Fimela.com, Jakarta Momen kehamilan menjadi momen yang sangat mengesankan buat setiap perempuan. Dalam momen ini, suasana hati Mom selama hamil juga tak bisa ditebak dengan mudah. Ada kala Mom sangat bahagia, ceria dan penuh suka cita. Tapi tidak jarang Mom sangat sensitif, mudah marah, mudah kecewa dan mudah terluka.
Karena perubahan suasana hati Mom selama hamil tak pernah terduga, penting bagi orang-orang di sekitar untuk memberikan pengertian dan perhatian terbaik mereka. Penting juga bagi Mom untuk mengelola suasana hati dengan sebaik mungkin dan mencoba menjadi pribadi yang lebih bersabar.
Dampak Suasana Hati yang Buruk Selama Kehamilan
Penelitian menemukan jika ibu hamil yang sering marah dan sedih saat hamil bisa berdampak buruk bagi emosi anak di masa depan. Melansir dari laman healthline.com, tak hanya berdampak pada emosi anak, emosi yang tinggi dan kemarahan selama hamil juga bisa meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur bahkan keguguran.
Para ahli mengungkapkan jika saat emosi Mom tidak stabil selama kehamilan dan tidak dikelola dengan baik, ini juga berisiko menyebabkan stres. Padahal stres bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi saat hamil. Saat tekanan darah tinggi selama kehamilan, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan serta keselamatan Mom maupun janin di dalam kandungan.
Bagaimana Meredam Amarah Saat Hamil?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredam amarah selama kehamilan. Cara tersebut mulai dari menyibukkan diri dengan aktivitas yang menyenangkan dan menghibur, lebih dekat dengan pasangan atau keluarga terdekat misal anak-anak dan orangtua, jadi pribadi yang lebih sabar, miliki waktu istirahat dan olahraga cukup selama kehamilan serta mengonsumsi asupan nutrisi yang bisa membuat suasana hati lebih baik.
Selama mengandung, Mom penting untuk lebih fokus pada kebahagiaan diri sendiri dan janin di kandungan. Ketika Mom mengandung dengan suasana hati yang bahagia, ini juga akan membuat suasana hati di kandungan tak kalah bahagia. Ini juga memungkinkan anak memiliki emosi yang stabil di masa depan. Ini bahkan membantu anak untuk lebih sabar, memiliki rasa empati dan simpati baik ke orang-orang di sekitarnya saat ia dewasa kelak.
Semoga informasi ini bermanfaat.
#WomenForWomen