Remaja Perempuan Indonesia Alami Kemiskinan Menstruasi Akibat Kurang Edukasi

Vinsensia Dianawanti diperbarui 29 Agu 2022, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bicara soal menstruasi, perempuan tidak hanya dihadapkan dengan rasa sakit selama masa menstruasi. Melainkan juga akses terhadap kebutuhan esensial.

Menurut data World Bank setidaknya ada 500 juta perempuan di seluruh dunia yang tidak mampu mengakses kebutuhan esensial saat menstruasi yang aman dan higienis, seperti pembalut. Fenomena ini disebut sebagai kemiskinan menstruasi. Tidak hanya itu, para perempuan ini juga tidak memiliki pengetahuan mengenai menstruasi yang memadai.

Ada banyak faktor yang mengakibatkan perempuan bisa mengalami yang disebut sebagai kemiskinan menstruasi. Mulai dari faktor ekonomi hingga adanya stigma seputar menstruasi yang beredar di masyarakat.

Akibatnya, hanya 63% remaja perempuan di Indonesia yang memiliki pengetahuan memadai saat menghadapi menstruasi pertama. 44% di antaranya mengalami rasa takut, terkejut, dan tertekan ketika menstruasi terjadi pertama kali. Bahkan satu dari lima remaja perempuan tidak memahami apa itu menstruasi secara biologis.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Pentingnya edukasi soal menstruasi

Remaja perempuan Indonesia banyak yang mengalami kemiskinan menstruasi, apa itu? (Johnson & Johnson)

Untuk membantu remaja perempuan mentas dari kemiskinan menstruasi, PT Johnson & Johnson Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia menggelar edukasi manajemen kebersihan menstruasi bertajuk "WiSTEM2D Talk: A Girl’s Guide to Menstrual Hygiene”. Pada implementasinya yang kedua, program ini memfasilitasi 200 remaja perempuan di Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Serang, Bandung, Sidoarjo, Denpasar, dan Jayapura untuk dapat meningkatkan wawasan mereka mengenai praktik kesehatan dan kebersihan reproduksi.

Selain itu, mereka juga diedukasi soal cara menangani gangguan psikologis saat mengalami menstruasi. Selain memiliki kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan pakarnya, setiap peserta juga mendapatkan paket perlengkapan kebersihan menstruasi guna mendorong mereka segera mengaplikasikan pembelajaran yang diperoleh.

"Harapannya, edukasi yang diperoleh para remaja perempuan dalam kegiatan ini memberikan kepercayaan diri, sumber daya, dan peluang untuk mencapai keterjangkauan fasilitas kesehatan menstruasi yang higienis serta kesetaraan kualitas kesehatan secara menyeluruh. Kami akan terus bekerja secara kolektif dengan mitra-mitra kami untuk menyuarakan pentingnya penanganan isu kesehatan secara adil demi mewujudkan komunitas dan dunia yang lebih sehat," kata Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia dalam siaran pers yang diterima Fimela.com.

 

3 dari 4 halaman

Dampak terhadap kesehatan dan pendidikan

Selain kesehatan, masalah kemiskinan menstruasi ini juga memberikan dampak negatif pada dunia pendidikan. Di mana dari hasil riset Brunet Institute, 41% remaja perempuan memilih untuk merahasiakan dari orang lain saat sedang menstruasi. Alasannya mereka merasa malu dan takut menghadapi orang lain di sekolah, terutama remaja laki-laki.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan yang menyebabkan satu dari enam remaja perempuan memilih tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih saat mereka sedang menstruasi.

"Namun sayangnya, data tersebut mengindikasikan bahwa kemiskinan menstruasi turut menimbulkan kesenjangan akses remaja perempuan terhadap pendidikan dan kesempatan untuk meraih potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, kami sangat antusias untuk terus bekerja bersama Johnson & Johnson Indonesia dalam menggalakkan edukasi kebersihan menstruasi bagi generasi muda Indonesia," ungkap Natalia Soebagjo, Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Memberikan ruangan yang nyaman bagi remaja

Melalui edukasi ini diharapkan dapat menginspirasi orangtua, guru, dan komponan masyarakat untuk berperan dalam membuka ruang diskusi yang meluruskan stigma negatif tentang menstruasi. Sehingga remaja perempuan bisa lebih aman dan nyaman bertumbuh dengan situasi biologisnya.

WiSTEM2D Talk tahun ini kembali menghadirkan tiga pakar untuk memberikan pemahaman yang komprehensif seputar manajemen kebersihan menstruasi dari perspektif kesehatan dan juga psikologi. Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Dyana Safitri Velies, Sp.OG. (K), M.Kes. menjelaskan proses biologis terjadinya menstruasi dan panduan manajemen kebersihan menstruasi. Sementara itu, Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi. berbagi kiat kepada para remaja perempuan untuk mengelola gangguan psikologis yang muncul selama menstruasi terjadi. Terakhir, Zaskia Paramitha, Brand Manager Clean & Clear® turut memaparkan cara merawat kesehatan kulit, utamanya untuk menangani perubahan yang terjadi saat menstruasi.