Seseorang Bisa Punya Sifat Egois Hanya Karena Kurang Tidur, Ini Penelitiannya

Vinsensia Dianawanti diperbarui 02 Sep 2022, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa seorang teman atau pasangan yang memiliki sifat baik dan penyabar bisa tiba-tiba berubah menjadi sifat egois dan menyebalkan? Tidak melulu perilaku egois yang muncul secara tiba-tiba hanya adanya perilaku yang terpendam.

Bisa jadi perilaku atau sifat egois seseorang yang muncul secara tiba-tiba bisa terjadi hanya karena kurang tidur.

Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Biology di University of California melihat adanya efek egois dari analisa perubahan aktivitas saraf dan perilaku serta menemukan hal tersebut lazim bahkan setelah sedikit kurang tidur.

Menurut ilmuwan Eti Ben Simon dan Matthew Walker yang merupakan seorang profesor ilmu saraf dan psikologi di UC Berkeley mengatakan adanya temuan yang paling mengejutkan. Di mana seseorang yang kurang tidur satu jam sudah mampu memengaruhi pilihan untuk membantu orang lain.

"Ketika orang kehilangan satu jam tidur, ada pukulan yang jelas pada kebaikan manusiawi bawaan kita dan motivasi kita untuk membantu orang lain yang membutuhkan," kata Ben.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Kata penelitian

ilustrasi kurang tidur menyebabkan pusing/pexels

Dalam studi lainnya, para penelitian menggunaan pencitraan resonansi magnetik fungsional untuk melihat aktivitas otak 24 orang setelah delapan jam tidur dan setelah semalaman tidak tidur. Hasilnya, jaringan saraf pada area otak yang terkait dari teori pikiran terlihat kurang aktif setelah kurang tidur.

Teori pikiran sendiri merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan kebutuhan, keadaan, dan emosi orang lain yan biasanya berkembang apda anak usia dini dengan sosialisasi.

Sementara di studi ketiga, para peneliti menemukan bahwa kualitas tidur lebih penting daripada kuantitas tidur perihal mengukur keegoisan. Padahal kuantitas dan kualitas tidur keduanya biasanya dapat memengaruhi perilaku emosional, bukan salah satu di antaranya.

"Temuan ini dapat menunjukkan bahwa begitu durasi tidur meningkat di atas jumlah nominal dasar, maka tampaknya kualitas tidur itulah yang paling penting untuk membantu dan mendukung keinginan kita untuk membantu orang lain," jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Kurang tidur di hari kerja

Lebih dari setengah populasi di negara maju merasa kurang tidur di hari kerja. Penelitian ekstensi menunjukkan adanya hubungan dengan gangguan kesehatan mental akibat kurang tidur, seperti kecemasan dan depresi. Bisa disertai dengan penyakit fisik, seperti diabetes dan obesitas.

Dengan adanya bukti ilmiah yang menunjukkan adanya dampak negatif terhadap perilaku sosial bisa memiliki konsekuensi bagi masyarakat saat ini. Para peneliti berharap penelitian ini dapat memungkinkan masyarakat bisa mendapatkan kembali kualitas tidurnya di malam hari dengan nyenyak tanpa merasa malu akan stigma kemalasan.

 

4 dari 4 halaman

Waktu tidur yang dibutuhkan

"(Kurang tidur) secara radikal mengubah bagaimana kita sebagai makhluk sosial, emosional, yang dapat Anda katakan adalah inti dari interaksi manusia dan apa artinya menjalani kehidupan manusia yang bermakna dan memuaskan," kata Walker.

Istilah kurang tidur sendiri mengacu pada waktu tidur yang didapat kurang dari jumlah tidur yang dibutuhkan, mengutip dari Sleep Foundation. Di mana orang dewasa membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam tidur permalam. Sementara anak-anak remaja membutuhkan jam tidur malam lebih banyak.