Cara Mengenalkan Pendidikan Seks Pada Anak Sedari Dini Sesuai Usianya

Fimela Reporter diperbarui 02 Okt 2024, 13:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagi sebagian orang di Indonesia, pendidikan seksual masih terdengar sangat tabu. Banyak orangtua masih bingung membicarakan seks kepada anak-anaknya. Antara tabu, malu dan takut salah bicara, mereka seringkali menyembunyikan pengetahuan tersebut hingga anak-anaknya beranjak dewasa. Sebaliknya banyak orangtua yang malah bertindak dengan melarang anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama.

Padahal topik mengenai pendidikan seksual sangat penting untuk diajarkan dan diperbincangkan agar anak lebih paham dan mengerti tentang hal tersebut. Pendidikan seksual akan jauh lebih baik jika dikenalkaln oleh para guru dan orangtua. Dibandingkan dari media digital yang saat ini sering menggiring anak-anak kita ke hal-hal negatif, seperti video porno Hal itu dinilai negatif oleh para ahli karena cukup mengganggu perkembangan mental anak-anak.

Karena di luar dari kontrol tujuan edukasi, mereka bisa salah pemahaman. Menurut para ahli, baiknya pengetahuan tentang seks dan alat kelamin sudah dimulai sejak dini karena banyak manfaat yang bisa didapatkan. Namun untuk bisa menyampaikannya, orangtua harus paham terlebih dahulu bagaimana cara menyampaikannya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berikut ini adalah cara terbaik dalam menyampaikan edukasi seputar seks tersebut

Edukasi seks masih terdengar tabu bagi masyarakat Indonesia, sehingga banyak orang tua yang masih bingung membicarakan seks kepada anak-anaknya. / Copyright shutterstock.com/g/feketa

Dilansir dari beberapa sumber, terdapat tahapan dalam penyampaian tergantung umur sang anak.

1. Baru lahir sampai umur dua tahun

Anak balita di usia ini, orangtua cukup mengajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara seksualitas atau jenis kelamin. Bisa dimulai dengan memberikan sebutan alat kelamin yang mudah diingat. Saat memberi penjelasan tidak ada larangan untuk penggunaan kata-kata seperti penis dan vagina, terutama ketika mengalami luka atau isu kesehatan lainnya.

Saat anak memasuki umur dua tahun, ada saatnya anak suka memegang alat kelaminnya. Sebagai orangtua waktu itu adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang kelamin mereka bahwa itu normal. Bahkan orang dewasa pun juga terkadang melakukan hal tersebut di kamar mereka namun tidak di tempat umum.

2. Anak umur 2 sampai 5 tahun

Anak di usia ini sudah mulai pandai berbicara dan merespons pembicaraan. Orangtua dapat memberi pengajaran tentang batasan dan apa yang boleh disentuh harus sudah mulai diterapkan. Ini krusial untuk mengajarkan anak-anak meminta izin dahulu jika mereka mau memegang yang lain. Itu karena di fase umur ini, anak-anak sudah mulai penasaran dengan tubuh orang atau anak lain.

Orangtua juga bisa menginfokan ke mereka tentang kapan waktu yang tepat untuk boleh telanjang dan tidak. Membangun mental mereka untuk berani mengatakan tentang tubuhnya juga bisa membuat mereka lebih terjamin keamanannya.

3 dari 3 halaman

3. Anak umur 6 sampai 8 tahun

Edukasi seks masih terdengar tabu bagi masyarakat Indonesia, sehingga banyak orang tua yang masih bingung membicarakan seks kepada anak-anaknya. / Copyright: pexels.com

Orangtua bisa mulai mengajarkan secara sederhana tentang fungsi organ reproduksi anak seperti sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki. Beberapa dari mereka bahkan akan bertanya tentang hubungan seks yang mereka dengar dengan bahasa-bahasa yang diucapkan oleh orang-orang dewasa. Orang tua bisa dengan baik mengajarkannya kepada anak dan mendidiknya agar mereka tidak kemudian memiliki perasaan untuk mencoba sebelum waktunya.

4. Anak umur 9 sampai 12 tahun

Anak-anak akan mulai menyukai lawan jenis dan tumbuh tanda-tanda pubertas di organ tubuh mereka. Fenomena menstruasi dan mimpi basah juga akan menjadi bahan pembicaraan. Jelaskan kepada mereka bahwa itu adalah tanda-tanda kedewasaan yang normal. Berhati-hatilah dengan mereka, karena anak-anak sudah mulai memasuki fase remaja, yang mana itu penuh dengan kondisi emosional disebabkan dampak perubahan sosial dan perubahan tubuh, terutama untuk anak wanita. Mengetahui bagaimana pandangan serta perasaan mereka terkait hal ini dan juga mendukung untuk pilihan yang diambil merupakan jalan terbaik.

5. Anak umur 13-18 tahun

Terdapat banyak manfaat ketika orang tua sudah mengajarkan tentang pendidikan seks sejak masih kecil. Anak akan jauh lebih terbuka akan masalah tersebut dan tidak malu dalam menanyakan masalah seputar seks. Namun jika tidak, para remaja akan tertutup dan enggan membicarakan masalah tersebut. Orangtua bisa mengajarkan mereka untuk selalu bisa menjaga dan mengontrol diri dari segala pergaulan.

Pembicaraan seputar kesehatan juga mulai penting. Penggunaan kondom, obat, hingga alkohol bisa sangat bermanfaat mengingat mereka sudah mulai menjalani hubungan kedekatan sosial yang lebih luas. Mengajarkan edukasi seks sejak dini sangatlah penting. Jangan sampai hal tersebut disembunyikan dari mereka, karena sebenarnya hal tersebut merupakan bekal ilmu mereka untuk ke depan.

 

Penulis: Sri Widyastuti

#Women For Women