Batang Otak Kena Penyakit Langka, Sarwendah Dilema saat Tahu Akibatnya Kalau Jalani Operasi

Biasanya, Sarwendah mengalami sakit kepala yang berkepanjangan akibat dari penyakit langka yang diderita. Namun, ternyata ada beberapa bagian tubuh yang juga terganggu selain bagian kepalanya sebagaimana yang disebutkan Sarwendah.

"Karena batang otak kita keseimbangannya di situ, mungkin matanya akan miring sebelah, berdiri juga nggak bisa lurus, dengar pun mungkin nggak bsa," jelasnya.

Memang, diakui oleh Sarwedndah bahwa sakit kepala yang berkelanjutan merupakan salah satu gejala yang dirasakannya sebelum akhirnya tahu bahwa ada kista di batang otaknya. Hal ini enurutnya sangat mengganggunya.

"Disini pusing banget. Perginya kayak jaelangkung, nggak dijemput nggak diantar. Jadi, kayak tiba-tiba pusing dan tiba-tiba hilang sendiri nonstop seharian dan itu mengganggu banget," ucapnya.

Namun, untuk sekarang ini Sarwendah belum bisa melakukan tindakan medis apapun. Karena untuk beberapa bulan ke depan, tim dokter masih akan melakukan observasi tentang penyakit langkanya itu.

Menurut dokter, dirinya harus menhalani perawatan dan observasi terlebih dahulu. Jadi, dirinya belum bisa melakukan tindakan apapun atas perintah dari dokter yang menanganinya. Observasi tersebut dilakukan untuk melihat perkembangan kista di batang otak tersebut.

"Ini baru satu bulan. Kata dokter baru observasi dulu. Jadi, tiga sampai enam bulan kemudian baru cek lagi apakah itu membesar atau dia disitu saja dan tidak mengganggu, tidak membesar ya diemin saja," tuturnya.

Sementara itu, ketika ada pilihan operasi pun Sarwendah harus berpikir dua kali. Pasalnya, ada resiko yang harus ditanggungnya ketika melakukan operasi di bagian vital tubuhnya tersebut. Sarwendah memiliki peluang berhasil dan gagal dengan persentase yang sama, yakni 50-50.

“Masalahnya, kalau tindakan di batang otak itu, kemungkinan adalah 50:50. Mungkin kalau orang operasi usus buntu, sudah pasti operasi aman," lanjutnya.

Sarwendah pun merinci bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi apabila ia melakukan operasi. “Kemungkinan 50:50 itu artinya, satu, bisa mungkin bisa meninggal, satu lagi mungkin bisa cacat. Yang satu bisa sembuh,” papar Sarwendah.

Walaupun Sarwendah tampak tegar dan tabah dalam menghadapi penyakitnya, akan tetapi dirinya mengaku jika kehadiran kista di dalam otaknya membuat dirinya sedih. Apalagi sang suami, Ruben Onsu juga sedang sakit.

Namun, ia mencoba mengambil sisi positif. Perempuan 32 tahun itu tetap percaya bahwa ia dan sang suami merupakan orang terpilih untuk menjalani cobaan atas penyakit tersebut.

"Dibilang sedih, ya sedih. Mungkin kita orang-orang yang berbeda, karena kan ini bukan sesuatu yang keluar. Batuk pilek yang semua orang bisa kena. Mungkin ini sesuatu yang memang sudah dipilih, emang udah jalannya," paparnya.