Selebrasi ke-14 Tahun, Cita Tenun Indonesia Terus Berkomitmen Majukan Tenun Indonesia

Nabila Mecadinisa diperbarui 02 Sep 2022, 21:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Indonesia kaya akan warisan budaya. Berbicara mengenai wastra yang dimiliki, tenun menjadi salah satu primadona wastra nusantara yang patut dilestarikan.  Pada 28 agustus 2022 lalu, Cita Tenun Indonesia merayakan ulang tahun ke-14. 

Yayasan CTI yang terus memajukan dan melestarikan tenun Indonesia menyatakan masih banyak hal yang harus dibenahi untuk terus melestarikan tenun Indonesia. Salah satu pendiri CTI, Sjamsidar Isa mengungkapkan jika tenun Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan negara lain, dan hampir di seluruh daerah dari Aceh hingga Indonesia Timur memiliki ciri khas tenun tersendiri. 

Pada kesempatan ini, Dewi Ivo juga mengungkapkan jika ia ingin tenun lebih dikenal dan bisa dikenakan siapa saja, bahkan anak-anak muda juga bisa bereksplorasi dengan tenun sehingga bisa menjadikan tenun sebagai busana stylish dan fashionable yang dapat dikenal lebih luas. 

2 dari 3 halaman

Melestarikan para pengrajin

Ilustrasi tenun sebagai interior. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

CTI konsisten melatih perajin tenun di Indonesia. Hingga kini, ada 22 sentra binaan CTI sejak 14 tahun lalu dan terus menggandeng profesional sehingga pelatihan berjalan lebih optimal. 

Deretan desainer ternama bergabung, seperti Priyo Oktaviano, Didi Budiarjo, Auguste Soesastro, Denny Wirawan, dan Era Soekamto, agar tenun bisa masuk ke dalam fashion dan menjadi karya-karya menawan. 

Tenun tak hanya bisa dipakai sebagai material fashion, namun tenun juga bisa dipakai untuk memberikan sentuhan menawan pada rumah. Para desainer interior banyak menginfusi tenun ke dalam karya mereka, sehingga dengan cara ini tenun bisa semakin dikenal luas di masyarakat. 

3 dari 3 halaman

Meluncurkan ulang buku tentang tenun dan interior

Buku tentang tenun yang diluncurkan ulang oleh CTI. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Dikutip dari Liputan6.com, "Banyak yang tidak dikenal masyarakat adalah textile designer yang diwakili Ibu Ratna Panggabean. Kita juga gandeng ahli pewarnaan, juga antropolog, kemudian ada motivator," sambungnya.

Elemen lain yang tak kalah penting adalah sponsor. Ia mengaku pihaknya kini kesusahan mendapat dukungan sponsor agar program bisa terus berjalan. "Karena mungkin belum mengenal tenun. Kalau sudah kenal, pasti membantu," ujar Cami.

Okke Hatta Rajasa, ketua CTI menekankan jika tim kerja yang dimiliki CTI memegang peranan penting, sehingga para penenun bisa lebih sejahtera.

Luncurkan buku dan podcast

CTI meluncurkan ulang buku berjudul Woven Indonesian Textiles For The Home untuk mengenalkan tenun sebagai bagian dari interior. Buku itu diharapkan bisa menginspirasi publik bagaimana menggunakan tenun sebagai interior rumah.

"Bukunya bisa dibeli di Gelri CTI yang sementara ini kita hadir di Bika Living Kemang," ujar Bianca Adinegoro, Humas CTI.

#Women for Women