Fimela.com, Jakarta Saat sedang marah biasanya kita akan merasakan luapan emosi yang tidak nyaman. Biasanya kita akan langsung menyalahkan orang atau situasi yang kita anggap sebagai penyebab rasa marah yang kita rasakan. Mengelola rasa marah tidak selalu mudah tetapi jangan sampai kita makin stres kalau kita tak bisa meredakan rasa marah dengan baik.
Ada banyak cara yang bisa dicoba untuk redakan rasa marah. Berikut ini lima strategi sederhana atau "pertolongan pertama" yang bisa dicoba untuk bantu redakan rasa marah. Selengkapnya, langsung simak uraiannya di bawah ini.
What's On Fimela
powered by
1. Membasuh Wajah dengan Air
Saat kita merasa marah dan rasanya kesal luar biasa, kita bisa coba untuk membasuh wajah dengan air dingin. Aliran air dingin yang membasahi wajah bisa bantu rilekskan otot-otot wajah kita. Saat suhu tubuh lebih dingin, kita bisa lebih mudah menjernihkan pikiran dan tidak bertindak gegabah saat marah.
2. Biarkan Rasa Marah Mengendap Lebih Dulu
Saat marah, coba untuk atur napas lebih dalam lagi. Tarik dan embuskan napas perlahan lebih dulu. Mengutip buku The Things You Can See Only when You Slow Down, janganlah melawan emosi negatif kita. Amati dan bertemanlah dengannya. Haemin Sunim dalam bukunya tersebut mengibaratkan emosi negatif yang kuat itu seperti lumpur yang mengotori akuarium. Agar kita bisa melihat ikan di dalam akuarium dengan jelas, kita perlu membiarkan lumpur mengendap dulu di dasar akuarium. Supaya lumpur mengendap, kita tak bisa memasukkan tangan kita ke dalam akuarium tersebut. Jadi, kita perlu menunggu agar lumpurnya mengendap sendiri.
3. Hempaskan Rasa Tidak Nyaman
Ketika rasa marah membuat diri kita terasa berat seakan ada yang mengganjal di dalam diri, kita bisa coba keluarkan energi kita. Misalnya, memukul bantal atau berteriak kencang. Yang penting jangan sampai melukai diri sendiri. Lakukan hal yang bisa bantu keluarkan energi dan rasa tidak nyaman di dalam diri untuk redakan rasa marah.
4. Gunakan Nada Bicara yang Lebih Pelan
Orang pemarah biasanya memiliki nada bicara yang tinggi. Saat kita marah dan menggunakan nada bicara tinggi pada orang yang ada di dekat kita, maka dia pun bisa ikut marah, dan ini dapat memperburuk suasana. Melansir laman Pyschology Today, orang cenderung saling menyesuaikan volume, kecepatan, dan nada suara. Agar situasi tidak makin memburuk, kita bisa coba upayakan untuk menggunakan nada bicara yang lebih pelan saat marah untuk bantu tenangkan diri sekaligus mencegah situasi memburuk.
5. Lapangkan Hati
Marah-marah, komplain, atau mengeluh berkepanjangan takkan memperbaiki keadaan. Jadi untuk kenyataan hidup yang tak bisa kita ubah atau hindari, kita perlu menerimanya dengan lapang dada. Melapangkan hati menerima hal yang tak bisa kita ubah akan memudahkan kita untuk bisa lebih fokus memperbaiki dan mengupayakan hal-hal yang masih bisa kita buat lebih baik lagi.
Kemampuan mengelola emosi yang lebih baik memang butuh proses dan waktu tersendiri. Semoga ke depannya kita bisa menjalani hidup dengan lebih nyaman.
#WomenforWomen