Apakah Cacar Monyet Dapat Sembuh Sendiri?

Fimela Reporter diperbarui 30 Agu 2022, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Cacar monyet adalah infeksi virus yang bisa dikenali dengan timbulnya bintil bernanah di kulit. Infeksi monkeypox atau cacar monyet biasa ditemukan di Afrika Barat dan Tengah. Namun belakangan, kasus penyakit ini juga teridentifikasi di beberapa negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, dan Portugal.

Cacar monyet sendiri adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya primata dan hewan pengerat, seperti monyet, tikus, dan tupai yang terinfeksi. Meski dapat menyebabkan gejala yang parah, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Dikutip dari laman liputan6.com, Senin (22/8/2022), Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan secara umum pasien yang terinfeksi cacar monyet bisa sembuh sendiri. Gejala yang ditimbulkan pun cenderung lebih ringan asalkan tidak memiliki penyakit penyerta.

"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, agar kita tenang, malah kalau kita bandingkan dengan COVID-19 jauh, ya, COVID-19 ini sangat jauh beratnya, untuk itu kita tenang dengan maksud bahwa sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri, self limiting disease," kata Syahril.

What's On Fimela
Kasus cacar monyet saat ini sedang menjadi berita hangat di dalam negeri maupun luar negeri (Foto: Pexels)

Sementara itu bagi pasien yang memiliki komorbid serta penyakit gangguan imun tubuh memang perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan. Berdasarkan laporan kasus cacar monyet di dunia, jumlah pasien meninggal sangat kecil hanya sekitar satu persen dari seluruh penderita.

"Dari data laporan dunia, dari 39.700 ada 400 yang meninggal, itu sekitar 1 persen. Jadi, kecil sekali, jauh dibandingkan dengan COVID yang sampai kadang-kadang 10 persen sampai 15 persen ya, tinggi sekali," katanya.

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia yang terkonfirmasi Jumat, 19 Agustus 2022 saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah. Ia mengalami gejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Syahril mengatakan, ruang isolasi cacar monyet berbeda dengan COVID-19 yang perlu ruang isolasi bertekanan negatif.

"Ruang isolasi-nya itu berbeda, walaupun sama-sama ruang isolasi, kalau ruang isolasi COVID itu dengan tekanan negatif, tapi kalau untuk cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi yang bertekanan negatif," katanya dalam konferensi pers Sabtu, 20 Agustus 2022.

2 dari 3 halaman

Gejala awal pasien cacar monyet

Kasus cacar monyet saat ini sedang menjadi berita hangat di dalam negeri maupun luar negeri (Foto: Freepik)

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia meraskan gejala usai pulang dari perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis. Ia tiba di Indonesia pada 8 Agustu 2022, beberapa hari kemudian merasakan demam. Lalu, diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

Mengutip laman Kemenkes, pada kasus cacar monyet, ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam monkeypox terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius.

3 dari 3 halaman

Hindari Salaman, Apalagi Pelukan dengan Pasien Cacar Monyet

Kasus cacar monyet saat ini sedang menjadi berita hangat di dalam negeri maupun luar negeri (Foto: Pexels)

Syahril mengatakan bahwa penularan cacar monyet lewat kontak erat. Masyarakat diminta untuk menghindari bersalaman hingga saling pelukan kepada seseorang yang terkonfirmasi positif penyakit tersebut. Upaya ini dihindari juga terhadap seseorang yang mengalami gejala atau diduga tertular cacar monyet.

Maka dari itu Syahril meminta masyarakat untuk menghindari kontak langsung seperti bersalaman dan pelukan kepada seseorang yang positif cacar monyet. Tujuannnya, mencegah penularan virus cacar monyet antar manusia.

"Karena penularan penyakit ini utama sekali melalui kontak langsung kepada penderita. Kontak langsung maksudnya, bisa dengan bersalaman, berpelukan atau mungkin tidur bersama. Kemudian kontak kepada benda-benda atau barang-barang di sekitar pasien, umpamanya selimut, handuk dan lainnya," pesannya.

"Kita harus menghindari itu semua. Masyarakat juga harus paham, apabila ada teman, saudara kita atau masyarakat yang punya gejala monkeypox, kita harus menghindari kontak langsung kepada yang bersangkutan."

 

Penulis: Sri Widyastuti

#Women For Women