Vaksin Merah Putih akan Digunakan sebagai Booster COVID-19

Fimela Reporter diperbarui 04 Sep 2022, 22:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Vaksin karya anak bangsa yang diberi nama Vaksin Merah Putih, diharapkan bisa diproduksi secara massal, sehingga dapat dipergunakan sebagai booster vaksin Covid-19. Jika harapan ini tercapai Indonesia tidak lagi bergantung dengan vaksin Covid-19 dari negara lain. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin saat berdiskusi bersama wartawan beberapa waktu lalu.

Dilansir dari liputan6.com, Senin (29/8/2022), pengembangan Vaksin Merah Putih yang tercepat dilakukan antara Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Sesuai dengan harapan Budi Gunadi di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, jika sudah ada arahan, vaksin merah putih bisa digunakan sebagai booster Covid-19.

Dalam proses pengembangannya, vaksin karya Unair menjadi front runner dengan dimulainya uji klinik fase 3. Kick Off Uji Klinik Vaksin Merah Putih Unair- Biotis Fase 3 sebelumnya sudah dilakukan pada 27 Juni 2022 di di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Setelah selesai uji klinik fase 3 dan memeroleh izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization / (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Vaksin Merah Putih Unair - Biotis dapat segera digunakan

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Inavac dan Indovac

Vaksin karya anak bangsa diharapkan akan segera diproduksi secara massal. (unsplash/maksim goncharenok).

Vaksin Covid-19 dengan platform inactivated virus ini merupakan karya asli dari peneliti dan industri farmasi di Indonesia yang dari awal dikembangkan saat tahap awal pengembangan vaksin baru dengan menggunakan virus SARS-CoV-2 yang diisolasi dari pasien COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Inavac merupakan nama terbaru untuk Vaksin Merah Putih Unair - Biotis yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terdapat pula nama baru, yaitu 'Indovac' yang merupakan vaksin dari BUMN dengan hasil kerja sama bersama dengan BUMN Farmasi, PT Bio Farma dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS).

"Saya sangat bangga sekali untuk produksi vaksin dari dalam negeri. Jadi, namanya 'Indovac' untuk Vaksin BUMN. Yang kedua adalah Vaksin Merah Putih (Unair - Biotis) dengan platform inactivated virus, namanya 'Inavac'. Dua-duanya (nama baru) sudah disetujui oleh Presiden juga saya kira." ucap Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K. Lukito saat konferensi pers

Lokakarya Pemanfaatan Teknologi Pengembangan Obat dan Vaksin COVID-19 untuk Mendukung Pembangunan Ekosistem Kemandirian Obat dan Vaksin Dalam Negeri di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta pada Jumat, 26 Agustus 2022.

3 dari 4 halaman

BPOM belum mengeluarkan izin darurat

Vaksin karya anak bangsa diharapkan akan segera diproduksi secara massal. (unsplash/parang mehta).

Kedua jenis vaksin ini masih dalam proses menunggu EUA dari BPOM. Sebelumnya, izin EUA BPOM ditargetkan keluar tepat di Kemerdekaan RI ke-77 pada 17 Agustus 2022, namun rupanya belum dapat terlaksana. Izin EUA Vaksin Merah Putih Inavac menunggu hasil uji klinik fase 3.

Dari uji klinik fase 1 dan 2, hasilnya menggembirakan. Vaksin Inavac dapat meningkatkan sistem imun. Meski begitu, kelengkapan hasil uji klinik fase 3 tetap diperlukan untuk memeroleh EUA. Ditargetkan pula, September 2022 dapat keluar EUA untuk Vaksin Inavac.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan, Vaksin produksi BUMN sudah hampir selesai registrasi di BPOM dan ditargetkan akan memeroleh izin EUA dari BPOM RI pada awal September 2022 mendatang.

Honesti menerangkan, vaksin Indovac menggunakan platform berbasis rekombinan. Pengembangan vaksin COVID-19 sendiri merupakan hasil kerja sama dengan Baylor University College of Medicine dalam penyediaan seed (15 persen) dan dikembangkan di Bio Farma (85 persen).

4 dari 4 halaman

Vaksin untuk anak

Vaksin karya anak bangsa diharapkan akan segera diproduksi secara massal. (pexels/gustavofring).

Selain akan digunakan untuk vaksin booster. Vaksin Merah Putih Unair-Biotis juga direncanakan akan digunakan untuk vaksin primer dosis 1 dan 2 untuk anak-anak. Menurut peneliti utama Vaksin Merah Putih Unair Dominicus Husada mengatakan Vaksin Merah Putih masih diperlukan uji klinik khusus. Saat ini, anak-anak di bawah 6 tahun belum menerima vaksinasi COVID-19. Pemberian vaksin baru menyasar usia di atas 6 tahun, sedangkan vaksinasi booster ditujukan di atas 18 tahun.

Penny K. Lukito menambahkan bahwa BPOM akan turut mendorong penggunaan Vaksin Merah Putih Unair - Biotis sebagai booster dan vaksin untuk anak-anak. Menurutnya, vaksin yang dikembangkan murni dari virus Sars-CoV-2 dari pasien COVID-19 di Indonesia menggunakan teknologi platform yang aman.

Uji klinik khusus untuk booster dan vaksin anak dilakukan dengan secara hati-hati. Jika hasil dari uji klinik fase 3 Vaksin Merah Putih berhasil dengan baik. Maka pelaksaan uji klinik vaksin untuk booster dan anak-anak dapat segera dilakukan.

Penny ikut memberi tanggapan untuk tidak membandingkan terkait dengan Vaksin Covid-19 BUMN yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine dengan platform subunit protein. Karena vaksin BUMN tidak seperti Vaksin Merah Putih Unair – Biotis.

 

*Penulis: Sri Widyastuti.

#Women For Women