Mengenal Makrosomia, Berat Badan Janin Berlebih Saat Hamil dan Penyebabnya

Mimi Rohmitriasih diperbarui 18 Okt 2024, 13:52 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat hamil, setiap perempuan pasti ingin yang terbaik untuk janin dan dirinya. Namun sayangnya, tidak sedikit Mom yang mengalami masalah dalam kehamilannya termasuk masalah janin yang terlalu besar atau janin kelebihan berat badan sejak di dalam kandungan. 

Melansir dari laman parents.com, kondisi janin yang terlalu besar saat hamil dikenal dengan makrosomia. Bayi dikatakan mengalami makrosomia jika berat badannya lebih dari 4 kg saat lahir. Mom yang mengandung bayi makrosomia berisiko kesulitan melahirkan secara normal. Tak hanya menyebabkan kesulitan melahirkan secara normal, ibu dengan bayi ini juga berisiko mengalami cedera persalinan hingga mengancam jiwa.

2 dari 3 halaman

Apa yang Menyebabkan Makrosomia?

Ilustrasi bayi baru lahir. (dok. Omar Lopez/Unsplash)

Menurut Carol L. Archie, M.D, dari University of California di Los Angeles School of Medicine, ada beberapa hal yang menyebabkan risiko makrosomia tinggi. Penyebab itu antaranya adalah ibu menderita diabetes dan obesitas. Bayi yang mendapat nutrisi terlalu berlebih juga rentan mengalami makrosomia. 

Ibu dengan tekanan darah dan gula darah tinggi, pernah hamil bayi dengan berat badan besar sebelumnya, ibu hamil anak dengan jenis kelamin laki-laki, sudah hamil beberapa kali, berat badan terus bertambah banyak selama hamil, ibu berkulit putih atau hispanik dan ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun, juga menjadi penyebab makrosomia. Bayi yang telat lahir atau melewati batas HPL juga memiliki risiko tinggi mengalami makrosomia.

3 dari 3 halaman

Apa Bahaya dari Bayi yang Terlalu Besar?

Ilustrasi/copyrightshutterstock/FamVeld

Bayi di kandungan yang terlalu besar tidak hanya berbahaya untuk sang ibu. Tapi ini juga berbahaya untuk tumbuh kembangnya nantinya. Para ahli mengungkapkan ada beberapa risiko yang mengintai bayi ketika ia mengalami makrosomia. Berikut risiko tersebut.

  1. Kadar gula dalam darah bayi lebih rendah dibandingkan dengan bayi berbobot normal atau ideal. 
  2. Bayi berisiko mengalami obesitas seiring dengan bertambah usianya. 
  3. Bayi mengalami sindrom metabolik. Ini merupakan sekelompok kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, tingginya kadar gula darah dan kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang. Bayi juga memungkinkan memiliki kadar kolesterol yang tidak normal. Sindrom metabolik bisa meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung dan diabetes.

Itulah sekilas mengenai bayi makrosomia atau bayi dengan berat badan berlebih saat lahir sejak di dalam kandungan. Semoga informasi ini bermanfaat. Untuk mengetahui secara jelas tumbuh kembang janin di dalam kandungan selama hamil, pastikan untuk memeriksakan kondisi kehamilan secara berkala setidaknya setiap bulan sekali ke bidan atau dokter ahlinya. 

#WomenForWomen