Fimela.com, Jakarta Seiring dengan berkembangnya zaman, gawai telah menjadi salah satu hal yang begitu penting bagi setiap orang bahkan termasuk anak-anak. Tidak sedikit kita menemui anak-anak lebih asik menatap layar gawainya dibandingkan bermain atau berinteraksi dengan teman-teman sebayanya juga orang di sekitarnya.
Padahal nih Mom, para ahli mengungkapkan jika kebiasan menatap layar gawai bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Terlalu banyak menatap layar gawai memungkinkan anak memiliki kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi yang buruk dengan sekitarnya.
Mengutip dari laman unicef.org, penelitian menemukan jika anak yang terlalu asik dengan gawai bisa memiliki rasa simpati dan empati yang minim ke orang lain. Jika sudah begini, tentu hal ini sangat tidak baik untuk perkembangnnya dan emosionalnya ke depannya.
Orangtua Sebaiknya Mengajari Anak Berinteraksi dengan Sekitar
Para ahli menyarankan agar orang tua mengajari anak berinteraksi dengan sekitar sejak usianya sedini mungkin. Carlota Nelson, seorang sutradara film dokumenter berjudul Brain Matters mengungkapkan jika orangtua sangat penting membatasi anak berpaku pada layar gawai dan membiasakan mereka untuk berinteraksi serta bersosialisasi dengan orang lain.
Dalam pengamatan yang ia lakukan, Nelson menemukan jika bermain gawai bisa berpengaruh buruk terhadap kecerdasan anak. Para ahli dalam bidang ini juga menemukan jika layar gawai bisa membentuk anak menjadi pribadi yang angkuh, cuek dan kurang memiliki simpati ke orang lain. Dalam beberapa kasus, anak bisa kesulitan mengelola emosinya sendiri.
Hal ini berbeda ketika anak memiliki waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak yang terbiasa berinteraksi dengan orang lain dengan tetap adanya pengawasan dari orangtua, akan terbentuk sebagai pribadi yang lebih memiliki simpati dan empati. Anak-anak yang terbiasa berinteraksi juga akan lebih mudah bergaul dengan orang lain saat ia dewasa kelak. Anak-anak ini juga dipercaya memiliki kemampuan berbahasa yang baik, memiliki rasa percaya diri tinggi dan tumbuh serta berkembang dengan lebih baik.
Anak-anak Belajar Banyak dari Proses Interaksi
Patricia Kuhl, seorang ilmuwan di bidang tumbuh kembang anak menemukan jika anak-anak bisa belajar banyak hal dari proses interaksi yang ia lakukan dengan sekitarnya. Penelitiannya yang dilakukan pada sedikitnya 4000 anak menemukan jika mereka yang memiliki interaksi baik dengan orang lain, lebih berwawasan luas, cerdas dan ceria dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan hari-harinya di depan layar gawai atau telepon pintar.
Anak-anak yang terbiasa diajak berinteraksi dengan orang lain sejak bayi ditemukan bahwa mereka lebih terampil, kreatif dan bisa melakukan banyak hal. Mereka tidak hanya cerdas dalam teori tapi juga cerdas dalam melakukan sesuatu secara langsung atau praktek.
Tak hanya penting diajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain, para ahli juga menyarankan agar orangtua memperkenalkan anak dengan berbagai lingkungan baru di sekitarnya. Orangtua juga penting memperkenalkan berbagai tempat baru dan dunia luar untuk anak. Anak yang lebih sering berpetualang atau melihat dunia luar akan lebih bahagia jika dibandingkan dengan anak-anak yang setiap hari hanya di dalam rumah. Semoga informasi ini bermanfaat.
#WomenForWomen