Fimela.com, Jakarta Melihat banyaknya ancaman dunia maya yang terus berkembang, Google Safety Engineering Center (GSEC) melakukan kolaborasi dengan Google for Startups untuk menyediakan program pelatihan, berbagi keahlian dan sumber daya bermanfaat yang berfokus pada privasi kepada lebih dari 30 startup dan mitra lokal.
Program ini dibuat sebagai tindak lanjut dari G20 Digital Innovation Network di Bali pada Sabtu (3/09/2022) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Indonesia melalui inisiatif pengembangan startup, Gerakan Nasional 1000 Startup dan Startup Studio Indonesia.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia, Putri Alam menuturkan bahwa di Google para pegawainya bekerja setiap hari untuk menciptakan internet yang lebih aman dengan mendesain produk yang memiliki keamanan dan fitur privasi terdepan serta memastikan masyarakat dapat mengendalikan data mereka sendiri.
“Pakar di Google Safety Engineering Center di Munich memainkan peran penting dalam menciptakan produk dan alat-alat tersebut. G20 Digital Innovation Network di Bali menggarisbawahi bahwa pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara global digital platforms, startups dan pemangku kepentingan lain dalam menciptakan transformasi digital yang membawa kebaikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, pakar GSEC kami akan memberikan workshop dan konseling privasi dengan startup dan mitra lokal untuk membantu mereka melindungi privasi penggunanya.” tambah Putri.
Melindungi data pengguna dan pelanggan menjadi hal penting bagi setiap startup, maka dari itu saat ini banyak startup di dunia yang secara insentif fokus terhadap perlindungan data. Kebocoran data sangat merugikan startup tidak hanya dari kerangka peraturan melainkan konsekuensi yaitu denda serta hilangnya reputasi sebuah perusahaan.
What's On Fimela
powered by
Mulai Proses Pengembangan
Dalam melindungi data privasi pelanggan disarankan untuk mulai dari proses pengembangan karena sistem pengetahuan perlindungan data dan prinsip privasi berperan penting dalam siklus pengembangan berbagai produk. Selain itu, melalui program kolaborasi ini membuat startup atau perusahaan rintisan dapat lebih berhati-hati dalam menjaga data karyawan serta minimalisasi kejahatan atau serangan dunia maya.
Tak hanya itu, Google juga menyediakan ‘GSEC Data Anonymization Codelabs’ bagi para pendiri dan tim teknis startup lokal dalam menganonimkan data. Codelabs dan ‘Designing the Privacy Experience Workshop’ juga tersedia sesuai permintaan para pendiri dan teknis startup jika dibutuhkan.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, M.M mengatakan pemerintah menyambut baik inisiatif Google dalam mengadakan sesi bimbingan dengan pakar privasi GSEC. Program ini sangat berguna bagi Startup Studio Indonesia dan Gerakan Nasional 1000 Startup Kementerian Kominfo RI. Upaya ini sangat baik untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dalam bidang privasi dan keamanan data transformasi digital di Indonesia.
“Maka dari itu, Kementerian Kominfo RI mendukung penuh kolaborasi yang sudah terjalin ini." tutup Semuel
5 Praktik untuk Melindungi Data
1. Meminimalkan data
Hindari mengumpulkan data yang tidak diperlukan untuk layanan atau produk. Sebagai gantinya, dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memberikan pengalaman yang lebih personal. Google juga menyarankan untuk menghapus data yang tidak lagi diperlukan untuk memberikan layanan atau produk yang berharga kepada pengguna, serta menganonimkan semua data yang disimpan.
2. Berikan transparansi kepada pengguna
Pengguna harus memahami layanan yang sedang digunakan, data yang dikumpulkan, dan cara penggunaanya. Oleh karena itu, startup dapat memberikan transparansi dalam sebuah produk mengenai kapan, di mana, dan bagaimana pengguna mengakses produk tersebut.
3. Mekanisme kontrol penawaran
Dalam hal privasi, startup dapat mempertimbangkan untuk memberikan pilihan kepada pengguna dalam hal menyimpan data, serta mempertimbangkan opsi yang membuat pengguna dapat menghapus atau mengekspor data mereka. Melalui hal tersebut membuat para pengguna merasa aman dan nyaman dengan menggunakan produk dari sebuah startup.
4. Enkripsi data
Para startup dapat mempertimbangkan enkripsi sebagai bagian penting dari strategi perlindungan data. Termasuk data yang disimpan 'saat istirahat' atau saat 'dalam perjalanan' untuk melindunginya dari potensi serangan kejahatan dunia maya.
5. Bersiaplah untuk skalabilitas
Untuk menangani permintaan retensi, transfer, dan penghapusan data secara efisien ketika semakin banyak produk yang digunakan, startup dapat memberikan anotasi data. Hal tersebut memungkinkan data dihapus secara otomatis atau proses serupa berdasarkan jenis data dang penggunanya.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women