Fimela.com, Jakarta Mengapa kehamilan palsu bisa terjadi? Imaginary pregnancy atau kehamilan palsu dapat terjadi ketika seseorang sangat ingin hamil sehingga mereka ‘membohongi’ diri sendiri dengan berpikir bahwa dirinya sedang hamil.
Disebut juga false pregnancy, ditandai dengan gejala umum khas kehamilan, seperti penambahan berat badan, perut membesar, mual di pagi hari, gampang marah, dan sakit punggung. Pasien mengalami semua tanda-tanda hamil tersebut tanpa mengandung bayi yang sebenarnya.
What's On Fimela
powered by
Faktor Penyebab Imaginary Pregnancy
Penyebab seorang perempuan mengalami imaginary pregnancy atau kehamilan palsu masih belum jelas, tapi ada beberapa kondisi yang bisa mendukung terjadinya kehamilan palsu, seperti:
- Pernah keguguran beberapa kali
- Kehilangan/kematian anak
- Sulit hamil
- Gangguan mental
- Kanker ovarium
Dari semua penyebab yang disebutkan di atas, penyebab umum yang paling sering ditemui adalah seorang perempuan sangat ingin hamil sehingga secara mental ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang hamil. Keinginannya untuk hamil sangat kuat, sehingga tanpa sadar otak ‘menipu’ tubuh untuk berpikir sedang hamil.
Padahal, ada banyak alasan mengapa seorang perempuan tidak hamil, misalnya infertilitas/tidak subur atau mungkin sudah memasuki masa menopause. Faktanya, ketika perempuan akan memasuki masa menopause, mereka cenderung akan mengalami beberapa bentuk depresi yang bisa menyebabkan kehamilan palsu.
Gejala Umum Imaginary Pregnancy
- Mual di pagi hari
- Bertambahnya berat badan
- Payudara membengkak dan nyeri
- Sering buang air kecil
- Perut membesar
- Tidak menstruasi
Gejala umum yang dirasakan dari kehamilan palsu sangat mirip dengan kehamilan yang sebenarnya. Makanya, ketika seorang perempuan menderita kehamilan palsu, akan muncul kondisi yang sama persis seperti yang dialami oleh perempuan dengan kehamilan biasa.
Gejala pertama dari kehamilan palsu diawali dengan mual di pagi hari dan frekuensi buang air kecil yang terus meningkat. Kemudian, gejala terus berkembang yang ditandai dengan payudara membengkak dan perut membuncit, sehingga tampak hamil.
Satu-satunya perbedaan nyata dari kehamilan biasa dan kehamilan palsu adalah tentu saja tidak ada bayi yang nyata dan tidak ada persalinan, tetapi mungkin ada perasaan sedang hamil dan melahirkan.
Ada juga satu kasus, di mana pasien yang mengalami kehamilan palsu ternyata pernah mengalami pelecehan seksual, sehingga timbul trauma emosional. Menciptakan kehamilan adalah cara otak mereka mengatasi trauma tersebut.
Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah