinya.

3 dari 6 halaman

2. Mampu Melakukan Problem-Solving

Keterampilan berkomunikasi adalah inti dari gaya hidup kooperatif dan kehidupan sosial lumba-lumba.(Copyright foto: Pexels.com/Tom Swinnen)

Apakah mungkin lumba-lumba melakukan pemecahan masalah? Ya, mereka bisa. Sebuah eksperimen pada tahun 2010 di Dolphin Research Center, Floria menemukan lumba-lumba hidung botol mampu meniru tindakan lumba-lumba dan manusia lain sambil ditutup matanya. Lumba-lumba tersebut menggunakan indra lain untuk menentukan kedekatan dan posisinya dengan hewan lain.

3. Ahli dalam Berkomunikasi dan Ramah

Lumba-lumba dikenal sebagai mamalia laut yang ramah. Ternyata hal ini didukung oleh kecerdasan mereka dalam berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi adalah inti dari gaya hidup kooperatif dan kehidupan sosial lumba-lumba.

Para ilmuwan setuju bahwa mereka berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang canggih dan kadang-kadang, baru dan interaktif. Bahkan beberapa peneliti mengungkapkan lumba-lumba hidung botol adalah mamalia yang sangat cerewet, jika saja manusia memahami apa yang mereka katakan.

4 dari 6 halaman

4. Lumba-Lumba Membedakan Diri Mereka dengan Nama

Para ahli telah menemukan bahwa beberapa spesies lumba-lumba menggunakan nama yang berbeda antara lumba-lumba satu dengan yang lainnya.(Copyright foto: Pexels.com/Flickr)

Para ahli telah menemukan bahwa beberapa spesies lumba-lumba menggunakan nama yang berbeda antara lumba-lumba satu dengan yang lainnya. Mereka dapat diidentifikasi, suara individu kadang-kadang dikenal sebagai peluit tanda tangan. Lumba-lumba menggunakan nama mereka untuk mengidentifikasi dan memanggil satu sama lain.

Bayi lumba-lumba mempelajari nama mereka (peluit individu) dari ibu mereka dan memeliharanya seumur hidup. Lumba-lumba saling menyapa di laut dengan bertukar nama dan sepertinya mengingat nama lumba-lumba lain selama puluhan tahun. Tidak ada makhluk lain, selain manusia, yang diyakini menggunakan nama yang diberikan untuk satu sama lain.

5 dari 6 halaman

5. Memiliki Kesadaran Diri

Lumba-lumba akan memeriksa diri dan melihat bagian-bagian tubuh mereka di cermin yang biasanya tidak bisa mereka lihat. (Copyright foto: Pexels.com/Kammeran Gonzalezkeola)

Psikolog mengungkapkan bahwa kemampuan mengenali diri sendiri di cermin menjadi tanda ukuran kecerdasan dan kesadaran diri. Selain manusia, hanya lumba-lumba hidung botol, simpanse, gajah, dan burung murai yang terbukti mengenali diri mereka sendiri di cermin.

Lumba-lumba akan memeriksa diri dan melihat bagian-bagian tubuh mereka di cermin yang biasanya tidak bisa mereka lihat. Mereka juga mengoceh, berputar-putar dan berpose dengan cara yang tidak biasa, memeriksa gerakan mereka sendiri di cermin. Perilaku ini menunjukkan kesadaran diri dari spesies yang sangat cerdas.

6 dari 6 halaman

6. Menggunakan Teknik Untuk Berburu

Kecerdasan yang dimiliki lumba-lumba juga di manfaatkan untuk melakukan perburuan makanan. (Copyright foto: Pexels.com/Noah Munivez)

Kecerdasan yang dimiliki lumba-lumba juga di manfaatkan untuk melakukan perburuan makanan.  Contohnya satu kelompok lumba-lumba di Australia, yang dikenal sebagai 'sponger' menggunakan teknik berburu dengan mengambil spons laut dan menyelam ke dasar laut dengannya.

Kelompok lumba-lumba ini menggigit spons erat-erat di mulutnya, kemudian menyodoknya ke dasar laut berpasir, mengganggu ikan yang bersembunyi. Ikan muncul, spons dijatuhkan, makanan dimakan, dan alat diambil untuk mencari makan lebih lanjut.

Metode ini menjadi cara berburu yang cerdas. Spons melindungi hidung lumba-lumba dari lecet, goresan dan sengatan, sama seperti manusia melindungi tangan mereka dengan sarung tangan saat berkebun atau membersihkan sampah dari pantai.

 *Penulis: Tasya Fadila

#Women for Women