Pertunjukan Teater Under the Volcano yang Terinspirasi dari Syair Lampung Karam Siap Ditampilkan

Fimela Reporter diperbarui 26 Agu 2022, 21:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bumi Punarti Indonesia dan Ciputra Artpreneur yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dengan bangga mempersembahkan pertunjukan teater berkelas internasional yakni Under the Volcano. Under the Volcano merupakan pertunjukan hasil kolaborasi antara Bumi Purnati Indonesia dan Komunitas Seni Hitam Putih Sumatera Barat yang dapat disaksikan pada Sabtu, 27 Agustus 2022 pukul 16.00 & 20.00 WIB di CiputraArtpreneur Theater. 

Direktur Artistik Bumi Punarti, Restu Kusuma Ningrum mengungkapkan bahwa ini bukanlah kali pertama Under the Volcano ditampilkan. Sebelumnya, pertunjukan ini pernah dihadirkan untuk pertama kalinya di Beijing, Tiongkok pada 7 dan 8 November 2014. Under the Volcano juga pernah ditampilkan pada perhelatan budaya besar yakni Borobudur Writers & Cultural Festivals (BWCF) pada 2018 di Magelang, Jawa Tengah.

Menurut rilis yang diterima oleh tim Fimela.com, pertunjukan yang akan ditampilkan pada 27 Agustus 2022 nanti merupakan pertunjukan keempat Under the Volcano. Restu berharap pertunjukan ini dapat memperoleh apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni serta memperkenalkan syair-syair lampau dan juga dapat memperkenalkan budaya Indonesia kepada generasi muda. 

2 dari 3 halaman

Terinspirasi dari Syair Lampung Karam

Pertunjukan berkelas teater Internasional, Under The Volcano siap ditampilkan. (Dok/Ciputra Artpreneur).

Pementasan yang disutradarai oleh Yusril Katil ini merupakan sebuah karya yang mengangkat tema bencana alam, terinspirasi dari “Syair Lampung Karam” karya Muhammad Saleh yang ditulis pada 1883. Komunitas Seni Hitam Putih yang berasal dari Padang Panjang melihat apa yang digambarkan oleh Muhammad Saleh dalam syairnya, sangat relevan dengan situasi di kampung halaman mereka yang harus selalu waspada terhadap bencana alam karena kontur geografis yang dikelilingi gunung berapi.

Letak geografis negara Indonesia yang berada di lintasan Ring of Fire juga menjadi konteks dalam pertunjukan Under the Volcano. Pertunjukan ini juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap bencana alam yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, mengingat rentannya lokasi geografis Indonesia.

Nuansa Minangkabau yang dinamis dan melankolis dapat sangat dirasakan dalam karya yang dimainkan oleh Komunitas Seni Hitam Putih dan Jajang C. Noer, dikomposeri oleh Elizar Koto dengan dramaturgi Rhoda Grauer ini. Pertunjukan ini menyampaikan pesan universal bahwa, "Jika hari ini adalah tahun 1883, untuk bertahan hidup dari bencana alam seseorang harusbergantung pada bantuan orang lain."

3 dari 3 halaman

Detail Pertunjukan Under the Volcano

Pertunjukan berkelas teater Internasional, Under The Volcano siap ditampilkan. (Dok/Ciputra Artpreneur).

Under the Volcano dibagi menjadi enam bagian dan dinarasikan dengan dua bahasa, yakni Melayu dan Minangkabau. Pertunjukan ini diperkuat dengan elemen silat, tarian, musik, dan efek visual yang menakjubkan. Musik dan tarian didasarkan pada bentuk-bentuk tradisional Melayu yang digubah untuk mencerminkan berlalunya waktu, berdampingan dengan komposisi musik dan tarian kontemporer.

Pertunjukan ini berdurasi 80 menit yang dimulai dengan cerita awal sebelum terjadinya bencana. Cerita awal ini menggambarkan suasana kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis. Sampai tiba-tiba gempa datang yang disusul dengan ledakan gunung berapi serta tsunami. Masyarakat penghuni lereng yang panik pun berlarian untuk menyelamatkan diri. 

Saat bencana letusan gunung mereda, timbulah masalah baru bagi masyarakat dalam hal sandang, pangan, dan papan. Hal tersebut mengakibatkan trauma dan kemiskinan. Sedikit demi sedikit masyarakat membangun kembali rumah dan desa dengan bantuan banyak orang. Akhirnya kehidupan kembali normal dan damai. 

Memiliki alur cerita yang menarik serta sarat dan pesan-pesan kemanusiaan, pertunjukan ini menjadi salah satu pertunjukan yang luar biasa memanjakan mata. Pertunjukan ini diharapkan dapat menjadi sajian menarik di akhir pekan untuk para penikmat seni.

“Bakti Budaya Djarum Foundation senantiasa berkomitmen dalam menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keberagaman budaya tanah air dalam situasi apapun. Salah satunya melalui dukungan kami terhadap beragam pementasan atau pertunjukan yang kental dengan kebudayaan Indonesia, seperti pementasan Under the Volcano. Selain menampilkan dan memperkenalkan budaya Minangkabau yang dikemas dengan sangat baik dan menarik, lakon Under the Volcano ini juga mengenalkan para penikmat seni dengan syair-syair lampau yang kaya akan nilai sejarah. Semoga lakon ini dapat menghibur dan menambah wawasan para penikmat seni, terutama generasi muda,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women