5 Cara Sembuhkan Luka Hati setelah Mengalami Ghosting

Endah Wijayanti diperbarui 29 Agu 2022, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Istilah ghosting pastinya tidak asing di telinga kita. Istilah ini mengacu pada sikap seseorang yang tiba-tiba menghilang atau pergi tanpa alasan. Ketika kita menjadi korban ghosting, biasanya kita akan merasa terluka dan menjadi kehilangan kepercayaan diri.

Setelah menjadi korban ghosting butuh waktu untuk memulihkan diri. Untuk bisa kembali bangkit dan kuat melangkah lagi, ada sejumlah upaya yang perlu kita lakukan. Seperti cara-cara berikut ini.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Berhenti Menyakiti Diri Sendiri

ilustrasi perempuan bingung sedih/Kate Kultsevych/Shutterstock

Saat mengalami ghosting, kita bisa merasa minder dan makin insecure. Hal ini bahkan bisa membuat kita makin menyakiti diri sendiri karena merasa diri ini tak berharga. Padahal, saat hati kita sedang terluka, kita perlu memberi perhatian yang lebih banyak pada diri sendiri. Jadi, perbanyak upaya melakukan hal-hal yang bisa membuat diri lebih baik, ya. Kalau memang perlu menangis, izinkan air mata mengalir tapi tak harus makin menenggelamkan diri dalam kesedihan. Sebab masih ada banyak hal indah yang akan menyambutmu di masa depan.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Buat Batasan Baru

ilustrasi sedih/photo created by freepik - www.freepik.com

Dia yang pergi dan menghilang begitu saja tak layak diperjuangkan. Dia memang bukan orang yang tepat untukmu, jadi tak perlu memaksakan diri untuk memperjuangkannya lagi. Buatlah batasan baru atau jaga jaraklah dengan semua hal yang mengingatkanmu tentang sosoknya. Saat sudah bisa membuat batasan baru, kamu bisa lebih mudah fokus memperbaiki lembaran hidupmu yang baru.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Kelola Ekspektasi Pribadi

Ilustrasi Fenomena Ghosting Credit: freepik.com

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa orang-orang growth beliefs, yang meyakini bahwa sebuah hubungan cinta butuh kesabaran dan waktu agar bisa bertahan ternyata lebih rentan mengalami ghosting. Kamu mungkin termasuk orang yang growth beliefs dan mempercayai bahwa hubungan cinta tidak seharusnya dilakukan dengan terburu-buru. Saat kamu mencintai seseorang, kamu punya kesabaran tinggi untuk bisa mencintai lebih dalam. Walau kelemahannya membuatmu jadi rentan mengalami ghosting. Namun, tak perlu berkecil hati. Justru dari pengalaman ghosting, kamu bisa lebih berhati-hati dalam menata hati dan membuat ekspektasi saat menyukai seseorang.

 

5 dari 6 halaman

4. Luruhkan Rasa Kecewa

Ilustrasi Fenomena Ghosting Credit: freepik.com

Mengutip buku Love for Imperfect Things, tidak seperti emosi lainnya, kekecewaan lebih sulit untuk diungkapkan. Jika rasa kecewa dikeluarkan, perasaan itu akan terkesan remeh dan kekanak-kanakan, tapi jika kita terus memendamnya, perasaan itu akan semakin parah. Merasakan kekecewaan adalah hal yang wajar ketika seseorang yang kita perjuangkan malah pergi atau menghilang. Kita perlu menerima ras kecewa itu agar kita tidak menyimpan dendam. Serta, bisa mengalihkan energi dan fokus baru untuk melakukan hal-hal yang lebih bermakna.

6 dari 6 halaman

5. Perkuat Keyakinan Ada Seseorang yang Lebih Tepat Untukmu

(c) Shutterstock

Tetap jaga prasangka baik. Dia yang pergi dan menghilang darimu memang bukan orang yang tepat untukmu. Mempertahankannya hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan. Kini, perkuat lagi keyakinan bahwa ada seseorang yang lebih tepat untukmu, dan dia akan hadir di waktu terindah yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Semoga hatimu segera membaik, ya. Semoga luka yang ada bisa segera sembuh dan tergantikan dengan kekuatan baru untuk bertahan lebih kuat jalani hidup.

#WomenforWomen