Perkembangan Terkini Monkeypox di Indonesia dari Satgas PB IDI Serta Pencegahan Hingga Vaksin

Anisha Saktian Putri diperbarui 26 Agu 2022, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kementrian Kesehataa pada 20 Agustus 2022 telah menginkonfirmasi kasus pertaa monkeypox atau cacar monyet di Indonesia pada pria berusia 27 tahun di DKI Jakarta. Pria tersebut diketahui sempat melakukan perjalanan keluar negeri.

Pria tersebut pun menunjukan gejala deman, pembesaran kelenjar limfe, dan ruam-ruam di muka, telapak tangan, kaki, serta alat genital. Melihat kejadian ini, Ketua Satgas Clades / Monkeypox PB IDI, Dr Hanny Nilasari, SpKK pun menyampaikan perkembang terkini monkeypox per-tanggal 25 Agustus 2022.

Ia menyampaikan data kasus dunia sudah mencapai 46,724. Sedangkan di negara sekitar Indonesia seperti Australia denga 102 kasus, Filipina 4 kasus, Singapura 15 kasus, Thailand 5 kasus. Sedangkan di Indoensia terkonfirmasi 1 orang dan suspek 23 kasus.

"Dari 23 kasus suspek belum dilakukan penyisiran lesi yang menyerupai lesi monkeypox yang klasik. Semoga kasus 23 kasus ini tidak terdeketsi monkeyfox karena gejalanya mirip cacar air atau infeksi kulit akibat bakteri," ujar Hanny dalam konfersi pers virtual bersama IDI, Jumat (26/8).

Hannya juga menyampaikan jika satu orang terkonfirmasi kini masih dalam pantauan ketat Dinas Kesehatan Jakatra Pusat. Menurut Dinkes tersebut, pasien beransur membaik serta masih dilakukan contact tracing.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pencegahan Monkeypox hingga vaksin

ilustrasi vaksin/ BaLL LunLa/Shutterstock

Dr Hanny juga menyampaikan jika Monkeypox ini bisa dicegah dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang bergejala apalagi jika seseorang tersebut telah melakukan perjalanan dari negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet.

Selain itu, bisa melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti rutin cuci tangan dengan sabun, bersihkan benda atau permukaan yang sering digunakan, hingga menjaga asupan gizi yang seimbang.

Tindak lanjut tim satgas Monkeypox sedang berkonsolidasi dan mempersiapkan rekomedasi lanjutan yang berfokus pada tatalaksana indikasi pembirian vaksin dan antivirus.

Hanny menyampaikan ada dua mekanisme pemberian vaksin cacar monyet. Pertama pemberian kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet, dan kedua yakni pemberian vaksinasi pada orang-orang yang sudah berkontak langsung degan pasien cacar monyet. Dan terpenting tenaga kesehatan.

"Karena penularannya harus bersentuhan langsung, maka vaksin diberikan kepada orang-orang yang terindikasi sudah terpapar cacar monyet, dan orang-orang yang sudah berkontak langsung dengan pasien cacar monyet serta nakes yang direkomendasikan mendapat vaksin," paparnya.

#women for women