Fimela.com, Jakarta Dunia fashion kembali berduka dengan meninggalnya seorang desainer dunia. Perancang busana asal Jepang, Issey Miyake, menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (5/8/2022). Issey Miyake dikabarkan meninggal dunia di usia 84 tahun.
Kabar meninggalnya Issey Miyake baru diberitakan pada hari ini akibat penyakit kanker hati. Namun menurut kantor berita Kyodo, tidak ada detail lebih lanjut tentang kabar kematian sang desainer.
Nama Issey Miyake tidak bisa lepas dari perkembangan fashion dan ekonomi Jepang. Bahkan ia selalu menjadi buah bibir sejak 1980an karena kepraktisannya.
Isse Miyake sendiri pernah menyebut dirinya ingin menjadi penari atau atlet sebelum membaca majalah mode milik saudara perempuannya, yang berujung mengubah arah hidup Miyake untuk menjadi desainer.
Lahir di Hiroshima
Miyake lahir di Hiroshima dan memiliki banyak pengalaman tak terlupakan. Salah satunya adalah jatuhnya bom atom saat ia berusia tujuh tahun di kota saat dia berada di ruang kelas. Ia enggan membicarakan peristiwa itu di kemudian hati.
Pada 2009, New York Times menulis Barack Obama mengunjungi kota itu dan mengatakan ia tidak ingin dicap sebagai desainer yang selama dari bom.
"Ketika saya menutup mata, saya masih melihat hal-hal yang tidak boleh dialami oleh siapa pun," kata Isse Miyake mengutip dari Reuters. Ia menambahkan ibunya meninggal setelah tiga tahun akibat paparan radiasi.
Perjalanan karier Miyake sebagai desainer
Perjalanan Issey Miyake di dunia fashion berawal dari belajar desain grafis di universitas seni di Tokyo. Kemudian dia belajar desain pakaian di Paris sekaligus bekerja dengan perancang busana terkenal Guy Laroche dan Hubert de Givenchy sebelum akhir ke New York.
Pada 1970, Miyake kembali ke Tokyo dan mendirikan Miyake Design Studio. Di akhir 1980an, ia mengembangkan cara baru untuk melipat dengan membungkus kain di antara lapisan kertas dan memasukannya ke dalam mesin press panas, dengan pakaian yang mempertahankan bentuk lipatannya.
Diuji untuk kebebasan bergerak para penari, desain ini mengarah pada pengembangan garis signature "Pleate, please". Miyake mulai mengembangkan lebih banyak lini mode untuk pria dan wanita hingga tas, jam tangan, dan wewangian.
Pensiun dan fokus penelitian
Miyake resmi pensiun pada 1997 dan mengabdikan dirinya untuk penelitian. Pada 2016, Miyake pernah ditanya apa yang ia pikirkan tentang tantangan yang dihadapi desainer masa depan. Jawabannya bahwa orang cenderung mengonsumsi lebih sedikit.
"Kami mungkin harus melalui proses penipisan. Ini penting," katanya seperti dikutip dari Guardian.
Ia menyebut bahwa pekerjaan mendesain adalah membuat sesuatu yang berfungsi dalam kehidupan nyata.
Selamat jalan, Issey Miyake! Terima kasih telah memberikan kontribusi dinamis lewat koleksi pleats.