Fimela.com, Jakarta Dalam suasana duka mendalam kehilangan ratu dan ibunya Queen Elizabeth, Raja Charles III berjanji untuk melayani bangsa. Sama seperti pelayanan yang diberikan sang mama tersayang selama 70 tahun, dalam pidato pertama yang emosional, ia akan mengabdi dengan teguh.
Raja Charles III sendiri, sudah menjadi pemegang takhta Kerajaan Inggris tanpa upacara. Namun ada prosesi dan upacara yang harus ditempuhnya pria 73 tahun yang sebelumnya menyandang gelar Pangeran Wales.
Berikut fakta-fakta menarik yang akan bisa disaksikan dalam proses upacara bersejarah proklamasi Raja Charles III, bahkan ada yang baru pertama kali dilakukan setelah berpuluh-puluh tahun.
What's On Fimela
powered by
1. God Save the King
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1952, lagu kebangsaan yang semula berjudul 'God Save The Queen' menjadi 'God Save The King'. Meski pemerintah Inggris dan Istana Buckingham belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun kini yang memimpin kerajaan adalah seorang king.
Melansir dari BBC, lagu kebangsaan ini akan diputar, biasanya sehari setelah proklamasi. Saat raja menghadiri pertemuan kedua dengan Dewan Penasihat.
Acara ini menjadi pengumuman publik yang menyatakan Charles III sebagai raja baru. Yang akan dilakukan dari balkon Friary Court, St James's Place setelah peniupan terompet.
Perubahan Posisi Bendera
Saat Ratu Elizabeth mangkat, bendera diturunkan setengah tiang sebagai penanda duka. Melansir dari BBC, saat Charles III diproklamasikan sebagai raja, benda setengah tiang akan dikibarkan sampai puncak setelah Dewan Aksesi atau Accession Council, yang akan disiarkan di televisi untuk pertama kalinya.
Gelombang Proklamasi akan berlangsung sampai Minggu
Setelah prosesi proklamasi pertama, bendera akan kembali pada posisi setengah tiang. Proklamasi pertama dijadwalkan berlangsung dari balkon Friar Court Istana St James di London pukul 11.00 waktu setempat.
Biasanya disertai dengan arak-arakan berusia berabad-abad. Serta terompet yang memainkan keriuhan serta tembakan penghormatan di Hyde Park dan di Menara London.
Meski bukan bagian dari proklamasi formal, kata-kata "The queen is dead, long love the king" sering ditambahkan sesudahnya.