Fimela.com, Jakarta Setiap anak memiliki masa perkembangan yang berbeda. Termasuk saat ia mulai mengenal emosi. Jika emosinya mulai labil, sering mood swing, dan lebih sensitif. Saat memasuki masa remaja, setiap anak pasti akan mengalami hal tersebut.
Emosi yang labil ini bisa jadi karena pengaruh hormon yang membuat anak belum bisa mengenali emosinya. Bagaimana dengan orang tua yang akan menghadapi emosi anak yang mulai labil ketika beranjak remaja? Apa yang sebaiknya dilakukan? Beberapa langkah ini bisa dilakukan oleh orangtua.
What's On Fimela
powered by
1. Bantu Anak Mengenali Emosinya
Beri pengertian bahwa emosinya yang mulai labil dan lebih sensitif salah satunya dipengaruhi karena hormon pubertas saat memasuki fase remaja. Jika anak sudah bisa mengenali emosinya, maka anak akan bisa mengekspresikannya dengan tepat dan tidak destruktif.
2. Ajak Anak Berinteraksi
Agar lebih bisa mengenali emosinya, ajak anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Orang tua bisa berperan menjadi teman anak dan mendampinginya apabila mereka belum mau berteman dan menarik diri dari lingkungannya.
3. Perluas Wawasan Anak
Berikan kesempatan kepada anak untuk bisa memperluas wawasannya dengan memberi tahu mereka tentang kondisi yang mungkin mereka hadapi dengan emosinya yang labil. Baik itu hal baik, maupun risiko yang mungkin terjadi kepada anak dan lingkungannya.
4. Bantu Anak untuk Punya Sudut Pandang
Bantu anak untuk bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Ini penting, agar saat menghadapi situasi baru yang belum pernah ditemui atau saat berada dalam situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya, anak tidak membiarkan masalahnya dan bisa mencari solusinya.
5. Menjadi Contoh yang Baik untuk Anak
Menjadi role model yang baik bagi anak selalu menjadi hal yang paling utama untuk dilakukan. Ini karena setiap anak cenderung melakukan apa yang mereka lihat. Apa yang orang tuanya lakukan, itulah yang akan ditiru dan dilakukan anak.
Yuk, jadi orang tua yang sabar dan mau terus belajar agar bijak dalam menghadapi remaja yang emosinya mulai labil.
Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah